Kantor Utama Pihak Otoritas Maldives
9.45 amLiv dan Sergio terlihat tengah duduk di atas sofa besar yang terletak di sebuah ruangan besar. Ruangan itu adalah lobby dari kantor pemerintahan Maldives. Baru saja sepuluh menit Liv dan Sergio berada di lobby kantor itu, namun rasanya seperti satu jam.
Keduanya diminta untuk menunggu Alef Naseem, salah satu petinggi di pemerintahan Maldives, yang juga sosok yang mengirimkan undangan kepada Beckford Corp. Sebelumnya, dengan Alef lah Sergio berdiskusi panjang dan berhasil mendapatkan keputusan yang menggembirakan, sebelum akhirnya hari sial ini pun tiba.
Liv menoleh ke arah Sergio dan menatap pria itu dengan lekat. Pria yang tengah duduk di sampingnya itu terlihat memainkan jari jemarinya. Liv bahkan dapst mendengar Sergio mendenguskan nafasnya bak seekor kuda.
"Kau terlihat begitu gelisah." ujar Liv.
"Ini adalah caraku untuk menahan emosi, Liv." ujar Sergio. "Tidak seharusnya kita berada di tempat ini lagi. Ini hanya membuang-buang waktuku saja."
Liv menatap Sergio dengan lekat. Wanita itu dapat melihat jika Sergio berkali-kali menghembuskan nafasnya dengan keras. Liv cukup mengerti bagaimana perasaan Sergio terhadap masalah dalam proyek besar ini, sehingga wanita itu pun berusaha untuk tidak memberikan respon berlebihan.
Tak lama kemudian, seorang wanita menghampiri Sergio dan Liv, lalu menyapa keduanya dengan begitu ramah. Sergio mengenal wanita itu sebagai sekretaris pribadi Alef.
"Selamat siang, Tuan Beckford." ujar wanita itu. "Silahkan masuk ke ruang pertemuan utama. Kedatangan anda sudah ditunggu oleh Tuan Naseem."
Sergio segera beranjak dari kursinya dan merapikan jas yang membalut tubuh atletisnya itu. Dari arah belakang, Liv terlihat mengikuti pria itu dan keduanya pun diarahkan menuju ke sebuah ruangan besar, bahkan dapat dikatakan sangat besar.
Tampak sebuah meja bundar besar yang terletak di tengah ruangan dengan beberapa kursi dan sofa yang ditata begitu rapi. Dari kejauhan, tampak seorang pria paruh baya dan seorang pria lainnya yang mungkin usianya tidak jauh dari Sergio, tengah duduk di salah satu kursi itu. Kedua pria itu pun bangkit dari kursinya ketika Sergio berjalan menghampiri mereka.
"Selamat pagi, Tuan Beckford." ujar Tuan Naseem. "Senang berjumpa denganmu kembali."
"Selamat siang, Tuan Naseem." ujar Sergio. "Perkenalkan, ini Nona Olivia Miles, arsitek yang merancang Fort Cape Resort."
Tuan Naseem dan Liv terlihat saling berjabat tangan. Wanita itu tampak menyunggingkan senyum manisnya kepada Tuan Naseem dan berusaha untuk bersikap sopan.
"Perkenalkan pula, ini Tuan Ibrahim Ahmed." ujar Tuan Naseem. "Beliau merupakan salah satu pembuat keputusan di dalam otoritas Maldives."
"Salam kenal, Tuan Beckford. Aku sering mendengar tentangmu." ujar Ibrahim. "Senang bertemu denganmu juga, Nona Miles. Tak kusangka ternyata yang merancang resort megah itu adalah seorang wanita cantik."
Liv hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Ibrahim. Entah sebuah pujian atau basa-basi semata, namun wanita itu terlihat kurang nyaman. Di sisi lain, raut wajah Sergio terlihat berubah drastis. Senyum di wajah pria itu hilang tatkala mendengar pria lain tengah menggoda kekasihnya, terang-terangan di depan wajahnya.
Tak lama kemudian, Alef mempersilahkan Sergio dan Liv untuk duduk di atas bangku yang telah disediakan. Seorang pramusaji pun tampak menyajikan segelas teh hangat dan beberapa jenis kue untuk Liv dan Sergio. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Alef pun membuka pertemuan itu.
"Setelah pertemuan kita beberapa pekan lalu, aku telah menyampaikan keputusan hasil pertemuan denganmu kepada pihak otoritas Maldives, terutama kepada Tuan Ahmed." ujar Tuan Naseem. "Dan tampaknya mereka belum puas dengan hasil pertemuan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly You
RomanceKehidupan seorang Olivia Miles yang dipenuhi dengan drama itu pun berubah drastis ketika wanita itu bertemu dengan Sergio Beckford, seorang milyuner muda yang memiliki kepribadian yang menakjubkan. Pertemuan yang diawali dari sebuah ketidaksengajaa...