Tentang cinta dan mencintai? Dia bermula dari benih sekecil butiran padi. Pengelana cinta hanyalah pengelana di kala senja. Tak banyak yang dapat ia sirami—juga tak menyerap banyak sinar mentari. Sebagian mati hingga termin pun berganti hari demi hari. Pengelana yang katanya kuat, tangguh, dan tak kenal lelah itu pun pantang menyerah. Sebelum langit berubah menjadi jingga, ia berdiri di tepi persawahan hati yang subur membumi. Dia menanam benih-benih cintanya di hamparan sawah hati yang luasnya berhektar-hektar. Dialah Keanu Abraham. Pemuda berusia belasan tahun—atau lebih tepatnya enam belas tahun itu pun mulai memetik hasilnya. Pemuda yang tak kenal lelah, akhirnya menuai apa yang ia tabur.
Hutan Sesaot yang berlokasi di Aiknyet Desa Buwun Sejati, Sesaot, Kec. Narmada, Kabupaten Lombok Barat yang di mana memerlukan waktu kurang lebih sekitar 46 menit dari Kota Mataram. Di sinilah pasangan suami istri yang baru satu hari resmi menyandang gelar suami dan istri tuk menghabiskan waktu bersama. Keanu bukanlah laki-laki romantis dengan setangkai bunga sebagai perwujudan atas rasa cintanya. Keanu berharap kejutan pecil darinya mempunyai makna yang jauh lebih besar dari kata romantis yang hanya terdiri dari tiga suku kata.
“Ke? Masih jauh nggak? Gue nggak tahan ama ini kain, Ke,“ ucap Barra.
Barra mengeluhkan sehelai kain yang menutup kedua matanya. Oh, rupanya beginilah cara Keanu memberi kejutan. Di mana ini?, batinnya. Barra hanya dapat merasakan angin berhembus hingga menembus sela-sela rajutan benang pada pakaian yang ia kenakan. Beberapa saat kemudian, Keanu pun membuka penutup matanya. Barra mengerjapkan matanya tuk menyesuaikan bias yang diterima oleh kedua matanya. Barra berdecak kagum melihat lampu-lampu yang juning tertata rapi di tepi sungai yang luasnya tak seberapa. Sungguh malam nan indah. Barra pun menoleh dengan mata yang berkaca-kaca karna terharu.
“Gimana? Lu suka nggak?“ tanya Barra.
Barra hanya menatapnya dalam diam, sebab rasanya ia tak mampu berkata-kata apa pun lagi. Langit yang cerah seakan mendukung cinta pasih keduanya. Barra ingin sekali melompat ke dalam dekapnya, namun ia malah tergelincir. Namun, beruntung Keanu berhasil meraih pinggulnya. “Jangan basah-basahan dulu, sayang,“ ucap Keanu berbisik tepat di telinga. Suaranya terdengar begitu sensual hingga membuat Barra merinding.
“Ehem, tapi di sini kok rame, sih? Gue kira cuman kita berdua doang?“
Barra membiarkan netranya berpendar, dan ia sempat mengira jikalau Keanu kan memberinya kejutan—yang di mana hanya ia dan Keanu saja yang ada di sini, tetapi ternyata tidak. Keanu pun tersenyum sembari meletakkan satu tangannya di atas kepala Barra, lalu mendekatkan wajahnya sedepat mungkin hingga deru nafasnya terasa di permukaan kulit.
“Gue bisa aja nyewa tempat ini, Bar. Cuman gue sadar kalo ini tempat wisata yang diperuntukkin buat umum. Gue nggak tega kalo misalnya ada orang yang rela dateng jauh-jauh ke sini, tapi tempatnya malah ditutup?“
“Lu nggak risih diliatin banyak orang? Uhm, lu nggak malu?“
“Gue musti malu kenapa emang? Lu istri gue, dan gue suami lu, jadi gue bebas mo ngapain aja kecuali urusan ranjang, baru gue musti ngendap-ngendap ke kamar—“
Barra langsung menutup mulut sang suami dengan kedua tangannya. Barra menoleh ke kiri dan ke kanan; takut kalau-kalau ada orang yang tak sengaja mendengarnya. Keanu mengulum senyum, lalu menjauhkan tangannya perlahan dari mulutnya. Sejurus kemudian, Keanu pun mencium telapak tangannya dengan penuh perasaan—pun dengan mata terpejam mesra. Lagi dan lagi Barra dibuat dag dig dug olehnya.
Keanu mengenakan baju tidur model piyama malam ini. Lalu, ia pun beringsut dari dipan, dan berdiri di balik jendela kaca setelah mendengar hp miliknya berdering. Keanu pun menoleh pada sang istri sejenak tuk memastikan jikalau sang istri benar-benar telah terlelap. Barulah ia mengangkat panggilan tersebut dan menyapa orang yang ada di seberang sana. Tatapan mata yang menerawang jauh ke depan lagi tajam itu seakan menghantarkan daya magnet yang amat sangat kuat. Keanu mampu membuat orang lain tunduk hanya dengan menjentikkan jarinya tanpa campur tangan ayahnya sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romance[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...