Bathtub ini terlihat begitu indah meskipun tak sebesar yang ada di hotel-hotel mewah. Seulas senyum tipis terukir dari bibir Ares saat ia telah selesai menyiapkan air di bathtub dengan mencampurkan sabun serta aroma terapi. Hah, aromanya benar-benar sangat menenangkan-juga meningkatkan gairah mungkin?
Rakha dekap tubuh itu dari belakang dengan mata terpejam sambil ia hirup dalam-dalam aroma tubuh Ares dari ceruk leher. "Mas," seru Ares. Rakha tidak mengenakan apapun. Sehingga benda panjang itu terasa mengganjal di permukaan labu Ares. Ares pun membalikkan badan lalu mengalungkan tangannya di leher Rakha.
Temaram lampu kamar mandi serta musik klasik itu semakin menambah suasana romantis. Ares dan Rakha saling berpandangan diiringi senyuman tipis penuh kebahagiaan terukir di bibir tipis itu. Ares pun menempelkan bibirnya di bibir Rakha. Sungguh Ares candu untuk ingin selalu mengecup bibir itu mesra.
Ciuman itu pun perlahan-lahan terlepas diiringi belaian tangan Rakha yang lembut di rambut serta kedua pipi Ares. Sentuhan Rakha membuat sesuatu dalam diri Ares naik ke atas. Ya, Ares sedikit bergairah, padahal tadi malam ia sudah digempur habis-habisan oleh Rakha.
"Love you sayang," ucap Rakha lalu meraih pinggul Ares dan mengecup bibir Ares dengan liar. "Hmmmppphh," gumam Ares saat ciuman keduanya semakin panas dan menuntut. Satu tangan Rakha ia letakkan di bawah sana meremas dia labu nan empuk itu dengan kuat. Lidah Rakha pun beralih ke kedua telinga Ares. Ia gigit serta ia jilatin dengan manja.
"Hahhh mahhss," gumam Ares dengan mata terpejam. Tubuh Ares menggelinjang sedikit sambil kedua tangan meremas kedua pundak Rakha. Rakha kembali menyambar bibir Ares seperti orang kelaparan. Ares dan Rakha pun perlahan-lahan masuk ke dalam bathtub tanpa melepas ciuman itu sama sekali. Ares memegang wajah Rakha dengan nafas ngos-ngosan. Keduanya pun sama-sama tersenyum.
"Kita makan di luar aja gimana sayang? Mas bosen makan di rumah mulu, sekali-sekali mau juga jalan-jalan pacaran kek orang," ucap Rakha sambil mengusap shampoo di kepala Ares. "Hm," sahut Ares mengiyakan seraya tersenyum manis. Untung saja tadi Rakha bisa menahan diri. Rakha tau Ares pasti ingin lebih. Namun, Rakha tidak ingin egois dan malah menyakiti Ares. Tunggu sisa-sisa tadi malam membaik dulu. Benar, kan? Cinta itu bukan hanya perkara berhubungan badan.
Setelah bersiap-siap ingin berkencan di luar. Ares mendadak cemberut. Bagaimana bisa Rakha terlihat sangat tempat dengan penampilan seperti ini?, mengenakan baju motif belang hitam putih dan celana jeans kebiru-biruan-juga tatanan rambut mangkuk yang membuat Rakha terlihat lebih fresh bukan cupu.
"Kenapa sayang? Kok cemberut?" tanya Rakha. Ares diam dan melemparkan pandangan ke objek lain. Ares malu untuk berkata jujur bahwa dirinya saat ini tengah cemburu, karna telah memikirkan yang tidak-tidak. Rakha hampiri sang pujaan hati. Rakha letakkan tangannya di pundak Ares. Lalu, ia kecup mesra kening Ares. Kedua alis Ares langsung berkerut.
"Cemburu? Mas lagi nggak pegang hp loh sayang? Masih cemburu juga?" ucap Rakha terkekeh. Ares ini terkadang lucu juga, ya? Lihatlah bagaimana semburat merah itu menghiasi kedua pipi Ares. Rakha dekap tubuh itu dengan dekapan terhangat. "Nanti kalo banyak cewek yang liatin kamu gimana mas? Kan rese, kesel," ucap Ares memeluk Rakha dengan erat. Bahkan, wajahnya saja ia benamkan di dada Rakha karna malu.
Sampai detik ini Rakha mengenal Ares lebih dalam dan jauh, ia menangkap dua hal, Ares itu melankolis dan posesif. Tapi, percayalah bagaimana pun sifat pasangan, saat ketulusan cinta itu memiliki kedudukan lebih tinggi, kurang dan lebih pasti akan diterima dengan senang hati. Penuh cinta dan kasih sayang. Bukan begitu?
"Mas mas mas aku aja yang nyetir yah hehehehe," seru Ares langsung memegang setir motor. Oh tuhan, lucu sekali dia ini, Ares Ares, batin Rakha. Hm, bagaimana menurut kalian kalau orang seperti Ares yang malah memboncengi Rakha? Lucu sekali, bukan? Uh, Rakha pun melingkarkan tangannya di pinggul Ares seperti pasangan pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ares [BL]
Romance[TAMAT] Cerita ini ngambil latar belakang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seumpama cerita ini nggak sesuai dengan ekspektasi kalian-atau kalian nganggep cerita ini jelek, karna banyak typo, nama tokoh ketuker, dan banyak tokoh di mana-mana. Darip...