Part 62 - I Promise

473 64 0
                                    

"Apa kau merindukanku, Liv?" ujar Joshua.

Liv tampak menatap kedua mata Joshua dengan lekat. Ingin sekali rasanya wanita itu melayangkan sebuah  tamparan atau bahkan pukulannya ke arah mantan suaminya itu lalu pergi melarikan diri dari apartemennya sendiri. Namun tampaknya semua itu hanyalah sebuah khayalan belaka.

Rasa sakit terasa menjalar dengan cepat di wajah dan juga sekujur tubuh Liv. Wanita itu tidak dapat mengetahui bagaimana rupa wajahnya saat ini. Mungkin saja sudah babak belur karena Joshua melancarkan beberapa pukulan ke arah wajahnya tadi.

Di sisi lain, tangan Joshua terus meraba tubuh Liv dengan perlahan dan semakin membuat wanita itu merasa tidak nyaman. Liv tampak berusaha menggerakkan kedua tangannya untuk menyingkirkan Joshua dari tubuhnya, walaupun rasanya begitu sakit.

"To...long...Henti...kan..." ujar Liv.

Suara Liv terdengar begitu lirih. Untuk berbicara saja, wanita itu harus berusaha dengan sangat keras. Tampaknya Joshua memukuli tubuh Liv dengan cukup keras sehingga wanita itu kesulitan untuk bernafas dengan normal.

"Apa? Aku tidak dapat mendengar ucapanmu." ujar Joshua. "Apa kau sedang memohon kepadaku?"

Joshua tampak tidak menggubris permohonan Liv. Pria itu terus meraba tubuh Liv dari balik gaun yang bersimbah darah itu. Wanita itu terlihat menggerakkan tangannya sedikit demi sedikit untuk menjauhkan tangan Joshua dari tubuhnya, namun tampaknya hal itu tidak berguna. Tubuh Liv sangat lemah. Wanita itu pun merasa begitu kesakitan bahkan ketika tubuhnya bergerak sedikit saja.

Kedua mata Liv pun menatap tangan Joshua yang terus menjelajahi tubuhnya tanpa henti. Pikiran buruk wanita itu pun semakin menjadi-jadi tatkala tangan pria itu terus menggerasak masuk ke dalam gaunnya.  Liv merasa sangat hina dan begitu menjijikan.

"Apa kau bisa melihatnya, Liv? " ujar Joshua. "Ini adalah konsekuensi dari perbuatan liarmu. Kau membuat emosiku memuncak."

Joshua pun akhirnya menyingkap gaun Liv hingga sebagian tubuh wanita itu pun terekspos. Entah apa yang akan dilakukan oleh pria itu namun Liv sudah membayangkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi kepadanya.

Tak terasa, air mata itu pun menetes di pelipis Liv. Kali ini, wanita itu tidak dapat berkata-kata lagi. Begitu pilu bagi Liv rasanya ketika ia tidak dapat membela dirinya sendiri dalam keadaan seperti ini. Wanita itu pun  memejamkan kedua matanya seraya berdoa dengan keras agar dirinya terlepas dari jeratan Joshua.

"Apa kau tahu, sudah berapa lama aku menunggu momen ini, Liv?" ujar Joshua.

Nafas Liv tampak terengah-engah. Wanita itu tidak dapat mendengar ucapan Joshua dengan jelas. Telinga Liv tampak berdengung dengan kencang. Mungkin hal ini disebabkan oleh pukulan Joshua yang cukup keras menghantam wajah dan kepalanya.

"Oh, ya! Dan aku sangat membenci ketika melihat Bajingan itu berdiri di dekatmu, memelukmu, bahkan mencium bibir merahmu ini." ujar Joshua. "Terutama ketika kalian menghabiskan malam bersama di Maldives."

Apa? Maldives? Liv tampak mengerutkan kedua alisnya ketika mendengar penuturan dari Joshua. Darimana pria itu bisa mengetahui jika Liv dan Sergio pergi berdua ke Maldives? Saat itu, hanya tim dari Beckford Corp. saja yang mengetahui kepergiannya bersama Sergio ke Maldives. Bahkan Ashley pun tidak mengetahui perjalanan itu.

"Hahh...Ingin sekali aku menghajar Bajingan itu hingga mati dan membuangnya jauh ke dasar laut." ujar Joshua. "Sehingga pria itu tidak akan menjadi penghalang lagi di antara kita berdua."

Sergio?! Ini sudah kelewat batas. Tampaknya kini target incaran Joshua bukan hanya Liv, namun meluas hingga menyentuh Sergio. Wanita itu merasa sangat bersalah ketika menyadari bahwa dirinya lah yang membuat Sergio terseret dalam permasalahan ini. Ternyata pria yang pernah menjadi suaminya itu bertingkah semakin gila dan membuat Liv semakin ketakutan.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang