Liv tampak menyusun presentasi dan mempersiapkan seluruh berkas yang dibutuhkan untuk menghadapi pertemuan kerja sama antara Beckford Corp. dan Cole & Partners. Sesuai dengan perintah dari Arhtur, Liv ditugaskan untuk untuk menghubungi pihak Cole & Partners. dan mengundang mereka ke dalam sebuah pertemuan bisnis. Tentu saja untuk meminta perusahaan kontraktor itu bekerja sama dengan Beckford Corp. dalam menangani proyek Fort Cape Resort di Maldives.
Sebelumnya, Liv berencana untuk beristirahat di apartemennya, apalagi setelah insiden kemarin siang, yang hampir saja membuatnya pingsan. Untung saja, Liv dapat bertemu dengan Chris sehingga wanita itu mendapatkan pencerahan. Namun mengingat hari ini akan diadakan sebuah pertemuan penting, maka Liv memaksakan dirinya untuk pergi ke kantor.
Liv sudah tiba di kantor sejak pukul delapan pagi. Ya, lebih awal dari biasanya. Wanita itu tidak dapat tidur dengan nyenyak sejak semalam. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Liv dan wanita itu belum juga menemukan jawabannya.
"Nona Miles?" ujar Jonah. "Mengapa kau tidak beristirahat di rumah? Apa kau baik-baik saja?"
Tiba-tiba saja, Jonah membuka pintu kaca ruang kerja Liv dan terlihat terkejut ketika melihat wanita itu sedang duduk di meja kerjanya.
"Aku baik-baik saja, Jonah." ujar Liv. "Aku hanya kelelahan saja."
Liv hanya tersenyum tipis ke arah Jonah dan mengarahkan tatapannya kembali tatapan ke layar laptopnya. Di sisi lain, Jonah masih menatap Liv dengan penuh kekhawatiran. Wanita itu masih terlihat pucat dan lemah, tidak seperti biasanya.
Jujur saja, Jonah mencemaskan Liv. Sejak wanita itu bekerja di Beckford Corp., Liv terlihat sangat bekerja keras hingga lupa untuk beristirahat.
"Ada yang bisa kubantu, Nona Miles?" ujar Jonah. "Mungkin...menyelesaikan presentasi itu?"
"Terima kasih, Jonah. Tapi presentasi itu sudah selesai kukerjakan." ujar Liv.
Tiba-tiba, Liv menatap ke arah arlojinya. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh pagi. Sebentar lagi, pertemuan dengan Cole & Partners. akan segera dimulai dan Liv tidak boleh terlambat.
"Sial! Tampaknya aku akan terlambat." ujar Liv. "Jonah, bisakah kau menyelesaikan laporan yang kemarin kukirimkan kepadamu?"
"Tentu, Nona Miles." ujar Jonah. "Tak masalah."
Liv pun segera merapikan laptop dan seluruh barang-barang yang dibutuhkannya ketika pertemuan nanti. Dengan cepat, wanita itu pun segera melangkah keluar dari ruang kerjanya dan berjalan menuju elevator.
Selang beberapa menit kemudian, wanita itu pun tiba di lantai lima puluh dan segera melangkah menuju ruang pertemuan khusus para direksi. Di dalam ruang pertemuan itu hanya terlihat Brie. Tampaknya, para dewan direksi dan tamu pun belum tiba. Wanita itu terlihat sedang mempersiapkan dokumen yang nantinya akan dibutuhkan oleh Arthur dan juga Sergio.
Brie selalu terlihat anggun dan cantik, dengan setelan blazer dan rok pendek yang senada, membuat wanita itu semakin terlihat manis. Sangat berbeda dengan Liv yang terlampau cuek, hanya mengenakan kemeja dan celana panjang bahan yang berwarna monokrom.
"Selamat pagi, Nona Miles." ujar Brie. "Kau terlihat...sedikit pucat. Apa kau sedang sakit?"
Liv segera menyentuh wajahnya lalu meraih telepon genggam dari saku celananya. Sontak saja, wanita itu menatap pantulan wajahnya pada aplikasi kamera yang ada di dalam telepon genggamnya itu.
Brie benar. Wajah Liv terlihat pucat. Pantas saja Jonah menanyakan kondisi wanita itu tadi pagi. Liv membuka tas kecil miliknya dan mencari lipstick di dalamnya. Untung saja, sebuah lipstick merah muda yang selalu Liv selipkan di dalam tas kecil itu, masih tersimpan di dalam sana. Dengan segera, wanita itu pun memulas lipstick itu di atas bibirnya, sebelum peserta pertemuan yang lain tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly You
RomanceKehidupan seorang Olivia Miles yang dipenuhi dengan drama itu pun berubah drastis ketika wanita itu bertemu dengan Sergio Beckford, seorang milyuner muda yang memiliki kepribadian yang menakjubkan. Pertemuan yang diawali dari sebuah ketidaksengajaa...