"hei , honey" Jennie berteriak melemparkan dirinya pada Lisa yang sudah mengambil tempat lebih dulu didalam pesawat
"Aku merindukan mu" ucap Lisa lembut membuat Jennie mempertahankan pelukannya , meski itu bukanlah posisi yang nyaman karena Lisa sedang duduk dikursinya , Lisa tidak mempermasalahkan itu
Jennie menarik dirinya setelah beberapa saat "apa kau beristirahat dengan cukup?" Lisa memperbaiki posisi Jennie , membuat Jennie menekukkan kakinya sementara Lisa memeluk seluruh tubuh Jennie di kursi pesawat tersebut , seolah olah Jennie adalah anak anak . Jennie bertanya karena ini adalah waktu mereka untuk ke Paris , setelah dirinya menjaga Lisa hingga malam tanpa Lisa terbangun sama sekali , dia akhirnya pulang dengan sedikit kesedihan karena Lisa yang tak kunjung bangun . Tapi kesedihan itu tidak bertahan lama mengingat bagaimana hari ini mereka akan pergi ke Kota romantis tersebut untuk berlibur
Jennie merasa semakin dimanja saat Lisa memperlakukan nya seperti ini , keduanya tidak akan melepaskan satu sama lain jika sudah bersama .
Lisa mengangguk "sangat cukup , maaf terakhir kali aku tidak menemani mu ketika dirumah" Lisa meminta maaf
Jennie menggelengkan kepalanya sambil tangannya mengusap pipi Lisa , ini menjadi salah satu kebiasaan barunya . Dia akan melakukan usapan usapan kecil diwajah Lisa karena ketika itu dia melihat Lisa menikmati usapan tersebut dengan memejam kan matanya seolah olah dia adalah kucing yang sedang digaruk diantara lehernya "it's okay Honey , aku mengerti . Jika kau masih membutuhkan istirahat kau bisa tertidur selama perjalanan , aku akan menemani mu"
Lisa semakin erat memeluk tubuh Jennie yang sepenuhnya ditekuk didepannya , tempat duduk didalam pesawat tidak begitu luas juga tidak begitu sempit sehingga Jennie tetap merasa nyaman dengan seluruh tubuhnya yang dibungkus oleh pelukan Lisa , Lisa menaruh kepalanya di antar celah dada dan lutut Jennie yang membuat gadis kesukaan nya itu tertawa , akhirnya dia mendapatkan Lisa yang manja didepannya "aku benar benar sudah cukup istirahat baby , terima kasih juga untuk yang terakhir kali"Lisa mengangkat wajahnya membuat Jennie mengecup bibir Lisa sekilas dengan tangan sebelah nya yang masih mengusap pipi Lisa dan sebelah tangannya dengan cepat mengusap dada Lisa .
Jennie tidak merasa direpotkan dengan reaksi Lisa yang seperti ini ketika Jennie menciumnya , dia merasa beruntung dan berharap Lisa tidak akan pernah menjadi biasa saja karena menciumnya , dimana mungkin jika Lisa terbiasa dia akan sedikit bersedih karena menganggap dirinya tidak sepenting itu lagi , tapi jelas didalam hati Lisa sendiri Jennie lebih penting dari apapun saat ini . Maafkan Lisa yang harus menurunkan urutan saudara dan keluarga nya menjadi nomor dua setelah Jennie .
"Teruslah seperti ini , karena itu akan membuat ku mengingat bagaimana besar nya pengaruh ku terhadap mu , yang membuktikan bahwa aku jelas menjadi efek terbesar mu , dan bahwa kau mencintai ku" ucap Jennie dengan lembut , membuat Lisa mengangguk dan mengecup kening Jennie
Lisa melepaskan bibirnya dari dahi Jennie "tapi apa kau tidak kerepotan untuk itu?" Menenangkan dadanya yang selalu bekerja lebih keras ketika Jennie menciumnya
"Tidak , aku menyukainya , menikmati bagaimana aku selalu dibutuhkan itu adalah perasaan berharga" ucap Jennie terus menyentuh dada Lisa bagian kiri
"Yaa! Berhenti , berhenti ! Kalian sudah memiliki kursi masing masing , dan kau Jennie , kau bukan anak kecil lagi yang harus dipangku oleh Lisa!" Jisoo masuk dengan yang lainnya menyusul "dan kenapa aku tidak bisa membeli kursi dikelas ini sepenuhnya , kau tau Jennie aku tidak begitu menyukai bagaimana ada orang lain ditempat yang mungkin akan melihat wajah ku saat aku tertidur , itu adalah wajah berharga ku yang tidak ingin ku tunjukkan pada orang lain" ya , dikelas ini kelas bisnis yang mereka ambil terdapat empat orang asing yang bergabung bersama mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For You || JENLISA
FanfictionLalisa Manoban , seseorang pria yang menjalani hidupnya sebagai CEO bergelar Prof. sekaligus Dokter Bedah & Agen Rahasia Terbaik di Negaranya Namun karena permintaan saudara nya akhirnya ia sedikit mengurangi profesi mengerikan itu. Yaa , dia memili...