Setelah menjemput somi , selama perjalanan menuju lokasi. Somi terus saja mengoceh tentang apapun yang ada dibenaknya , termasuk memaksa lisa untuk berhenti melakukan hal hal berbahaya .
"Oppa , apa kau tau ? Young ae imo akan merasa hati nya seperti terbelah jika melihat anaknya terluka . Terlebih itu adalah anak kesayangan nya , putra satu satunya dalam keluarga kita" somi berbicara seolah olah dia mengerti bagaimana perasaan seorang ibu yang melihat anaknya terluka , jaewon tentu tidak termasuk bagi somi. Setelah apa yang dilakukan oleh jaewon , rasa benci somi sudah tertanam dan mengalir ke seluruh tubuhnya . Jika dikatakan bagaimana tentang perasaan nya terhadap hye soo , itu masih dianggap biasa saja . Karena jika somi dan hye soo akan bertemu mereka hanya saling menatap tidak berusaha menghindar .
Sedangkan lisa dia hanya menanggapi perkataan somi dengan 'ya' 'hm' meski somi tau bahwa apa yang dikatakan nya tidak akan mempengaruhi lisa dia tetap berbicara tanpa lelah
"Oppa , kemana kau akan membawa ku untuk makan siang?" Tanya somi yang kini memperhatikan jalan
"Bisakah kau duduk diam dan tenang? Apa kau tidak lelah sejak berada didalam mobil tidak berhenti berbicara?" Lisa terlihat lelah saat ini , tiba tiba saja pikiran tentang setiap masalah masalah memenuhi benaknya
Memperhatikan itu somi merasa bersalah , meski lisa tidak memarahi nya somi hanya merasa bersalah karena melihat wajah lisa "oppa , jika kau memiliki masalah kau bisa menceritakan nya pada ku" tawar somi
Lisa melirik somi sekilas dan tersenyum sambil menepuk pelan kepala somi "sudah begitu dewasa untuk mengerti sesuatu hm ?" Tanya lisa lembut "masalah ku saat ini , adalah kau yang tidak berhenti berbicara" lisa tertawa kecil agar somi tidak merasa bersalah , nyatanya lisa lah yang kini merasa bersalah akibat perkataan nya tadi
Somi tidak terima karena perkataan lisa seolah olah mengatakan bahwa dirinya masih belum dewasa "apa maksud mu , kau berbicara seperti aku adalah seorang anak kecil yang mencoba bertingkah lucu dengan mengetahui perkataan orang dewasa begitu?"
"Kau baru berumur delapan belas tahun , dan baru saja menyelesaikan senior high school mu , bagaimana kau berharap untuk dewasa jika tidak memiliki satu orang pun sudah menjadi masalah bagi mu?" Lisa bertanya "apa yang akan kau lakukan setelah itu ? Apakah kau akan melanjutkan study mu ke universitas ?" Tanya lisa
"No no , aku sudah memiliki impian . Kau akan melihat nya nanti" ucap somi pada lisa dengan senang , dia memikirkan apa yang akan dilakukan nya di masa depan
"Terlihat dari cara mu berbicara , seperti nya apa yang kau rencanakan berjalan dengan lancar . Baiklah selama kau senang lakukan lah , aku akan mendukung mu" lisa berbicara dengan nada begitu lembut , siapapun akan nyaman mendapatkan perlakuan seperti ini dari lisa
Somi mengangguk dan menarik lengan lisa lalu memeluknya "oppa , beruntung nya kami adalah kau yang tidak bersikap seperti orang jenius kebanyakan" lisa menatap somi karena tidak mengerti apa maksud dari perkataan somi
Jadi somi melanjutkan "kebanyakan orang jenius , orang pintar , orang yang memiliki otak di atas rata rata , setauku mereka akan bersikap serius pada siapapun. Menjadi orang yang kaku , dan tidak asik . Kau pasti mengerti maksud ku sekarang ?"
Lisa mengangguk dan menjawab "aku dilahirkan untuk menjadi sempurna disetiap mata yang melihat ku , jadi beginilah aku tidak seperti yang kau gambar kan barusan" lisa berkata dengan sombong "orang orang yang kau gambar kan seperti tadi , itu karena mereka terlalu fokus terhadap apa yang ingin dicapai nya . Tidak perduli bagaimana pun keadaan disekelilingnya mereka hanya akan mengerjakan apa yang harus diselesaikan nya" jelas lisa
Somi mengeratkan pelukannya pada lengan lisa "aku tidak akan menyangkal tentang apa yang kau sebut kan untuk dirimu , karena itu kebenaran nya . Oppa , menurut mu apa alasan jennie unnie menyukai mu dan akhirnya menjadi pasangan mu?" Lisa tertegun dengan pertanyaan somi
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For You || JENLISA
FanfictionLalisa Manoban , seseorang pria yang menjalani hidupnya sebagai CEO bergelar Prof. sekaligus Dokter Bedah & Agen Rahasia Terbaik di Negaranya Namun karena permintaan saudara nya akhirnya ia sedikit mengurangi profesi mengerikan itu. Yaa , dia memili...