Cahaya putih itu tampak begitu terang dan menusuk kedua mata Liv. Wanita itu tampak berusaha untuk menghalau cahaya yang begitu menyilaukan itu namun kedua tangannya tidak dapat digerakkan.
"Liv?"
Terdengar samar di telinga Liv bahwa seseorang tengah memanggil namanya. Liv tampak berusaha membuka kedua matanya namun terasa begitu berat. Wanita itu pun mengerjapkan kedua matanya dan membukanya dengan paksa.
"Hei, apa kau baik-baik saja?"
Liv tampaknya belum sepenuhnya sadar. Wanita itu mencoba untuk mengumpulkan nyawanya karena masih dalam keadaan bingung. Liv menoleh ke arah sumber suara. Tampak seorang wanita berpakaian serba biru muda dengan rambut coklat yang terikat, sedang berdiri di samping Liv.
Liv mencoba untuk menatap wajah wanita itu dengan lekat dan berusaha untuk mengenali wajahnya. Tak lama kemudian, wanita itu pun memasangkan selang infus di tangan kiri Liv. Tampaknya wanita itu adalah seorang perawat.
"Apa...yang sedang kau lakukan...kepadaku?" ujar Liv.
Liv terdengar begitu lemah. Wanita itu berusaha untuk bangkit dari ranjang namun perawat itu segera menahan tubuh Liv.
"Nyonya, tenanglah. Aku sedang memberimu obat." ujar perawat itu. "Apa perlu aku panggilkan suamimu kemari?"
"Suami?" tanya Liv.
Apa? Suami? Liv tampak terkejut mendengar ucapan perawat itu. Apa yang dimaksud oleh perawat itu? Apa maksud wanita itu adalah Joshua? Apakah Joshua sedang berada di tempat ini bersamanya lagi?
Liv terlihat begitu panik. Wanita itu menoleh ke segala arah untuk melihat apakah Joshua berada di sana bersama dengannya. Namun tempat itu ditutupi dengan tirai di sekelilingnya, sehingga Liv tidak fapat melihat keluar.
"Bisakah aku pergi dari tempat ini sekarang juga?" ujar Liv. "Kumohon..."
"Maaf, tapi tubuhmu masih sangat lemah, Nyonya." ujar perawat itu. "Tekanan darahmu bahkan sangat rendah."
Liv menatap kedua mata perawat itu dengan intens. Perawat itu benar. Tubuh Liv benar-benar terasa begitu lemas dan sakit. Kepala wanita itu pun terasa sangat pusing. Rasanya tidak mungkin jika Liv harus beranjak dari ranjang ini dan pergi tempat itu sekarang juga.
"Aku akan segera kembali." ujar perawat itu. "Beristirahatlah."
Liv kembali menyandarkan tubuhnya di atas ranjang. Wanita itu sedang berusaha mengingat bagaimana ia bisa berada di sini. Tampaknya saat ini, Liv sedang berada di dalam ruang gawat darurat. Seingat Liv, terakhir ia sedang berada di ruang kerjanya untuk mengambil pil penenang dari dalam tas nya lalu...
Tiba-tiba saja, Liv menepuk dahinya dengan keras. Wanita itu baru saja teringat bahwa ia kehilangan kesadaran saat akan meraih pil penenang itu di dalam tas nya. Setelah itu, Liv tidak mengingat apapun lagi. Begitu sadar, wanita itu sudah terbaring di rumah sakit ini.
"Astaga! Mengapa aku begitu ceroboh..." gumam Liv.
Tak lama kemudian, tirai di hadapan Liv pun terbuka. Wanita itu tampak terkejut ketika melihat Sergio berdiri balik tirai itu. Pria itu terlihat berjalan menghampiri Liv dan menjatuhkan tubuhnya di atas kursi yang terletak di samping ranjang itu.
"Apa kau baik-baik saja?" ujar Sergio.
Liv tampak menatap kedua mata Sergio dan menganggukkan kepalanya dengan lemah. Wanita itu pun segera mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Apa kau...yang membawaku ke tempat ini?" ujar Liv.
Sergio tampak mengusap rambutnya dengan perlahan dan mengeraskan rahanya. Entah mengapa pria itu terlihat sedang menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly You
RomanceKehidupan seorang Olivia Miles yang dipenuhi dengan drama itu pun berubah drastis ketika wanita itu bertemu dengan Sergio Beckford, seorang milyuner muda yang memiliki kepribadian yang menakjubkan. Pertemuan yang diawali dari sebuah ketidaksengajaa...