Uh, benda panjang itu menghujam terlalu dalam. Diremasnya sprain kasur itu sampai tidak beraturan. Menahan semua perih sekaligus kenikmatan tiada tara ini. Nafasnya mulai naik turun tidak beraturan. Pusing itu sudah pasti. “Raaakkhaaahhhh,“ inilah saat yang membuat Rakha paling bahagia. Ares meneriaki namanya saat miliknya terus-menerus menggempur lubang itu.
Dalam hati Rakha bangga memiliki adik sepanjang ini. Warna boleh kehitam-hitaman. Tapi, dengan ukuran yang bisa dibilang sangat panjang ini pasti mampu memuaskan pasangan sampai ke langit ke tujuh. Lama sekali Rakha menggempur lubang itu tanpa henti dengan posisi Ares yang menungging dan kaki yang dibuka agak lebar.
Lubang itu berkedut saat Rakha menarik miliknya keluar. Lubang itu kemerah-merahan dan Rakha menyukai itu. Setelah itu ia benamkan wajahnya disana menjilati dalam-dalam lubang itu membuat tubuh Ares menggelinjang hebat. Tangan Ares pun tidak tinggal diam. Ia memanjakan miliknya sendiri sampai menegang sempurna.
Ares memutar kepala ke belakang. Ia dan Rakha berciuman sembari Rakha obrak-abrik lubang itu dengan tiga sampai empat jari tangannya. “Mahhssss sakiihht mahssss ssstttt,“ gumam Ares. Ciuman itu pun terlepas diiringi linangan air mata. Air mata cinta ini, Rakha tidak akan pernah lupa, air mata yang menetes saat penyatuan keduanya.
“MAAAHHHSSS UKH UKH KEUUUH AAAHHHH PERIHHH MAHHHSSS AHH UDAH UDAH UDAH UMPPHHH.“ Ares berteriak dengan suara lantang, saat Rakha memajumundurkan pingggulnya dengan tempo yang amat sangat cepat. Oh tuhan, lubang Ares terasa disayat-sayat. Ares menangis menahan rasa sakit dan perih ini.
Lemas, lelah, perih, sakit, dan nyeri, semuanya menjadi satu. Lengkap sudah apa yang Ares rasakan. Kini posisi Ares telentang. Jujur saja rasa sakitnya bukan main meskipun akhirnya akan terasa nikmat jua. “Sebut nama mas sayang Areehhhsss aaaahhhh,“ gumam Rakha semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya maju mundur.
Ares menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ya, sensasi ini, Ares tidak kuasa menahannya. Sprai putih itu pun tidak hanya berantakan sampai tidak berbentuk lagi. Juga meninggalkan banyak bekas cairan putih kenikmatan itu serta sedikit noda darah. Uh, tentu saja Ares sedikit berdarah, lubang itu sempit sekali, dan Rakha juga harus mendorong pinggulnya sekuat tenaga.
“AH AH AH AH AH RAKHHAAAAAHH AH AH AH UUUUHHH SSSTTT HMMPPHH AAAHHH,“ gumam Ares sesuai dengan irama pinggul Rakha yang maju mundur tiada henti meskipun keduanya telah beberapa kali mengeluarkan cairan putih itu. Hah, kuat sekali Rakha ini? Padahal sudah hampir tiga jam keduanya bergelut dalam cinta dan kasih, menyemburkan benih-benih kenikmatan itu di dalam sana.
“Teriak yang kenceng sayang~ Mas dorong kuat-kuat satuuhhh du-aah tig-ahhh,“ ucap Rakha. Benar saja Rakha mendorong pinggulnya kuat-kuat dan perih yang dirasa pun menjadi berkali-kali lipat. “AH AH AH MAAAHSSS UDAAAH STOOHP AH AH AH UH AAAH MAHHSS SAKIIIHTT HIKS AH EUNGH EUNGH EUNGH,“ air mata Ares berjatuhan dengan deras. Rakha kecup kedua mata Ares yang basah setelah keduanya berhasil mencapai puncak kenikmatan itu bersama-sama. Tubuh Ares lunglai. Sungguh Ares tidak mampu lagi untuk sekedar membuka mata barang sedikit saja. Hanya suara penuh cinta dari Rakha saja lah, yang mampu ia dengar.
“Mas sayang kamu Ares.. Jantung hatinya mas.. Tidur yang nyenyak sayang.. Cup,“ ucap Rakha. Rakha pandangi sebentar tubuh Ares yang penuh dengan bekas kemerahan hasil karyanya. Lalu, ia naikkan selimut sampai ke dada. Rakha peluk Ares dari belakang. Ini adalah kali kedua penyatuan antara Ares dan Rakha.
Sambil menidurkan putera dan puteri kecilnya, Badrun dan Camilla saling bercakap-cakap, mencurahkan perasaan masing-masing. “Dek,“ seru Badrun. “Hm?“ sahut Camilla. Tatapan cinta keduanya ketara sekali meskipun keduanya sudah tidak lagi muda. Tatapan cinta nan mesra. Siapapun akan iri melihat keduanya.
Badrun menggenggam tangan sang istri lalu menciumnya. Keterbatasan ekonomi tidak membuat cinta keduanya juga terbatas apa lagi memudar. Justru hal ini semakin menambah benih-benih cinta di dalam dada. Sungguh Badrun akan genggam tangan ini hingga maut memisahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romansa[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...