Chapter 5 - For Real?

1.4K 165 1
                                    

"Apa kau bilang?" ujar Ashley.

"Aku bertemu dengan Ryan. Ya...Ryan yang sama dengan yang kuajak menari di Ambrose." ujar Liv.

Ashley tampak terkejut ketika mendengar Liv bertemu dengan sosok Ryan yang dicarinya. Baru saja tadi pagi, Ashley melakukan sebuah investigasi dan menelesuri Facebook dengan detail hanya demi mencari pria itu. Dan kini, dengan mudahnya, Liv malah dipertemukan secara langsung dengan pria itu.

"Di mana kau bertemu dengan pria itu?" ujar Ashley. "Starbucks? Bluestockings? atau Fifth Avenue?"

Liv menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Akan jauh lebih baik bagi Liv jika ia bertemu dengan Sergio di tempat-tempat itu daripada harus bertemu di sebuah pertemuan bisnis. Setidaknya, wanita itu bisa bersembunyi di balik meja atau pergi menjauh.

"Lebih buruk dari perkiraanmu." ujar Liv.

"Sebaiknya kau mengatakannya sekarang juga, sebelum aku melempar wine ini ke wajahmu." ujar Ashley.

Tampaknya ini akan menjadi sebuah malam yang panjang. Liv terlihat menghirup nafasnya dalam-dalam dan mempersiapkan dirinya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Ashley.

"Aku bertemu dengan pria itu di...pertemuan bisnis tadi pagi." ujar Liv.

"Apa?!" ujar Ashley. "Bagaimana bisa? Apa pria itu adalah atasan barumu? Atau teman kerjamu yang baru?"

Lagi-lagi, Liv menggelengkan kepalanya dengan lemah. Jika mengingat-ingat kejadian tadi pagi di ruang pertemuan Chrysler Building itu, membuat Liv ingin segera menghilang saja dari muka bumi ini.

"Pria itu adalah klienku." ujar Liv.

"Jeez, Liv." ujar Ashley. "Ternyata ini lebih parah dari dugaanku."

"Aku tahu." ujar Liv. "Dan kau tahu? Bahkan ada hal yang lebih buruk dan lebih kacau lagi."

"Astaga..." ujar Ashley. "Aku tidak siap untuk mendengarnya."

Raut wajah Ashley terlihat begitu tegang ketika mendengar penuturan Liv. Semua ini terdengar begitu kacau. Wanita itu bahkan menutup kedua telinga dengan telapak tangannya.

"Percuma saja kau mencari nama Ryan di setiap pengguna akun Facebook." ujar Liv. "Karena itu bukanlah nama sesungguhnya."

"Tidak mungkin...Pria itu menipumu, Liv?" ujar Ashley.

Secara teknis, Ryan adalah nama tengah Sergio. Tentu saja itu tidak dapat dikatakan sebagai penipuan. Namun, tetap saja Liv tidak menyangka jika pria itu adalah seorang Beckford. Tapi, mengapa Sergio harus repot-repot menutupi nama aslinya dari Liv? Tampaknya pria itu pun tidak niat untuk melanjutkan hubungan singkat itu.

"Ryan adalah nama tengahnya." ujar Liv. "Nama aslinya adalah Sergio Ryan Beckford."

"APA?!" teriak Ashley.

Hampir saja Ashley menyemburkan wine yang belum sempat diteguknya itu. Rahang wanita itu terbuka lebih lebar dari sebelumnya. Kedua mata Ashley pun bahkan tampak terbelalak, hampir saja keluar dari tengkoraknya. Dari sekian banyak kemungkinan, Ashley tidak menduga jika pria yang bermalam dengan Liv adalah seorang Beckford.

"Beckford?" ujar Ashley. "Tolong jangan katakan kepadaku jika pria itu adalah salah satu anggota keluarga Beckford, keluarga pebisnis dan pemilik puluhan hotel bintang lima itu?"

Liv tidak menjawab pertanyaan Ashley. Wanita itu hanya mengangguk kecil sambil kembali menyesap wine dari gelas kaca itu. Melihat anggukan kecil itu, membuat Ashley tampak tercengang dan tatapan wanita itu terlihat kosong. Wanita itu pun menyandarkan kepalanya di atas bantal karena tubuhnya terasa begitu lemas ketika melihat jawaban Liv.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang