ARES 34

1.1K 91 1
                                    

Dua mata itu menatap Ares sinis. Ini pertama kalinya Barra menatap Ares dengan tatapan seperti itu. Mengapa?, batin Ares. Ares rasa ia dan Barra tidak pernah berselisih dalam bentuk apapun. Namun, mengapa Barra menatap Ares seperti itu? Salah Ares apa?

“Bar,“ seru Ares. Kedua alis Ares berkerut. Ia pegang pergelangan tangan Barra meminta penjelasan. “Kenapa?“ tanya Ares. Sepeka itu kah seorang Ares? Ares tidak butuh waktu lama untuk merasakan keanehan itu. Dari kejauhan Keanu melihat aksi dua anak lelaki terlihat hampir sedang ingin bertengkar.

“Lepasin,“ ucap Barra ketus. Ini bukan Barra, batin Ares. Barra tidak pernah seketus ini. “Bar, lu marah sama gue? Gue udah bikin salah sama lu? Bilang Bar,“ ucap Ares sekaligus bertanya. “Gue jijik sama lu Res,“ sahut Barra dengan mata melotot tajam. “Jijik?“ seru Ares heran dan mulai menyipitkan mata.

“Bar, gue ngerasa kita nggak ada masalah apa-apa. Tapi, gue mohon lu jujur ke gue, kenapa lu sesinis itu ke gue?“ tanya Ares. Persahabatan itu harus dipertahankan apapun yang terjadi. Ares tidak akan pernah membiarkan persahabatan ini hancur begitu saja. Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa Barra sampai mengatai Ares itu menjijikkan?, batin Ares.

“GUE JIJIK SAMA LU RES! LU PACARAN SAMA SESAMA JENIS, KAN? DAN ITU YANG BIKIN GUE JIJIK SAMA LU.“ ucap Barra berteriak dengan keras, dan hal itu pun didengar oleh banyak siswa dan siswi disini. Bahkan, Laras dan teman-temannya yang lain pun ikut mendengar.

Ares diam membeku. Darimana Barra mengetahui hal ini? Hah, Ares menghela nafas. Semua orang mulai berkerumun dan saling berbisik. Jadi, Barra memilih mengibarkan api permusuhan ini? Baik, Ares kabulkan. “Kenapa? Gue bener, kan? Heh,“ ucap Barra tersenyum remeh. Barra sudah keterlaluan meskipun itu benar sekalipun.

Jauh di ujung sana Keanu berdiri dan tersenyum miring saat melihat duo Ares dan Barra tengah beradu argumen. Mari kita lihat, siapa yang akan menang?, batin Keanu. Ini sungguh adalah hal yang tidak biasa antara dua orang itu, karna selama ini mereka selalu lengket bak prangko, jalan bersama kemana-mana.

Semua orang terlihat menunggu jawaban Ares atas pertanyaan yang Barra lontarkan—pun Laras harap-harap cemas. Semoga Ares tidak seperti yang Barra katakan tadi. Ini tidak mungkin. Sungguh tidak mungkin, batin Laras. Ares bukanlah lelaki seperti itu. Laras yakin.

“Lu bener, gue pacaran sama sesama jenis, dan bahkan gue mau nikah bentar lagi.“ ucap Ares sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya. Tatapan Ares pada Barra langsung berubah. Barra sinis? Ares lebih sinis lagi. Barra pun terdiam saat Ares berkata seperti itu. Semua orang, termasuk Laras, kontan mereka pun langsung menutup mulut mereka sendiri tidak percaya. Ini sungguh adalah berita besar untuk sekolah mereka hari ini.

“Puas, kan? Lu sekarang?“ ucap Ares tersenyum sinis. Ares pun mendekati Barra lalu meremas pundaknya sedikit kuat. “Makasih udah nunjukin lu sebenarnya siapa ke gue. Dan lu inget satu hal Bar. Semua yang lu teriakin ke gue hari ini, bakalan berbalik arah ke diri lu sendiri. Dan saat itu tiba, jangan pernah lu cari gue buat minta maaf.“ ucap Ares penuh penekanan. Ares salah. Heh, ya, Ares salah sudah terlalu percaya kepada orang seperti Barra. Setega itu Barra berteriak menjelek-jelekkan Ares dan membuat Ares dipermalukan bahkan ditertawai satu sekolah. Orang kaya seperti Barra sebaik apapun pasti tetap akan ada saat dimana dia akan merendahkan orang lain. Ares bisa apa? Ares cuma penjual siomay keliling.

Dada Barra bergemuruh hebat. Barra marah. Hah, siapapun yang melihat ini, meskipun Barra yang telah lebih dulu mengatai Ares, siapapun tau Ares lah pemenangnya. Lihat bagaimana Barra terdiam saat Ares menghujaninya dengan kata-kata yang tegas dan penuh penekanan.

Ares menatap Laras beberapa saat sebelum ia kembali ke kelas. Ares tau tatapan Laras itu. Dia terkejut bukan main. Hah, mungkin ini adalah puncak dari persahabatan Ares dan Barra. Sudahlah, Ares tidak ingin memikirkan hal itu lagi. Biarkanlah ini menjadi bagian dari masa lalu yang tidak perlu diingat-ingat lagi.

Ares [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang