Hubungan Ares dan Rakha memang masih seumur jagung. Tapi, bukan berarti Rakha hanya ingin sekedar mempermainkan perasaan Ares. Bukan jua perkara usia tua. Bagi Rakha waktu itu terlalu berharga kalau hanya untuk sekedar main-main. Itulah mengapa hari ini Rakha memutuskan untuk menemui kedua orang tua Ares untuk membahas mengenai hubungan keduanya.
”Diminum nak Rakha,” ucap Badrun mempersilahkan Rakha meminum kopi khas mataram.
”Iya pak,” sahut Rakha meminum kopi tersebut beberapa tegukan.
”Buat Ares mana?” seru Ares duduk di sebelah Rakha.
”Anak kecil nggak boleh minum kopi,” sahut Badrun bercanda.
”Iiih amak~” sahut Ares sebal.
”Begini pak bu..” Rakha mulai membuka pembicaraan. Kenapa Rakha terlihat serius sekali?, batin Ares. ”Mohon maaf sebelumnya kalau kata-kata saya mungkin menyinggung atau kurang mengenakkan. Saya cuma mau bilang kalo saat ini saya sama Ares lagi ngejalin hubungan serius.”
Badrun dan Camilla saling bertatapan. Tunggu dulu, mungkinkah Badrun dan Camilla salah dengar? Ares juga terkejut karena Rakha berkata jujur tentang hubungan keduanya pada ayah dan ibu Ares. Dalam hati Ares sempat kesal karena Rakha tidak mengatakan apapun tentang pertemuan hari ini. Ah, mungkin Rakha punya alasan pribadi, batin Ares berusaha berpikir positif.
”Nak.. Kamu bercanda apa gimana?” tanya Camilla yang terlihat masih belum terlalu percaya.
”Iya nak Rakha.. Kamu ini mau main-main apa gimana?” timpal Badrun. Setelah mengetahui kalau Ares adalah seorang penyuka sesama jenis dari foto yang Badrun dan Camilla lihat waktu itu, mereka juga tidak mempermasalahkan hal itu.
Masalahnya adalah Rakha itu baru saja bercerai dengan sang istri, dan itu belum terlalu lama. Sehingga kepercayaan Badrun dan Camilla akan niat baik Rakha ini cukup tipis. ”Saya serius pak bu,” ucap Rakha mantap. Sorot mata Rakha memanglah memancarkan keseriusan dan ketulusan. Benarkah itu?
Ares diam saja. Ia tidak ingin ikut campur dulu dalam pembicaraan ini. Biar Rakha dulu yang menyelesaikan semuanya. Ah, kenapa Ares merasa seperti sedang mau dilamar? Ugh, pemikiran Ares yang berkelana ini mampu membuat kedua pipi Ares merona.
”Rakha.. Tolong kamu pikir lagi baik-baik nak..” ucap Camilla. Ia tidak ingin Rakha salah dalam mengambil keputusan. Ia ingin Rakha siap atas segala konsekuensi yang ada. Mengerti bukan apa maksud Camilla? Ketika mereke memutuskan untuk menjalin hubungan serius, itu artinya mereka juga harus siap menerima penolakan dari beberapa kalangan masyarakat.
”Insyaa allah saya mantap bu.” ucap Rakha. Ia pun menggenggam satu tangan Ares mencoba memberi keyakinan disana. Ia ingin Ares tenang dan tidak berpikiran macam-macam. Serahkan saja semuanya pada Rakha.
Kalau sudah begini Badrun dan Camilla bisa apa? Selama Camilla bekerja di rumah mantan mertua Rakha, Rakha memang dikenal sabar dan tabah. Terlebih lagi menghadapi kejudesan ibu mertuanya. Pun sifat manja sang mantan istri, Ami. Semoga Rakha mampu menjaga kata-katanya.
”Kalo kamu gimana Res? Mau nggak sama Rakha? Serius nggak kamu?” cerca Badrun. Sedari tadi ia melihat Ares diam saja. Ugh, Ares gugup sekali. Ia pun menelan ludah susah payah. Badrun hanya ingin menguji Ares. Lihatlah raut muka gugup Ares. Lucu sekali.
”Uhm.. Insyaa allah Ares juga mantap inak amak..” ucap Ares sedikit tersipu malu.
”Rakha.. Inget.. Hubungan kalian itu udah menyalahi norma masyarakat dan agama, kan? Ibu cuma pengen kamu harus siap hati mental dan semuanya. Jangan cuma di bibir aja.”
”Iya ibu insyaa allah,”
”Kamu juga Res,”
”Eh? I-iya inak,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romance[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...