Chapter 3 - You've Gotta Be Kidding Me

1.6K 190 2
                                    

*Satu minggu kemudian*

Teeet!

"Siapa?" ujar Liv.

Liv tampak melangkah mendekati pintu masuk dan melihat ke arah layar monitor kamera pengawas apartemennya. Wanita itu pun tampak mengencangkan ikatan kimononya lalu membukakan pintu masuk itu dengan kasar.

"Apa kau tahu ini pukul berapa, Ash?" ujar Liv.

Ashley tampak merobos masuk ke dalam apartemen milik Liv dengan santai. Wanita itu pun bahkan tidak menyapa sahabatnya itu dan meletakkan dua gelas Americano di atas meja makan milik Liv.

"Aku susah payah membawakan segelas Americano untukmu." ujar Ashley. "Apa sebaiknya aku buang saja kopi ini ke dalam tempat sampah dan segera pergi dari tempat ini?"

Seketika, Liv berlari ke arah Ashley lalu memeluk tubuh sahabatnya itu dengan erat. Wanita itu pun segera mendaratkan sebuah kecupan manis di pipi Ashley agar emosi sahabatnya itu mereda.

"Mengapa kau begitu sensitif, Ash?" ujar Liv. "Tentu saja aku membutuhkan Americano ini."

Liv meraih gelas kopi itu dari atas meja dan menyeruputnya dengan perlahan. Wanita itu pun beranjak menuju dapurnya dan berencana untuk membuat sarapan untuk dirinya dan juga Ashley.

"Apa yang membuatmu mengunjungiku pagi-pagi buta seperti ini, Ash?" ujar Liv.

"Kau berhutang cerita kepadaku." ujar Ashley.

Ashley tampak melepaskan coat yang dikenakannya lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa besar itu. Wanita itu pun tampak memutar tubuhnya dan menatap Liv yang sedang menyibukkan dirinya di area dapur.

"Cerita apa?" ujar Liv.

"Oh, jangan berpura-pura bodoh di hadapanku, Nona." ujar Ashley. "Kau menghilang bersama pria tampan itu dari Ambrose! Kau bahkan tidak menjawab panggilan teleponku! Aku butuh sebuah penjelasan."

Liv tampak tidak menggubris ucapan Ashley dan tetap menyibukkan dirinya di ruangan dapur minimalis itu sambil berusaha membuat sebuah roti lapis sebagai menu sarapannya. Wanita itu tampak tidak merespon ucapan Ashley dan berpura-pura tidak mendengarnya. 

"Halo? Apakah aku sedang berbicara dengan dinding?" ujar Ashley.

"Ini semua salahmu!" ujar Liv.

Liv tampak mengacungkan jari telunjuknya ke arah Ashley sambil mendengus kesal. Wanita itu menatap Ashley dengan tajam sambil mengerutkan dahinya.

"Salahku?" ujar Ashley. "Hah! Aku bisa melihat dari kedua matamu, jika kau menghabiskan malam bersama pria tampan itu dan kau menyukainya!"

Liv tampak menatap wajah Ashley dengan tajam. Jika saja, Ashley tidak melakukan permainan bodoh itu dan memberikan tantangan gila itu kepada Liv, tentu semua ini tidak akan terjadi. Liv pun tampak kembali menyibukkan dirinya di area dapur.

Tak lama kemudian, Ashley pun berjalan menghampiri Liv dan mendudukkan tubuhnya di atas kursi bar yang berada di area dapur apartemen itu.

"Kau menghabiskan malam dengan pria tampan itu, huh?" ujar Ashley.

Liv tampak tidak menggubris ucapan Ashley. Wanita itu pun hanya menoleh sedikit ke arah sahabatnya itu. Sesungguhnya, Liv tidak ingin Ashley maupun Kate mengetahui insiden malam itu. Cukup dirinya, pria tampan itu, dan Tuhan yang tahu.

"Astaga...Ucapanku benar." ujar Ashley. "Kau menghabiskan malam bersama pria itu bukan? Ayolah, katakan yang sebenarnya kepadaku, Liv!"

Liv tampak menghela nafasnya dengan kasar. Wanita itu pun akhirnya terpaksa untuk membuka mulutnya setelah disudutkan oleh Ashley.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang