Part 63 - Am I In Love With The Feeling?

522 70 2
                                    

Hujan tampaknya belum juga berhenti mengguyur Kota New York dengan begitu deras. Kabut yang cukup tebal itu pun tampak menyelimuti kota yang selalu hidup itu, bahkan ketika waktu hampir menjelang tengah malam. Terlihat dari arah dalam ruangan, hiruk pikuk seisi kota masih begitu nampak dari balik jendela. Tampaknya hujan deras tidak dapat menghentikan seluruh pergerakan penghuni New York kala itu.

Keadaan di luar sungguh berbanding terbalik dengan kondisi di dalam apartemen Liv. Ruangan itu tampak luluh lantak dan hancur berantakan. Hampir seluruh benda berceceran di atas lantai dan sebagian lagi pecah hingga berkeping-keping.

Hening....dan mengenaskan. Itulah yang dapat menggambarkan situasi di dalam ruang apartemen Liv saat ini. Di dalam ruangan kamar tidur itu, tampak Sergio tengah duduk dengan lemas di atas kursi. Pria itu terlihat menopang dagunya sambil melempar pandangan lurus ke arah ranjang. Sesekali, Sergio pun  mengusap kepalanya dengan kasar.

Tidak sedikit pun kedua mata Sergio beralih dari sosok wanita cantik yang tengah berbaring di atas ranjang itu. Tampak Liv tengah tertidur di atas ranjang dengan gaun yang bersimbah darah, yang masih melekat dengan sempurna di tubuhnya.

Malam itu tampaknya benar-benar menjadi salah satu malam yang tidak akan pernah dilupakan oleh Sergio. Momen dimana ketika pria tampan itu harus melihat wanita yang disayanginya harus menderita seperti ini, rasanya begitu hancur.

Untung saja, kunci mobil Sergio tertinggal di atas meja ruang televisi Liv dan memaksa pria itu untuk kembali ke apartemen itu untuk mengambilnya. Sergio mengingat betul momen di mana kakinya baru saja melangkah ke dalam ruang apartemen itu. Hening dan berantakan. Seketika, kecurigaan Sergio pun timbul.

Tak lama kemudian, terdengar suara pecahan kaca yang berasal dari dalam kamar tidur kekasihnya itu. Sontak saja, pria itu pun segera memeriksa ke arah sumber suara untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Betapa terkejutnya Sergio ketika mendapati Joshua berada di dalam kamar tidur Liv. Pria itu tengah duduk di atas tubuh kekasihnya, sambil melayangkan beberapa pukulan ke arah wajah serta tubuh wanita malang itu.

Sejenak, pikiran Sergio pun berhenti bekerja. Untuk sesaat, pria itu hanya dapat menatap pemandangan mengerikan itu dan tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya sama sekali. Pikiran Sergio pun rasanya berusaha keras untuk mencerna apa yang saat itu sedang dilihat oleh kedua matanya saat itu.

Terdengar sayup-sayup permohonan dari mulut Liv kepada Joshua agar pria itu segera menghentikan aksi gilanya. Namun, tidak sedikit pun perkataan Liv yang  diindahkan oleh mantan suaminya itu.

Hingga pada satu titik, Sergio melihat Joshua tengah melakukan hal yang tidak pantas kepada Liv. Pria itu tengah meraba tubuh kekasihnya dan hampir saja menyetubuhi Liv, di saat wanita itu berada dalam kondisi tidak berdaya. Dan di saat itu jugalah, Sergio tersadar dari khayalannya dan segera menghentikan aksi gila Joshua.

Sergio tidak habis pikir, bagaimana hal mengerikan ini bisa terjadi. Apa yang sebenarnya Liv telah lakukan hingga membuat wanita itu dihajar habis-habisan oleh Joshua?

Tiba-tiba, terlintas di benak Sergio, sebuah kisah yang pernah diceritakan oleh Liv sebelumnya. Sebuah momen ketika kekasihnya itu disekap oleh Joshua di sebuah ruang bawah tanah selama beberapa hari dan mengalami kekerasan yang membuat wanita itu terluka berat.

Membayangkan tragedi itu saja, membuat kepala Sergio menjadi sakit. Tidak heran jika Liv selama ini berusaha keras untuk lari dan bersembunyi dari Joshua. Menyadari kenyataan itu, membuat hati Sergio merasa begitu sakit. Apalah gunanya ia sebagai kekasih, jika untuk melindungi Liv saja ia tidak mampu?

Sergio tampak memejamkan kedua matanya lalu menutup wajah tampan itu dengan kedua tangannya. Pria itu terlihat begitu menyesal dan diselimuti dengan perasaan bersalah yang begitu hebat.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang