Chapter 8 - Overthinking

1.3K 155 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua Liv bekerja di perusahaan ini. Namun, wanita itu sudah mendapatkan pengalaman gila di tempat ini, bahkan sejak hari pertamanya bekerja. Pertama, Liv bertemu dengan Adrian Beckford dan pria tampan itu mengecup pipi wanita itu. Kedua, Liv harus melihat pertikaian yang cukup mengerikan di antara kedua kakak beradik Beckford.

Liv tampak berjalan masuk ke dalam ruangannya lalu meletakkan tas kerja dan laptopnya di atas meja. Wanita itu pun terlihat menyesap kopi hitam favoritnya sambil memandang ke arah luar jendela.

Insiden kemarin cukup membuat Liv terkejut. Sejujurnya, wanita itu cukup penasaran dengan apa yang terjadi di antara kedua pria itu. Tak lama kemudian, Jonah melangkah masuk ke dalam ruang kerja Liv untuk menyapa atasan barunya itu.

"Selamat pagi, Nona Miles." ujar Jonah. "Apa kau ingin melihat dokumen yang kemarin kau minta?"

Liv mengangguk pelan dan selang beberapa lama, Jonah kembali ke ruangan kerja itu sambil membawa setumpuk dokumen yang sangat dibutuhkan oleh Liv. Butuh waktu yang cukup lama bagi Liv untuk mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proyek Fort Cape Resort itu.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Liv menatap Jonah yang sedang duduk di hadapannya. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menanyakan insiden kemarin sore kepada Jonah. Wanita itu tampak ragu untuk melemparkan pertanyaan yang sejak kemarin berkecamuk di pikirannya.

"Ngg...Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu  Jonah?" ujar Liv.

"Tentu saja, Nona Miles." ujar Jonah.

"Apa kau tahu, apa yang sebenarnya terjadi kemarin?" ujar Liv kepada Jonah.

Setelah insiden menegangkan yang terjadi sore kemarin, Sergio memutuskan untuk menunda pertemuan itu. Liv dan Jonah pun segera kembali ke ruang kerjanya sambil berusaha mencerna apa yang baru saja mereka lihat. Liv bahkan tidak sempat bertanya kepada Jonah dan langsung kembali menyibukkan diri dengan laptopnya.

"Kau tahu, kemarin adalah kali pertama aku menyaksikan perseteruan itu secara langsung." ujar Jonah.

"Apa maksudmu?" ujar Liv.

Jonah mulai membuka mulutnya dan ibercerita dengan penuh semangat tentang isu-isu yang terjadi di perusahaan itu pun meluncur dengan lancar dari mulut pria itu. Jonah menceritakan bahwa insiden pertengkaran di antara anggota keluarga Beckford sudah sering terjadi dan santer terdengar di kalangan pegawai, hingga akhirnya, sebuah kalimat yang keluar dari mulut Jonah itu membuat Liv terperanjat.

"Apa kau bilang?" ujar Liv. "Pria yang hampir dipukuli oleh Sergio itu adalah seorang Beckford juga?"

Jonah tampak mengangguk dengan mantap. Pria itu pun menggeser kursinya dan beranjak mendekatkan diri ke arah Liv.

"Yup. Pria itu adalah Adrian Beckford, kakak dari Sergio." ujar Jonah. "Menurut kabar, Adrian terkenal bengal dan seorang pembangkang di keluarga Beckford."

Jadi, pria yang meminjamkan pemantik kepada Liv itu adalah Adrian Beckford? Kakak kandung Sergio? Ada apa dengan hidup Liv saat ini? Mengapa wanita itu harus berurusan dengan keluarga Beckford? Liv berusaha menghindari Sergio, kini malah wanita itu berurusan juga dengan kakaknya.

"Apa kau tahu apa yang terjadi di antara keduanya?" ujar Liv. "Maksudku, kejadian itu terlihat sangat menegangkan."

"Isu yang kudengar adalah semuanya berawal sejak Adrian menolak untuk meneruskan kerajaan bisnis ini." ujar Jonah. "Pria itu lebih memilih untuk menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang."

Bersenang-senang? Seketika, Liv mengingat kembali ucapan Adrian yang masih membekas di memorinya. 'Selamat datang di neraka.' Tampaknya, Adrian memang membenci tempat ini. Namun, mengapa pria itu terus kembali ke tempat ini?

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang