ARES 40

1.1K 77 3
                                    

Pagi itu dan di saat orang-orang sudah mulai disibukkan dengan kegiatan di dapur, Barra, dia menuruni anak tangga sambil menggerutu tidak jelas, bibirnya komat-kamit. “Pa! Ma!“ seru Barra terlihat marah. Disana juga ada Keanu, persis di samping Barra. “Lain kali tolong jangan biarin makhluk kek Keanu ini nginep di rumah kita pa ma. Barra nggak suka.“ ucap Barra berapi-api.

“Ini masih pagi Barra~ Masa kamu dateng-dateng malah marah-marah kek gitu sih sama mama sama papa?“ seru sang ibu. Barra tidak mau tau. Keanu harus segera dimusnahkan. “Intinya Barra nggak mau ada Keanu di rumah ini ma pa.“ ucap Barra tetap teguh pada pendirian. “Ngomong itu yang sopan dong Bar~ Kamu lebih tua dari Keanu loh? Masa ngomongnya ketus gitu?“ seru Bahran menegur.

“Papa sama mama tau nggak? Tadi malem Keanu itu udah nusuk pantat Barra berkali-kali ma pa!“ ucap Barra. Kontan Keanu pun membelalakkan mata tidak percaya. Barra bodoh, untuk apa dia berkata seperti itu di hadapan ayah dan ibu sendiri? Keanu menepuk jidat sambil tersenyum dipaksakan.

Bahran dan Dahlia melongo setelah mendengar Barra berkata seperti itu. “Kamu lagi ngigo, Bar? Ato gimana?“ tanya Bahran. Barra ini memang dasar dia suka sekali mengada-ada, batin Bahran. “Heh,“ Barra mendengus. “Barra beneran pa. Barra nggak bohong. Keanu udah nusuk pantat Barra pake itu dia. Nih, liat leher Barra? Ini juga ulah Keanu pa. Ya, papa bayangin lah kalo Keanu nginep disini mulu. Nasib Barra gimana, pa ma?“

Bahran dan Dahlia pun saling bertatapan. Ini serius? Bukan bercandaan belaka? Keanu sudah membobol Barra? Jadi, ini maksudnya bagaimana?, batin Bahran seolah belum bisa mencerna situasi ini. “Bener itu Keanu?“ tanya Bahran pada akhirnya. Keanu menatap Barra sebentar. Lihat bagaimana Barra tersenyum licik merasa menang atas Keanu. Yah, meskipun cara yang dia gunakan bisa dibilang amat sangat ekstrim.

Keanu menggaruk lehernya yang tidak gatal. Ini sungguh di luar dugaan kalau Barra seberani itu mengakui semua ini sekaligus mempermalukan Keanu. Hah, dasar Barra bodoh, batin Keanu. “Uhm.. I-iya om tante..“ cicit Keanu pelan. Bahran dan Dahlia menelan ludah susah payah. Ini seperti Bahran dan Dahlia berada di suatu tempat yang tidak seharusnya. “Papa mau berangkat kerja dulu Barra,“ ucap Bahran. “Tunggu mama pa, mama sekalian mau ke butik juga,“ seru Dahlia.

“Loh loh? Mama sama papa mau kemana?“ tanya Barra saat melihat Bahran dan Dahlia ingin pergi begitu saja. “Kerja lah Barra, trus mau kemana lagi?“ sahut Bahran. “Mama mau kemana juga? Kok barengan gitu sih? Sarapan juga belom?“ cerca Barra. “Err.. Ini buat nanti makan siang aja Barra, nggak papa. Mama buru-buru maaf ya. Ayok pa cepetan,“ ucap Dahlia.

Situasi macam apa ini? Kenapa semua orang terlihat menghindar? Apakah Barra salah telah mengatakan itu semua? Bukankah disini Keanu lah yang salah? “Argh,“ gumam Barra mengacak-acak rambutnya gusar. Ia pun langsung memicingkan mata pada Keanu. Keanu? Dia acuh saja membuang muka seolah tidak tau apa-apa.

Deon dan Edgar tidur bersama hampir tanpa mengenakan apapun, karna tadi malam keduanya sama-sama basah kuyup gara-gara hujan deras yang mengguyur. Suara sering telepon milik Edgar terdengar. Edgar pun membuka mata perlahan dan melihat Deon masih tertidur pulas dengan lengannya yang dijadikan sebagai bantal.

Edgar tarik tangannya perlahan supaya tidak membangunkan Deon. Lalu, ia angkat telepon tersebut, dari Darren. “Maaf, tuan, saya baru angkat.“ ucap Edgar merasa bersalah karna lama sekali baru mengangkat telepon dari tuannya. “Kamu dimana?“ tanya Darren langsung tanpa berbasa-basi.

“Di hotel tuan,“ sahut Edgar. “Tolong kamu atur pertemuan saya hari ini dengan Rakha.“ ucap Darren. “Baik tuan,“ sahut Edgar. Sambungan telepon pun terputus. Edgar membersihkan diri sebentar. Tadi, dia sudah meminta kepada pihak hotel untuk membawakan stelan jas terbaik. Edgar pun berganti pakaian. Ya, Edgar nampak gagah sekali mengenakan stelan jas mahal itu. Terlihat pas dengan ukuran tubuhnya.

Ares [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang