Part 61 - Did You Miss Me?

487 62 1
                                    

Pintu apartemen itu terbuka dengan lebar dan hampir saja menghantam dinding yang sudah mulai terlihat rapuh itu. Sergio dan Liv tampaknya benar-benar tengah dimabuk asmara. Kedua sejoli itu tampak tidak melepaskan ciumannya dan kedua bibir mereka pun terus bertautan, bahkan ketika memasukki ruang apartemen itu.

Sergio terus mempererat dekapannya pada tubuh Liv sambil memberikan ciuman di tubuh wanita itu. Kedua insan yang dimabuk cinta itu pun tampak bermesraan dan tertawa bersama, seakan dunia hanya milik berdua.

Lalu, Sergio dan Liv tampak menjatuhkan tubuh mereka ke atas sofa dan keduanya pun kembali berciuman. Pria itu terlihat mengerahkan seluruh perasaannya kepada wanita yang pertama kali ditemuinya di Ambrosè itu. Begitu jelas terlihat betapa besar rasa sayang Sergio kepada Liv, begitu pula sebaliknya.

Tak lama kemudian, Sergio pun melepaskan ciumannya dan menatap wajah Liv dengan lekat. Kedua mata pria itu tampak berbinar ketika menatap kekasihnya yang terlihat begitu cantik malam itu.

Liv tengah berbaring tepat di bawah Sergio sambil menatap pria itu dengan tak kalah lekatnya. Pria itu pun mengusap wajah kekasihnya itu dan senyum di bibir Sergio pun merekah.

"Apa yang telah kau lakukan kepadaku, Olivia Miles?" ujar Sergio. "Mengapa aku selalu menginginkanmu?"

Liv tidak mengucapkan sepatah kata pun dari mulutnya. Wanita itu hanya merespon ucapan Sergio dengan sebuah senyuman yang sangat manis, hingga membuat pria itu tak kuasa untuk menahan hasrat ingin melayangkan sebuah ciuman lagi kepada Liv.

"Apa kau tidak bosan menciumku, Tuan Beckford?" ujar Liv.

"Bagaimana aku bisa bosan menciummu, Nona Miles?" ujar Sergio. "Bibirmu seperti heroin yang membuatku tidak dapat berhenti untuk mengkonsumsinya."

Senyum di wajah Liv kembali merekah di wajah cantiknya. Wanita itu dapat merasakan apa yang Sergio rasakan saat ini. Perasaan pria itu terasa sangat tulus kepadanya. Sentuhannya, ciumannya, dan dekapan pria itu tampaknya berhasil menyalurkan seluruh rasa kasih dan sayangnya terhadap Liv.

"Aku sangat menyukaimu, Olivia Miles." ujar Sergio.

"Benarkah?" ujar Liv.

Sergio pun mendekatkan kembali wajahnya ke arah Liv lalu mencium wanita itu lagi dan lagi. Hingga tiba- tiba, telepon genggam Sergio pun berdering dan merusak momen romantis yang terjadi di antara Liv dan Sergio.

Rrrrrr~

"Ah, sial!" ujar Sergio. "Siapa yang menghubungiku malam-malam begini?"

Sergio tampak melepaskan ciumannya dari bibir Liv dan merogoh kantong celanannya. Pria itu pun menatap layar telepon genggamnya dan seketika, raut wajah tampan Sergio tampak berubah drastis.

"Ada apa? Siapa yang meleponmu?" ujar Liv.

"Ibuku." ujar Sergio. "Maaf, aku harus menjawab panggilan ini."

Sergio tampak beranjak dari posisinya lalu berjalan menjauh dari sofa itu. Pria itu pun segera menjawab panggilan telepon itu.

"Apa?!" teriak Sergio.

Liv pun tampak terkejut ketika mendengar Sergio menaikkan nada bicaranya. Wanita itu tampak memandangi kekasihnya dengan perasaan khawatir. Entah apa yang dibicarakan oleh Laura dan sergio, namun pria itu terlihat begitu emosi. Sesekali, Sergio tampak mengacak-acak rambutnya dan memukul dinding yang ada di hadapannya.

"Sial!" gumam Sergio.

"Ada apa? Apa semua baik-baik saja?" tanya Liv.

"Adrian. Lagi-lagi, pria itu membuat ulah di rumah orang tuaku." ujar Sergio. "Bajingan itu kini sedang membuat onar dan bertengkar dengan ayahku. Apakah dia tidak bisa diam dan hidup dengan tenang?"

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang