Chapter 52 - What About You?

512 77 5
                                    

Praaaang!

Liv dan Brie langsung menoleh ke arah pintu kayu besar itu dan saling terdiam. Entah apa yang terjadi di dalam ruangan itu, namun tampaknya terjadi peperangan yang cukup hebat. Kedua wanita itu tidak dapat mendengar percakapan di antara Sergio dan Chrissy dengan jelas karena pintu kayu besar itu tertutup dengan rapat.

Tampaknya ruang kerja itu memiliki insulasi peredam suara yang sangat baik, sehingga hanya terdengar sayup-sayup orang tengah berbicara dari arah dalam ruangan. Sesekali, terdengar suara Chrissy sedikit meninggi, tampaknya wanita itu tengah membentak Sergio.

Liv mencoba mendengar percakapan itu namun rasanya benar-benar sulit. Wanita itu berusaha untuk memfokuskan pendengarannya agar dapat menangkap isi pembicaraan antara Sergio dan Chrissy  namun tiba-tiba...

Braaaak!

Tiba-tiba, pintu kayu besar itu pun terbuka dengan kasar. Tampak Chrissy melangkah keluar dari dalam ruang kerja itu dan berjalan menghampiri Liv yang tengah berdiri tak jauh dari pintu itu.

Chrissy menghentikan langkahnya tepat di depan Liv. Kedua mata wanita itu menatap Liv dengan begitu tajam. Jarak keduanya begitu kecil bahkan membuat Liv dapat menghirup aroma yang begitu manis dari tubuh Chrissy.

"Camkan ucapanku baik-baik." ujar Chrissy. "Aku akan merebut kembali Sergio, apa kau mengerti? Dan kau? Jangan harap kau akan hidup dengan tenang."

Liv terlihat tidak gentar dengan ancaman Chrissy. Wanita itu malah membalas tatapan tajam itu dan melangkah lebih dekat ke arah Chrissy.

"Silahkan, coba saja." ujar Liv.

Liv dan Chrissy tampak saling melempar tatapan tajam hingga akhirnya wanita berambut pirang itu pun memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu. Jujur saja, Liv tidak takut dengan ancaman yang diucapkan oleh Chrissy. Jika saja Sergio tidak menahan pergerakkannya tadi, pasti tamparan Liv sudah mendarat tepat di wajah cantik Chrissy.

Liv tidak peduli siapa Chrissy sebenarnya. Liv tidak akan membiarkan wanita angkuh berambut pirang itu menginjak-injak harga diri dan martabatnya. Walaupun Liv tidak memiliki status sosial yang tinggi, harta yang melimpah, dan sepatu rancangan desainer ternama macam Loubutin, namun wanita itu tidak akan tinggal diam jika seseorang memperlakukannya semena-mena.

Sesungguhnya, Liv tidak mengerti dengan ucapan Chrissy. Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi di antara Chrissy dan Sergio, sehingga membuat wanita itu begitu marah? Bahkan hingga Liv turut terkena imbasnya. Satu hal yang Liv sadari adalah Chrissy cemburu terhadapnya. Apakah itu artinya selama ini Sergio dan Chrissy adalah sepasang kekasih?

Seingat Liv, rasanya Sergio tidak memiliki seorang kekasih. Pria itu bahkan tidak pernah menyebutkan nama Chrissy di hadapan Liv sebelumnya.

Sergio?

Tunggu, bagaimana keadaan pria itu saat ini? Liv pun segera berjalan masuk ke dalam ruangan itu dan mendapati jika beberapa gelas dan botol telah hancur berantakan di atas lantai marmer. Kertas-kertas dan beberapa benda lainnya pun tampak berserakan.

Tampaknya Chrissy benar-benar memporakporandakan tempat itu layakanya Badai Katrina yang menghantam permukaan bumi. Liv dan Brie melangkah masuk ke dalam ruangan itu dan kedua wanita itu terlihat sangat terkejut.

"Astaga...Apa yang terjadi di ruangan ini?" ujar Liv.

"Aku akan segera memanggil petugas kebersihan." ujar Brie.

Brie segera melangkah ke luar ruangan untuk memanggil petugas kebersihan. Pasalnya, ruang kerja itu sangat berantakan dan pecahan beling itu pun tersebar hampir ke seluruh penjuru ruangan.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang