Chapter 7 - First Day

1.4K 167 0
                                    

Jam sudah menujukkan pukul enam lebih lima belas menit. Biasanya, Liv sudah duduk di balkon apartemennya sambil menyesap segelas kopi hitam panas favoritnya. Namun kini, Liv terlihat masih berada di atas ranjang sambil membalut tubuhnya dengan selimut tebal. Tidak tampak ada keinginan dan semangat sama sekali dari wanita itu untuk segera bersiap-bersiap dan berangkat menuju kantor barunya.

Hari ini adalah hari pertama bagi Liv bekerja di Beckford Corp. Semenjak keputusan sepihak yang dibuat Brian dan Sergio untuk menempatkan staf khusus, yakni Liv, agar dapat fokus mengerjakan proyek Fort Cape Resort di Maldives milik Beckford Corp.

Liv tidak bisa tidur sejak semalam. Wanita itu terus memikirkan nasibnya yang semakin berantakan ini. Apa jadinya jika setiap hari wanita itu harus bertemu dengan Sergio? Tiba-tiba, Liv dikagetkan dengan dering telepon genggamnya yang begitu keras. Wanita itu pun meraba meja nakas yang berada tepat di sebelah ranjangnya dengan mata yang masih tertutup.

"Ya?" ujar Liv.

"Tumben sekali kau belum bangun." ujar Brian. "Apa Nona Smith sudah meneleponmu?"

Nona Smith? Siapa pula wanita itu? Liv belum pernah mendengar namanya sekalipun. Dan saat ini, nyawa Liv belum terkumpul seutuhnya sehingga wanita itu tidak bisa berpikir dengan cepat.

"Aku tidak mengenal Nona Smith." ujar Liv sinis.

"Ah, iya. Dia adalah sekretaris pribadi Tuan Beckford." ujar Brian. "Aku sudah memberikan nomor teleponmu kepadanya."

"Untuk apa dia menghubungiku?" ujar Liv.

"Entahlah." ujar Brian. "Oh iya, jangan sampai kau terlambat datang. Ini adalah hari pertamamu."

"Oh, terima kasih banyak, Tuan Hill. Kau membangkitkan semangatku yang telah hilang." ujar Liv dengan nada sinis.

Liv segera memutus panggilan telepon itu dan melempar telepon genggamnya ke atas kasur. Hari masih pagi, namun suasana hati wanita itu sudah kacau balau.

Liv menghela nafasnya dengan panjang lalu memaksakan tubuhnya untuk bangkit dari ranjangnya yang empuk itu. Wanita itu pun memutuskan untuk bersiap dan segera berangkat menuju tempat kerja yang baru.

Tak lama kemudian, Liv tiba di depan Gedung Beckford Corp. yang terletak tak jauh dari apartemennya. Wanita itu pun berjalan masuk ke dalam bangunan lima puluh lantai itu sambil menyisir seluruh ruangan itu dengan detail.

Gedung Beckford Corp. terlihat sangat mewah, bahkan lobby gedung itu pun terlihat sangat elegan, sangat berbeda dengan bangunan kantornya. Liv tampak disambut dengan lantai marmernya yang begitu mengkilap dan hiasan dinding karya seniman-seniman terkenal.

"Nona Miles?" sapa seorang wanita.

Tiba-tiba, seorang wanita menghampiri Liv sambil menyapanya. Liv merasa familiar dengan wanita yang baru saja menyapanya. Wanita itu memiliki rambut pirang sebahu dengan bibir yang diulas dengan lipstick merah menyala.

"Ya, itu aku." jawab Liv.

"Perkenalkan, namaku Brittany Smith. Tapi kau bisa memanggilku Brie." ujar Brie. "Mari ikut aku."

Liv tersenyum lalu berjalan membuntuti Brie dari arah belakang. Liv tampak menatap Brie dari atas hingga bawah. Wanita berambut pirang itu terlihat sangat cantik. Dengan setelan blazer berwarna salem yang dipadukan dengan rok berwarna senada, membuat Brie terlihat sangat manis. Tak heran jika Sergio memilih Brie sebagai sekretarisnya. Tak lama kemudian, kedua wanita itu pun melangkah masuk ke dalam elevator.

"Kafetaria dan area permainan ada di lantai empat, gym ada di lantai dua belas, kolam renang indoor ada di lantai tiga belas, dan ada sebuah coffee shop yang bisa kau gunakan untuk bekerja di lantai enam." ujar Brie.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang