ARES 64

804 53 0
                                    

Beberapa bulan lagi ramadhan tiba, lalu lebaran. Ares bersungguh-sungguh ingin menabung sejak dini. Siapa tau bisa buat beli tiket pesawat? Hehe, batin Ares sembari menata uang 10rb an, 5rb an, dan 2rb an di wadah yang berbeda-beda. Rakha menatap sang istri terheran-heran. “Kenapa musti disusun sejajar kek gitu, sih? Tinggal beli celengan aja, trus cemplungin ke sana beres, kan?“ seru Rakha. Ares pun menoleh. “Ini uang sisa belanja di sekolah, warung, pasar, parkir, dan lain-lain. Jadi, musti disusun rapi sejajar kek gini, mas,“ sahut Ares.

Rakha geleng-geleng kepala. Dasar perfeksionis, batin Rakha. “Susah emang kalo orang perfeksionis mah, ya?“ ucap Rakha. “Hm? Susah apanya? Coba kamu liat, mas. Kalo rapi kek gini, diliat juga enak, kan?“ ucap Ares merasa senang dan bahagia melihat rupiah demi rupiah ditata sampai rapi dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga. Setelah itu barulah Ares ke kamar ganti baju. Benar. Ares baru saja pulang sekolah. Huft, ia menghela nafas. Pertama-tama; ia meletakkan pakaian kotor milik dirinya dan Rakha dulu ke tempat baju kotor di dapur dekat mesin cuci.

Saat Ares ingin bersih-bersih di kamar; ia melihat ada map coklat di atas nakas. Itu adalah map—yang diberikan oleh Rakha beberapa hari yang lalu. Ia pun mengambil map tersebut. Lalu, keluar kamar menghampiri Rakha, dengan niatan ingin melihat isi dari map tersebut bersama-sama. Ares memperhatikan isi dari map itu dengan seksama. Sampai-sampai Ares mengernyitkan alis. “Cut Meutia? Ini siapa, mas?“ cetus Ares melihat bukti-bukti berupa gambar, dan data pribadi.

Rakha mengusap tangannya ke baju sendiri, setelah puas mengupil. “Ih, jorok, ah!“ ucap Ares protes sembari memberi pukulan ringan di p a h a Rakha. Siapa bilang mencari pasangan hidup—yang satu server itu semudah membalikkan telapak tangan? Lihat Ares dan Rakha. Paras dan sifat saja seperti langit dan bumi. Hm, kalau berbicara tentang paras sih, jujur Rakha kalah tampan dari Ares. Tapi, ingat! Bukan berarti Rakha jelek, ya! “Bersih kok? Coba kamu liat kuku mas. Bersih, kan? Hehe,“ ucap Rakha tersenyum lima jari. “Kebiasaan! Cuci tangan dulu! Cepetan!“ ucap Ares kembali memberi pukulan di p a h a Rakha.

“Sabunan ato nggak?“ tanya Ares. Saat Rakha kembali dari dapur mencuci tangan sambil melihat jari-jemarinya yang bersih mengkilap. “Udah~ Udah sabunan~ Coba kamu cium,“ sahut Rakha sembari mendekatkan tangannya ke hidung Ares. Ares mengendus-endus. Lalu, ia pun menganggukkan kepala pelan, sebagai tanda, bahwa ia percaya Rakha telah mencuci tangannya dengan sabun. Huft, punya istri super duper perfeksionis ampe musti nyium aroma tangan dulu, buat mastiin aku pake sabun ato nggak pas cuci tangan hadeuh, batin Rakha.

“Itu mantan mas pas jaman kuliah. Udah lama banget. Sekarang aja mas udah kepala tiga hehe,“ ucap Rakha menjelaskan. “Hm, gitu?“ gumam Ares, lalu menaruh map itu di atas meja. Hampir saja Ares lupa; jikalau ia harus bersih-bersih secepatnya. Ares paling tidak suka dengan kata nanti, nanti, dan nanti. Kalau itu berkaitan dengan urusan rumah, maka harus dikerjakan secepatnya. Namun, Paha malah menarik pinggul Ares; hingga membuat Ares kembali terduduk. “Jatah mas malem ini sekarang aja ya sayang?“ ucap Rakha. “Nggak mau, kerjaan rumah lagi numpuk, mas,“ sahut Ares menolak.

Rakha terus saja merayu Ares. Hingga pada akhirnya Ares pun luluh dan tersipu malu. “Mmhh,“ gumam Ares di sela-sela berciuman. Ares berada di atas Rakha. Sedangkan Rakha rebahan di sofa sambil meremas kedua labu itu dengan kuat. Rakha menurunkan celananya dan celana—yang dikenakan Ares hingga ke lutut saja. Ares menggerak-gerakkan pinggulnya, dan hal itu pun semakin membuat Rakha bergairah. Lalu, mengarahkan si jagoan menuju lubang surga dunia. “Ugh, nghh mhh,“ gumam Ares merasa perih; saat si jagoan telah meledak masuk sepenuhnya.

Ares pun menaikturunkan pinggulnya dengan posisi ia berada di atas Rakha. Uh, posisi seperti ini memang termasuk salah satu posisi terfavorit Ares, tiap kali ingin bertempur di atas ranjang dengan Rakha. Di posisi ini; rasanya ujung kepala si jagoan tepat mengenai spot tersensitif pria. Ares sampai mendongakkan kepala. Sementara Rakha memelintir kedua biji kacang tersebut bersamaan. “Mahs aahh ahh nghh,“ gumam Ares. Uh, ngejepit banget kalo dia lagi keenakan hihi, batin Rakha. Ares menundukkan kepala, lalu kembali berciuman. Rakha sambil mengelus-elus punggung Ares.

Ares [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang