Part 73 - Before It's Too Late

341 58 1
                                    

Sudah hampir tiga hari ini Sergio terbaring di rumah sakit dan tidak sadarkan diri. Luka-luka di tubuh pria itu masih dalam masa pemulihan. Dokter yang merawat Sergio pun menyatakan bahwa pria itu sudah melewati masa kritis. Namun, hingga saat ini, Sergio  belum juga siuman.

Di sisi lain, Liv tampak menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Wanita itu terlihat begitu kelelahan setelah terjaga selama dua hari penuh untuk memantau kondisi Sergio.

Beberapa kali, kondisi Sergio tampak mengkhawatirkan dalam tidurnya dan Liv harus menenangkan pria itu. Sesekali, wanita itu harus memanggil perawat untuk memeriksa kondisi tubuh kekasihnya itu. Untung saja, sekarang kondisi Sergio sudah dinyatakan lebih baik dari sebelumnya.

Tak lama kemudian, Laura melangkah masuk ke dalam ruangan perawatan itu dan berjalan menghampiri Sergio yang tengah terbaring lemah di atas ranjang. Ini adalah kali kedua, Liv bertemu dengan Laura di ruang perawatan ini.

Dua hari yang lalu, Laura datang ke rumah sakit ini  bersama Arthur, dengan air mata yang berderai di wajahnya. Wanita paruh baya itu terlihat sangat terpukul ketika mengetahui bahwa anak lelaki kesayangannya itu terluka cukup parah. Sedangkan Arthur terlihat lebih tegar menerima kenyataan ini.

Di saat yang bersamaan, Liv memperhatikan Laura. Detik itu juga, wanita itu dapat melihat jika Laura ternyata seperti seorang ibu pada umumnya. Selama ini, Laura cenderung bersikap dingin dan terlihat acuh kepada Sergio. Namun, dibalik itu, ternyata wanita paruh baya itu sangat menyayangi anak lelakinya itu.

Ketegangan di antara Laura dan Liv pun tampaknya sedikit mereda. Keduanya silih bergantian menjaga Sergio, walaupun jarang sekali keduanya saling mengobrol. Liv lebih banyak menghabiskan waktu dengan laptopnya, sedangkan Laura lebih banyak berkutat dengan teleponnya.

Laura terdengar menelepon sanak saudara dan beberapa rekannya yang berprofesi sebagai dokter untuk memeriksa keadaan Sergio. Wanita itu terlihat berusaha keras untuk mencari pengobatan terbaik bagi anak keduanya itu dan berupaya agar Sergio cepat pulih serta sadar dari komanya.

“Apa kau belum juga pulang ke rumahmu, Nona Miles?” ujar Laura.

“Belum, Nyonya Beckford.” ujar Liv.

Laura tampak meletakkan sebuah tas yang berisi beberapa kotak makanan lalu meletakkan kotak-kotak itu di atas meja. Sesungguhnya, Liv merasa canggung berada di dalam ruamgan itu, berdua saja dengan Laura. Wanita itu berharap setidaknya ada Nick atau Ashley di sana.

Setelah pertemuan Liv dan Laura di Bellevue tempo hari, keduanya belum bertemu lagi. Dan kini, Liv terpaksa harus bertemu bahkan hanya berduaan dengan Laura demi menjaga Sergio. Di satu sisi, Liv tidak ingin bertemu dengan Laura. Namun,di sisi lain, wanita itu juga ingin terus berada di samping kekasihnya. Tak lama kemudian, telepon genggam Liv berdering. Wanita itu pun segera memeriksa telepon genggamnya.

“Maaf, Nyonya Beckford.” ujar Liv. “Tapi, aku harus menghadiri pertemuan bisnis terlebih dahulu.”

"Tentu saja, Nona Miles." ujar Laura. "Lagipula, Sergio tampaknya lebih membutuhkan kehadiran ibunya saat ini."

Liv tampak terdiam sambil merapikan barang-barangnya. Wanita itu terlihat sedikit terkejut dengan ucapan Laura. Ucapan itu seakan-akan menunjukkan bahwa kehadiran Liv tidak diinginkan di ruangan itu. Namun, Liv tidak berusaha untuk membalas ucapan wanita paruh baya itu. Lagipula, wanita itu sudah terlalu lelah secara pikiran dan batinnya. Ia hanya ingin secepatnya pergi dari tempat itu.

Liv melangkah menuju pintu keluar kamar perawatan itu. Namun, sebelum wanita itu benar-benar melangkah keluar, Liv menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu lalu menoleh sedikit ke arah Laura.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang