Chapter 1 - Dare

4.2K 258 7
                                    

New York

Kota New York selalu tampak ramai. Bahkan ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam, suasana kota ini tetap saja terlihat ramai. Jalanan terlihat begitu padat dan lalu lalang pejalan kaki tampak memenuhi pedestrian. Antrian manusia pun terlihat mengular di tiap restoran dan klub malam. Hal tersebut tampaknya sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi Liv sehari-hari. 

Wanita berambut panjang itu hanya bisa melihat keramaian kota New York itu dari balik jendela kantornya. Liv terlihat begitu lelah memandangi layar komputernya seharian penuh. Pekerjaannya sangat menumpuk, apalagi yang ia kerjakan saat ini adalah materi untuk rapat esok pagi.

Terngiang kembali di kepala Liv panggilan telepon beberapa saat lalu dari Brian Hill, salah satu atasan Liv yang terbilang sangat cerewet itu.

"Liv, tolong selesaikan seluruh materi rapatnya malam ini. Pemilik Fort Cape Resort ingin segera berdiskusi bersama kita mengenai desainnya di awal minggu depan."ujar lelaki paruh baya itu. "Jangan lupa. Minggu depan, jam 10 pagi."

Kedua kaki Liv langsung terasa lemas. Hancur sudah rencananya untuk menghabiskan malam bersama Kate dan Ashley di Ambrose, salah satu klub malam yang terkenal di kawasan New York. Liv hanya bisa menghela nafas panjang. Wanita itu pun segera meraih telepon genggamnya dan menekan nomor kontak Ashley untuk mengabari berita buruk ini.

"Apa?! Pasti kau sedang bercanda, bukan?" ujar Ashley. "Kau tahu, aku sudah dalam perjalanan menuju Ambrose."

"Maafkan aku, Ash." ujar Liv. "Tapi tiba-tiba saja Brian memberiku setumpuk pekerjaan."

"Ya Tuhan. Pria itu sungguh keterlaluan." keluh Ashley. "Apa kau tidak bisa menyusul kami? Kau tahu, sudah lama kita tidak berkumpul bersama."

Ashley benar. Hampir satu bulan lebih, Liv dan teman-teman dekatnya, Kate juga Ashley, tidak bertemu karena terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Padahal sebelumnya, ketiga wanita itu selalu menyisihkan waktu untuk berkumpul bersama, setidaknya satu minggu sekali. Hanya untuk sekedar mengobrol dan update kisah kehidupan mereka.

"Hmm, baiklah. Aku akan berusaha untuk menyusul kalian secepatnya. Tampaknya aku bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum tengah malam." ujar Liv.

Ashley terdengar menyetujui tawaran sahabatnya itu. Tanpa mengulur waktu lagi, Liv pun bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Brian agar dapat segera menyusul teman-temannya itu.

Liv sudah terbiasa untuk berkutat dengan komputer dalam waktu yang lama. Pekerjaan wanita itu sebagai seorang arsitek, memang menuntutnya untuk berkutat dengan tumpukan gambar-gambar dan komputer. Apalagi, Fort Cape Resort di Maldives, sebuah proyek baru yang ditugaskan oleh Brian itu, merupakan salah satu proyek prestigius yang sedang dikerjakan oleh Liv.

Resor ini terbilang cukup besar dan rumit, sehingga menyita cukup banyak waktu dan energi Liv. Sejak projek ini diembankan kepada Liv, wanita itu selalu saja pulang larut malam. Bahkan beberapa hari ini, Liv memutuskan untuk menginap di kantornya, hanya untuk meyelesaikan desain resor itu.

Menurut informasi, pemiliknya adalah seorang milyuner asal Amerika bernama Arthur Beckford. Arthur memiliki puluhan hotel dan resor mewah yang tersebar di seluruh dunia. Kini, pria paruh baya itu sedang mengembangkan bisnisnya di Maldives dan Arcadia, kantor dimana Liv bekerjalah yang memenangkan tender untuk proyek besar itu.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Beberapa pekerjaan pun sudah diselesaikan demgan cepat oleh Liv dan wanita itu memutuskan untuk melanjutkannya esok pagi. Liv segera mematikan komputernya dan merapikan semua barang-barangnya yang tampak berantakan di atas meja. Liv tampak segera meraih coat-nya dan berjalan menuju lobby depan untuk mendapatkan taksi. Wanita itu tampak tidak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang