ARES 32

1.4K 104 39
                                    

Mentari pagi pun mulai menampakkan diri. Suara kicauan burung itu. Hah, mengapa terdengar merdu sekali? Suhu dingin di pagi hari memang membuat semua penghuni bumi ini malas untuk bangun. Huh, katanya kalau tidak bangun pagi-pagi rezeki malah dipatok ayam? Tapi, bagaimana ya, rebahan di kasur seempuk ini membuat tidur semakin terasa nyenyak.

Suara apa ini?, batinnya. Terdengar sebuah dengkuran halus. Hah, ini manusia, batinnya lagi, saat ia meraba-raba ke samping dan tangannya pun menyentuh sesuatu yang sudah pasti itu adalah orang. Ia buka mata perlahan-lahan. Uh, rasa pusing karna sehabis minum-minum tadi malam masih sangat terasa.

Ia pun mulai menajamkan penglihatannya. Seekor manusia?, batinnya. Lagi ia dan orang itu sama-sama tidak mengenakan apapun. Sial, umpatnya dalam hati. Ia pun otomatis bangun dengan mata melotot tajam. Ia lirik orang penuh tato itu di samping.

“Bangun!“ seru Barra. Keanu memutar wajah ke samping membelakangi Barra. “Bangun woy!“ seru Barra lagi. Orang itu masih belum mau bergeming jua. Barra harus mengeluarkan jurus terampuh untuk membangunkan si kerbau pemalas ini. “BANGUN NGGAK LU?! BANGSAT!!“ ucap Barra berteriak.

“Kenapa kenapa?“ seru seorang perempuan dewasa yang menyembulkan kepala di balik pintu kamar. Hah? Itu siapa lagi?, batin Barra. Tunggu dulu, sebenarnya Barra ada dimana? “Keanu susah dibangunin, yah?“ tanya perempuan itu. Keanu?, batin Barra. Barra seakan tidak asing dengan nama itu. Hm, gumam Barra mencoba berpikir keras.

“Pukul aja mukanya nggak papa,“ ucap perempuan itu. Barra masih diam melongo melihat perempuan itu. “Tante bundanya Keanu hehe. Kalo gitu tante ke bawah dulu, ya? Soalnya tante mau masak.“ ucap perempuan itu lalu pergi begitu saja meninggalkan Barra dalam kebingungan.

Keanu tiba-tiba terbatuk-batuk saat ia rasa tenggorokannya agak kering. Keanu pun bangun dan meraih segelas air putih di nakas. Ia minum beberapa teguk lalu ia letakkan lagi ke tempat semula. “Udah bangun?“ seru Keanu sambil meregangkan badan.

“Lu apain gue? Ke-kenapa gue nggak pake apa-apa, hah?“ tanya Barra panik. Keanu mengangkat sebelah alisnya. Alih-alih menjawab pertanyaan Barra, Keanu malah bangun berdiri menuju almari mengambil handuk piyama. Lagi kedua mata Barra langsung membolak sempurna saat melihat Keanu berjalan dan memamerkan tubuh indahnya tanpa mengenakan apapun. Bahkan, 'itu' Keanu juga bergelantungan indah.

“Lu pikir aja sendiri,“ ucap Keanu tidak mau tau. Keanu pun masuk ke dalam kamar mandi. Brengsek, batin Barra. Tunggu dulu, dia Keanu? Hm, sepertinya Barra harus mencari-cari sesuatu di kamar ini, batin Barra. Hah, kemana pula pakaian gue?, batin Barra. Shit, umpat Barra.

Itu dia meja belajar Keanu. Sebelum Keanu keluar dari kamar mandi. Kesempatan ini pun digunakan sebaik-baiknya oleh Barra untuk mengorek-ngorek siapa itu Keanu. Ini dia, batin Barra saat menemukan kartu pelajar milik Keanu. “Keanu Abraham?“ gumam Barra. “Ini kan..?“ gumam Barra lagi. Ini jelas-jelas Keanu si penjaga ruangan fitness itu.

Mulut Barra menganga lebar. Bagaimana bisa di foto ini Keanu berbeda jauh dengan aslinya? Di foto ini Keanu memiliki rambut pendek dengan poni diturunkan, berkacamata, tidak bertato—juga mengenakan behel. Sedangkan aslinya Keanu memiliki rambut panjang di atas pundak, tato di mana-mana, dan tanpa behel pastinya.

“Udah tau siapa gue?“ seru si pemiliki suara berat itu. Barra pun memutar badan ke belakang. Barra melihat Keanu tengah mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Barra terdiam. Ia tertegun beberapa saat melihat pemandangan aneh di pagi hari. Keanu langkahkan kakinya langkah demi langkah mendekati Barra.

Tatapan Keanu datar sekali. Mau apa Keanu ini, hah?, batin Barra. Barra sampai-sampai tersandar di meja belajar Keanu. Keanu pun langsung mengambil kartu pelajar miliknya dari tangan Barra. Barra dan Keanu seling bertatapan beberapa saat dengan jarak yang amat sangat dekat.

Ares [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang