Bagaimana kah rasanya hidup di negara orang tanpa mengenal siapa pun disana? Terasingkan bukan? Suasana musim panas di bulan agustus, di London, memang tidaklah sepanas indonesia. Terkadang angin berhembus sangat kencang, membuat siapa saja malas untuk sekedar jalan-jalan keluar.
Sudah satu minggu Adithama tinggal di negeri asing ini. Selama itu pula ia menutup mulut tanpa berbicara sepatah kata pun pada Noah. Ia marah. Noah sudah membawanya ke tempat yang salah. Bagi Adithama ini adalah neraka dunia.
Jujur saja tubuh Adithama agak kurusan. Ia mogok makan. Biasanya Adithama akan makan teratur tiga kali sehari atau lebih. Tapi, disini ia hanya makan satu kali sehari. Sungguh Adithama tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Ia hanya berpikir bagaimana cara supaya bisa keluar dari penjara ini. Noah sengaja menyembunyikan paspor Adithama, ia tau Adithama itu tipikal orang yang nekad. Bisa saja Adithama lari tanpa Noah ketahui.
Noah mengetuk pintu beberapa kali. Namun, Adithama tidak bergeming jua untuk membukakan pintu. Untung saja pintu kamar Adithama tidak dikunci, sehingga memudahkan Noah untuk masuk ke dalam. Noah membawa nampan berisi sepiring nasi beserta lauk pauk dan segelas air putih.
Noah menghela nafas. Ia melihat Adithama sibuk bermain game ditemani sekotak pizza dan sebotol cocacola. ”Ini masih pagi dek, masa kamu makan begituan?” seru Noah sembari meletakkan nampan itu di nakas. Ia pun duduk di pinggiran ranjang. Sementara Adithama di bawah bermain PS.
Adithama menuli. Ia semakin mengencangkan volume PS yang tengah ia mainkan supaya suara Noah sama sekali tidak terdengar oleh telinganya. ”Kamu udah libur sekolah dua hari loh dek?” seru Noah lagi. Adithama tetap tidak bergeming.
Noah pun langsung mencabut kabel penghubung ke saklar, dan layar PS yang tengah Adithama mainkan pun otomatis mati. Adithama langsung melepas headset yang menempel di antara kepala dan telinga. Ia menatap Noah tajam dan tidak suka. ”Maksud lu apaan, hah?” seru Adithama ketus.
”Maafin kakak Ad,” ucap Noah lemah lembut. Bagaimanapun kerasnya Adithama pada Noah, Noah tetap tidak akan pernah bisa marah. Ia yakin bahwa cinta dan kasih sayang akan melembutkan hati seseorang. Noah pun turun dan duduk di samping Adithama yang kini tengah menatapnya sengit.
”Kakak kangen banget sama kamu Ad, mungkin lebih dari kangen,” ucap Noah. Suara gemeretak gigi Adithama terdengar. Tolong jangan buat Adithama semakin marah. Kelembutan Noah serasa membuat sesuatu dalam diri Adithama semakin mendidih.
”Gue benci banget sama lu brengsek,” ucap Adithama dengan suara sedikit bergetar. Ponsel Noah berdering. Itu dari sekretaris pribadinya di kantor. ”Tolong batalin semua janji saya hari ini. Saya ada urusan di luar.” ucap Noah lalu mematikan sambungan telepon.
Noah bersandar di ranjang. Ia pun mulai bercerita, berharap Adithama mau mengerti dan memahami situasi yang Noah alami dulu sampai sekarang. Dulu sebelum Tomo meninggal dunia, Tomo secara pribadi meminta Noah untuk bicara di ruang kerja. Disana ia disuguhkan oleh beberapa lembar foto, bukti kemesraan antara dirinya dan Adithama.
Noah membeku. Ia tau sebentar lagi Tomo akan mengeluarkan ultimatum perihal temuannya ini. Noah siap lahir batin menerima semua ultimatum yang akan diberikan oleh Tomo padanya nanti. Meskipun mungkin ia sendiri akan sakit dan terluka.
Tomo tidak ingin memiliki keluarga cacat. Ia ingin keluarga yang utuh dan sempurna. Hal-hal terlarang seperti menyukai sesama jenis harus ditiadakan. Jangan sampai hal ini mencemarkan nama baik keluarga Pangestu. Tomo juga dikenal keras dalam mendidik anak-anaknya, kecuali Adithama. Kala itu Adithama masih terlalu muda untuk mengembangkan urusan perusahaan, sehingga Tomo melimpahkan semua urusan perusahaan pada Noah. Kalian bisa menebak kalau Tomo lebih keras didikannya pada Noah dibandingkan Adithama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romance[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...