Chapter 21 - Moment of Truth

841 109 0
                                    

Liv tampak benar-benar menikmati momen ini. Berlibur, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, dan melepaskan beban hidupnya walaupun hanya sementara. Wanita itu terlihat sangat menikmati alunan musik yang terdengar begitu keras di lantai dansa itu. Walaupun sebelumnya, Liv berusaha keras untuk menyingkirkan Sergio dari pikirannya.

"Apa kau baik-baik saja, Liv?" ujar Harvey.

"Aku baik-baik saja." ujar Liv. "Ada apa, Harv?"

"Entahlah, kau terlihat...berbeda." ujar Harvey. "Apa ada sesuatu yang terjadi kepadamu?"

Liv tampak mengacuhkan ucapan Harvey. Wanita itu benar-benar sedang berusaha melupakan Sergio dan insiden yang baru saja terjadi kepadanya. Mengapa pria itu harus selalu muncul di hadapan Liv?

"Liv, ikut aku!" ujar Harvey.

"Ke mana?" tanya Liv.

Harvey menjawab pertanyaan Liv hanya dengan sebuah senyuman. Pria itu pun segera menggenggam tangan Liv dan menariknya keluar dari kerumunan manusia yang berada di lantai dansa itu. Liv benar-benar tidak tahu akan kemana Harvey membawanya.

Keduanya tampak melewati ujung panggung besar itu lalu beranjak ke arah belakang area festival itu. Liv dan Harvey terlihat menyusuri taman dengan pepohonan kecil yang tertata dengan rapi di sepanjang tepinya.

"Harv? Mau kemanakah kita?" ujar Liv.

"Sssh! Ini tempat rahasia." ujar Harvey. "Ikuti aku dan nanti kau akan mengetahuinya."

Harvey mempererat genggamannya pada tangan Liv. Pria itu masih menarik tangan Liv dan wanita itu pun belum dapat menebak kemana Harvey akan membawanya.

Liv menoleh ke arah belakang. Area festival musik itu sudah terlihat cukup jauh. Dentuman musik pun sudah tidak sekeras tadi dan lama kelamaan semakin meredup. Tampaknya Liv dan Harvey sudah berada cukup jauh dari arena festival musik.

"Kita sudah sampai." ujar Harvey.

"Kita ada di ma...." ujar Liv

Liv melepaskan pandangannya ke arah depan. Sedikit demi sedikit, rahangnya terbuka dengan lebar dan kedua matanya pun membulat. Tampak hamparan pasir putih dan pemandangan laut di malam hari yang sangat indah. Ditambah lagi dengan sinar bulan yang menerangi pantai itu dan banyaknya bintang yang bertaburan di langit, membuat pemandangan itu semakin cantik.

Tidak ada apapun yang menghalangi pemandangan indah itu. Tidak ada gedung maupun pepohonan yang menutupi indahnya langit malam saat ini. Bahkan tidak ada suara berisik musik dan kendaraan yang terdengar di tempat itu. Hanya ada suara debur ombak dan desiran angin yang membuat suasana di tempat itu semakin menakjubkan.

Tiba-tiba, Liv merasakan ketenangan dan kedamaian yang ia inginkan sejak tadi. Wanita itu pun memejamkan kedua matanya dan membiarkan angin meniup rambutnya yang sudah ditata dengan cantik. Liv tampak menghirup nafasnya dalam-dalam. Aroma air laut yang begitu khas membuat wanita itu semakin lupa dengan permasalahan yang sejak tadi mengganggu pikirannya.

Liv menoleh ke seluruh penjuru arah. Hampir tidak ada orang di pantai itu. Hanya ada dirinya dan Harvey di sana. Pantas saja, Harvey menyebut tempat ini sebagai tempat rahasia.

"Apa kau menyukainya, Liv?" ujar Harvey.

"Sangat. Aku sangat menyukainya." ujar Liv. "Tempat ini sangat indah, Harv. Darimana kau mengetahui tempat ini?"

Liv menengadahkan wajahnya dan memandang langit malam yang begitu luas itu dengan takjub. Sudah sekian lama, wanita itu tidak melihat langit malam seindah ini. Jarang sekali Liv dapat melihat pemandangan langit yang begitu cantik di New York.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang