Chapter 47 - Invitation

533 62 2
                                    

"APA?!" teriak Ashley. "Kau diundang langsung oleh Laura Beckford untuk menghadiri pesta amal tahunan yang akan diadakan olehnya?"

Suara Ashley terdengar begitu keras hingga hampir memekakkan telinga Liv yang tepat berada di sampingnya. Sedangkan Liv hanya mengangguk kecil seraya menutupi wajah dengan lengannya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh wanita itu bahwa ia akan diundang ke sebuah pesta amal oleh seorang sosialita terkenal macam Laura.

Siapa yang tidak mengenal Laura Beckford? Seorang wanita paruh baya yang memiliki segudang prestasi dan bisnis yang sukses, pemilik salah satu perusahaan perhiasan ternama, dan juga salah satu sosialita yang paling berpengaruh di Amerika. Wajah cantik Laura selalu berseliweran di lembaran majalah fesyen terkemuka. Tidak perlu lagi meragukan reputasi dan citra seorang Laura Beckford.

Walaupun Laura adalah seorang istri dari Arthur Beckford, yang notabene adalah seorang konglomerat dan pebisnis sukses, namun wanita itu tidak berongkang-ongkang kaki sambil menghabiskan uang keluarganya. Benar-benar cocok dianggap sebagai panutan.

"Wah...." ujar Ashley. "Ini sebuah kemajuan yang pesat. Ini adalah sebuah keajaiban, Liv!"

Ashley masih terperanga setelah mendengar apa yang baru saja Liv katakan. Wanita itu bahkan bertepuk tangan karena terlalu takjub dengan apa yang terjadi pada hidup Liv.

Liv bukanlah seorang sosialita. Wanita itu hanya seorang karyawan biasa yang bekerja reguler dari pagi hingga petang, dengan kemeja dan celana panjang biasa tanpa embel-embel desainer ternama, dan tentunya, sepatu hak tinggi yang dibelinya lewat situs online.

Namun, dengan diundangnya Liv ke pesta amal itu, maka kehidupan Liv kemungkinan besar akan berubah. Undangan itu merupakan sebuah pencapaian wanita itu dalam sebuah lingkaran sosial. Tidak semua orang bisa mendapatkan undangan pesta amal itu dengan serta merta.

"Sial. Mengapa aku mengiyakan undangan itu?" ujar Liv. "Mengapa aku begitu bodoh?!"

"Aku tidak dapat membayangkan jika seorang Olivia Miles akan menghadiri sebuah pesta amal yang akan dipenuhi oleh ratusan sosialita." ujar Ashley.

Liv terdengar menghela nafasnya dengan berat. Jika saja wanita itu memiliki keberanian yang besar untuk menolak undangan itu...Dan jika saja, Laura Beckford bukanlah kliennya, mungkin Liv akan lebih mudah untuk mengatakan 'tidak' terhadap undangan itu.

Liv meraih gelas wine-nya dari atas meja, lalu meneguknya hingga habis tak bersisa. Wanita itu tidak dapat berpikir dengan jernih saat ini. Kepalanya terasa begitu terganggu dengan segala macam masalah yang terjadi kepadanya, dan kini ditambah dengan permasalahan macam ini.

"Apa kau tahu, Ash? Sudah terbayang dengan jelas di dalam benakku, acara itu akan terasa begitu membosankan, datar, dan tidak menyenangkan sama sekali." ujar Liv. "Lebih baik aku merebahkan tubuhku di sofa ini sambil maraton Grey's Anatomy sambil menghabiskan wine favoritku."

"Aku masih tidak menyangka jika Laura Beckford sendiri lah yang mengundangmu ke pesta itu." ujar Ashley.

Ashley tampak masih berusaha mencerna terhadap kenyataan jika Liv diundang langsung oleh seorang Laura Beckford yang begitu melegenda. Dari sekian banyak perempuan di kota New York, mengapa harus Liv yang mendapatkan undangan itu dari seorang sosialita terkenal, macam Laura?

Lain cerita jika Ashley-lah yang mendapatkan undangan pesta amal itu, tentu tanpa pikir panjang, wanita itu pasti akan hadir. Jujur saja, Ashley sangat menyukai lingkungan sosialita beserta fesyennya.

"Aku pun begitu, Ash." ujar Liv. "Aku tidak menyangka jika semua ini terjadi sampai seperti ini."

"Bagaimana kronologinya?" ujar Ashley. "Apakah tiba-tiba Laura mengundangmu begitu saja? Ayolah, Liv! Ceritakan kepadaku selengkapnya."

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang