Chapter 12 - Are You Okay?

1.1K 141 0
                                    

New York -

Perjalanan bisnis Liv ke Maldives bersama Sergio itu memang memiliki cerita tersendiri. Hari ini, tepat setelah dua hari yang lalu, Liv dan Sergio kembali dari perjalanan bisnis mereka ke Maldives. Keduanya pun dipertemukan kembali dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh Arthur.

Sesuai janji, Liv mempresentasikan laporan hasil survey kunjungannya kepada Arthur dan beberapa dewan direktur. Sergio yang duduk tepat di sebelah Arthur pun tampak menyimak penjelasan yang disampaikan oleh Liv.

Liv tampak begitu lancar menjelaskan presentasi itu. Wanita itu bahkan menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Arthur dan dewan direktur dengan lancar. Kini, wanita itu tampak mempersiapkan daftar beberapa kontraktor yang akan menangani proyek Fort Cape Resort di Maldives. Liv pun menampilkan daftar itu dalam presentasinya.

"Dari kelima kontraktor yang ada di dalam daftar itu, mana yang merupakan perusahaan unggulan?" ujar Arthur.

"Menurutku, ada dua yang menjadi unggulan." ujar Liv. "Cole & Partners. dan Parsons Corp. Kedua perusahaan itu memiliki rekam jejak pekerjaan yabg baik."

Arthur tampak membolak balik tumpukkan dokumen yang berisi profil dari kelima calon kontraktor itu. Pria paruh baya itu terlihat membaca tiap detailnya dengan teliti dan seksama.

"Tampaknya aku menyukai Cole & Partners." ujar Arthur. "Aku cukup menyukai hasil pekerjaannya. Lagipula, aku mengenal Benjamin Cole dengan baik."

Liv membaca kembali profil perusahaan Cole & Partners. Perusahaan itu memang memiliki pengalaman dan kredibilitas yang cukup baik. Wanita itu pun tampak setuju dengan pilihan Arthur. Rasanya menggandeng Cole & Partners. sebagai mitra kontraktor adalah pilihan yang terbaik.

"Baiklah. Aku akan segera membuat pertemuan dengan mereka." ujar Liv.

"Tolong undang mereka secepatnya, Nona Miles." ujar Arthur. "Aku tidak ingin menunda proyek ini lebih lama lagi."

Dari seberang meja besar itu, Sergio terlihat tidak henti-hentinya menatap Liv. Pria itu tampak mencemaskan Liv, apalagi setelah mendengar pengakuan wanita itu saat berada di Maldives.

Sesungguhnya, Sergio cukup terkejut dengan kenyataan pahit yang keluar dari mulut Liv. Pria itu bahkan tidak bisa melupakan semua perkataan yang Liv ucapkan ketika wanita itu dalam keadaan mabuk di malam itu. Banyak hal yang mengganjal di pikiran Sergio sejak malam itu. Bahkan Sergio pun penasaran dengan sosok Joshua Renner, pria yang menjadi mantan suami Liv. Pria macam apa yang tega memukuli seorang wanita, bahkan wanita itu adalah istrinya sendiri?

Tak lama kemudian, pertemuan itu pun berakhir. Namun, beberapa orang tampak masih berada di ruangan itu untuk membahas proyek Fort Cape lebih lanjut.

Liv tampak menyibukkan dirinya dengan laptop dan berdiskusi dengan Kevin Richardson, seorang analis bisnis senior di Beckford Corp. Sesekali, Kevin memperlihatkan layar laptop miliknya kepada Liv untuk memperlihatkan hasil analisanya.

Selang beberapa waktu kemudia, Liv tampak menutup layar laptopnya dan merapikan seluruh dokumen miliknya. Wanita itu pun segera beranjak meninggalkan ruang pertemuan itu. Namun, tiba-tiba saja, Sergio memegang lengan Liv dan menghentikan langkah wanita itu.

"Hei." ujar Sergio. "Apa kau baik-baik saja?"

Liv menatap Sergio dengan heran lalu tersenyum dengan manis. Wanita itu tampak berusaha untuk bersikap normal.

"Aku?" ujar Liv. "Aku baik-baik saja. Apa aku terlihat pucat?"

Wanita itu tampak...tennag dan santai, seperti tidak terjadi apapun di Maldives. Tampaknya Liv tidak mengingat sama sekali insiden 'pengakuan'-nya itu. Untuk menghindari kecanggungan di antara keduanya, Sergio pun segera melepas lengan Liv.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang