Setelah makan siang , Jennie meminta Lisa untuk mengantar nya ke Manssion Kim , karena pekerjaan nya dengan Mark Tuan hari ini telah cukup . Wendy juga sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan untuk nya .
Lagi pula dia sudah lama tidak mampir ke rumahnya , dan merindukan kedua orang tuanya meski mereka masih sering bertukar kabar . Mungkin Jennie malam ini akan bermalam disana , dan ini juga hal yang bagus untuk Lisa karena dia juga bisa menceritakan tujuan nya pada keluarga nya nanti ketika dia pulang .
"Kau tidak masalah jika aku akan menginap kan Honey ?" Jennie bertanya sambil tangannya mengusap pipi Lisa . Saat mobil mereka berhenti di depan gerbang karena permintaan Jennie .
Dia takut keluarga nya akan menahan Lisa untuk pergi , sedangkan Lisa masih memiliki pekerjaan .
Lisa menutup tangan Jennie dipipinya dengan tangannya dan mengangguk sambil tersenyum hangat "hm , luangkan waktu mu . Aku tau kau merindukan mereka"
Jennie menggerakkan ibu jari nya mengusap pipi Lisa "kau juga harus pulang dan menginap dirumah mu hm , Young Ae Eomma dan saudara mu pasti merindukan mu juga"
"Itu pasti" jawab Lisa terkekeh
"Berjanjilah pada ku untuk tidak bekerja dengan keras kali ini , kau tidak memiliki aku disisi mu untuk menenangkan mu jika bermimpi buruk Honey , akan lebih baik jika setiap hari kau tidak terlalu lelah" kemudian Jennie melihat Lisa ingin menyela dengan sedih , dengan cepat Jennie menempelkan sebelah tangannya lagi untuk menangkup pipi Lisa
"bukan karena aku yang keberatan jika tidur ku terganggu , tapi karena hati ku sakit melihat mu selalu dihantui mimpi buruk . Aku tidak keberatan untuk berjaga setiap malam hanya untuk memanjakan mu ketika kau dalam keadaan baik , tapi jika kau dalam keadaan buruk sungguh hati ku tidak baik baik saja"
Lisa menghela nafas lalu menurunkan tangan Jennie dari pipinya "maafkan aku baby . Meski kau tidak keberatan , sungguh , aku tidak pernah merasa pantas saat kau terbangun karena mimpi ku . Siapa yang ingin seperti ini ? Tapi sayangnya bahkan Dokter pun tidak bisa mengurangi apapun . Ya , kau benar . Aku tidak harus lelah sehingga sedikit kemungkinan untuk bermimpi , dan itulah sebabnya aku memberikan pekerjaan ku pada Somi"
"Aku berharap Somi akan mengambil nya tanpa menolak" harap Jennie , karena Calon adik iparnya itu sedang tidak di Korea . Lisa belum sempat membicarakan apapun saat ini
"Itu pasti , masuk lah . Sampaikan salam ku pada Eomma dan Appa mu hm . Aku akan menjemput mu besok" Lisa menepuk kepala Jennie kebiasaan Lisa dalam menunjukkan kasih sayangnya selain dari pelukan dan ciuman .
Dengan cepat Jennie merangkak untuk naik ke tubuh Lisa yang berada dibelakang kemudi dan memeluknya "anggap saja ini cadangan untuk mu malam nanti , oke . Aku harap tidak akan ada mimpi buruk . Jika itu terjadi kau harus menghubungi ku , dan menggunakan cadangan pelukan ini"
Lisa tertawa tanpa daya , terkadang wanita nya ini bersikap lucu dan tidak masuk akal . Tapi itulah yang membuat hatinya selalu berdebar . Jadi Lisa membalas pelukan itu dan menambahkan tepukan tepukan kecil "baby , jika kau ingin memeluk ku jangan gunakan kata kata itu untuk melakukan nya"
Jennie hanya diam tidak menjawab perkataan Lisa , setelah beberapa menit bertahan dalam posisi itu . Dia cepat cepat berpindah sebelum hal yang tidak bisa ditahan oleh Lisa bangkit "itu adalah alasan kedua ku hon , alasan pertama nya hal yang ku katakan tadi" Jennie menjawab dengan cemberut yang membuat Lisa menarik Jennie untuk menggigit pipi nya
Awhh
Sebelum Jennie berteriak , Lisa dengan cepat menghujani seluruh wajah Jennie dengan ciuman . Jennie hanya bisa pasrah dan akhirnya tertawa , amarahnya hilang . Dan tangannya tidak lupa mengusap dada Lisa . Dia tertawa juga karena teringat bagaimana tadi pagi dirinya yang tidak percaya pada Lisa dan mengira dirinya tidak memiliki pengaruh apa apa lagi .
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything For You || JENLISA
FanfictionLalisa Manoban , seseorang pria yang menjalani hidupnya sebagai CEO bergelar Prof. sekaligus Dokter Bedah & Agen Rahasia Terbaik di Negaranya Namun karena permintaan saudara nya akhirnya ia sedikit mengurangi profesi mengerikan itu. Yaa , dia memili...