Chapter 51 - Another Woman

528 75 0
                                    

Siang itu, langit terlihat begitu mendung. Tidak nampak sedikit pun sang matahari memancarkan sinarnya. Tampaknya hujan akan turun dengan deras, walaupun sesungguhnya Liv sangat berharap agar dapat merasakan hangatnya sinar matahari saat ini.

Liv terlihat tengah menatap jendela kaca besar yang ada di hadapannya. Pandangan wanita itu tampak menembus jendela kaca itu dan menatap jauh gedung-gedung pencakar langit yang tersusun dengan begitu rapat.

Ingin sekali rasanya Liv terbang jauh dari tempat ini, melayang di antara grdung-gedung pencakar langit itu, lalu menuju tempat yang sangat dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tidak ada polusi, tidak ada kebisingan, maupun orang-orang yang membuat hidup wanita itu ricuh.

"Nona Miles, anda diminta hadir di dalam rapat mingguan siang ini." ujar Jonah.

Hampir saja Liv terlonjak dari kursi kerjanya. Jonah melangkah masuk ke dalam ruang kerja Liv dengan begitu tiba-tiba dan memanggil wanita itu dengan suaranya yang lantang.

"Rapat mingguan?" ujar Liv. "Bukankah baru saja diadakan rapat dua hari yang lalu?"

"Entahlah, tapi tampaknya rapat kali ini begitu penting." ujar Jonah.

"Pukul berapa aku harus menghadiri rapat itu?" ujar Liv.

"Sekarang juga, Nona Miles." ujar Jonah.

Liv tampak terdiam dan menatap Jonah dengan lekat. Wanita itu tampak menggenggam penanya dengan erat, bahkan sangat erat. Liv hanya bisa menghela nafasnya dengan berat. Sudah pasti Sergio hadir dalam tapat mungguan itu juga dan sesungguhnya, Liv belum siap untuk bertemu lagi dengan pria itu. 

Setelah insiden dua hari yang lalu, Liv belum bertemu dengan Sergio lagi. Wanita itu sudah membayangkan betapa canggungnya jika nanti keduanya akan bertemu di dalam satu ruangan yang sama.

Dengan berat hati, Liv meraih laptopnya dan berjalan keluar dari dalam ruang kerjanya. Wanita itu tampak mendengus kesal karena terlalu banyak hal yang berkecamuk di pikirannya saat ini.

Tak lama kemudian, Liv tiba di lantai lima puluh dan langsung berjalan masuk ke dalam ruang rapat itu. Terlihat hanya Richard, Eric, dan beberapa orang dari tim lapangan yang berada di dalam ruangan rapat itu. Tampaknya Sergio dan petinggi Beckford Corp. lainnya belum datang.

"Hai, Liv!" ujar Richard. "Duduklah di sampingku."

"Ada apa lagi hari ini?" ujar Liv.

"Tampaknya hari ini kita akan menginap di kantor." ujar Eric.

"Menginap?" ujar Liv.

"Apa kau belum mendengar isu yang beredar, Liv?" ujar Richard. "Pihak otoritas Maldives menolak permohonan Beckford Corp. dan meminta sejumlah data terkait pembangunan resort itu paling lambat besok siang."

"Apa? Besok siang? Apa mereka tengah bercanda?" ujar Liv. "Bagaimana bisa kita menyusun data-data itu hanya dalam waktu semalam?"

Ya, data-data itu masih disusun oleh tim terkait dan tentunya masih dalam proses pengkajian yang panjang. Seharusnya malam ini, Liv akan menghabiskan malamnya bersama dengan Ashley di Ambrosè, seperti biasanya. Namun tampaknya, wanita itu harus menggagalkan rencananya kali ini dan menghabiskan malamnya di kantor.

Selang beberapa waktu kemudian, pintu ruangan rapat itu terbuka dengan lebar. Tampak Sergio berjalan masuk, diikuti oleh Brie, Darren, dan beberapa petinggi Beckford Corp. lainnya. Pria itu tampak duduk tepat di seberang Liv dan meletakkan laptop serta telepon genggamnya di atas meja. Brie terlihat meletakkan segelas minuman dingin di hadapan Sergio lalu menempatkan beberapa tumpukkan dokumen tepat di sebelah pria itu.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang