Seharusnya Liv merasa senang karena akan berkunjung ke salah satu destinasi pariwisata yang menjadi favorit kebanyakan orang. Maldives dikenal sebagai tempat yang memiliki pesona pemandangan laut yang luar biasa indah. Namun, kali ini, perjalanan itu terwujud di waktu dan momen yang salah.
Kini, Liv dan Sergio sudah berada dalam pesawat dan duduk di kelas bisnis. Wanita itu pun melirik ke arah arlojinya. Tampaknya pesawat itu akan tiba keesokan harinya.
Perjalanan dari New York menuju Maldives terbilang cukup lama, yakni sembilang belas jam. Berada di dalam sebuah tempat sempit dalam waktu yang lama, membuat Liv terlihat sangat gelisah. Liv mengambil sebutir pil dari dalam tabung plastik lalu menenggaknya bersama dengan segelas wine. Sergio yang berada tepat di sebelah Liv pun tampak terheran-heran ketika melihat tingkah laku Liv.
"Apa kau sadar, kau menenggak pil itu menggunakan wine?" ujar Sergio.
"Biarlah. Kepalaku terasa sangat pusing." ujar Liv.
Tak lama kemudian, Liv pun terlelap dalam tidurnya. Sergio tampak memperhatikan wajah Liv dengan lekat. Tampaknya wanita itu benar-benar sudah tertidur pulas.
Sergio melirik ke dalam tas milik Liv yang diletakkan di lantai pesawat. Pria itu pun memutuskan untuk membuka tas milik Liv dan memeriksa tabung obat itu. Betapa terkejutnya Sergio ketika mengetahui jika tabung plastik itu berisi obat penenang. Sergio kembali menatap wajah Liv dengan intens. Mengapa wanita itu membutuhkan obat penenang?
Sergio pun meletakkan kembali obat penenang itu di dalam tas milik Liv dan mencoba mengabaikan hal itu, walaupun sebenarnya pria itu masih penasaran.
Setelah menempuh sembilan belas jam lebih di perjalanan menuju Maldives, Liv dan Sergio pun akhirnya tiba di Bandar Udara Internasional Velana. Keduanya pun tampak melangkah keluar dari dalam pesawat lalu beranjak menuju pintu keluar bandara.
Terlihat sebuah mobil sedan mewah pun tampak terparkir tak jauh dari pintu keluar dan telah siap menjemput keduanya.
"Selamat siang, Tuan Beckford." ujar pria itu. "Namaku Josè. Aku akan menjadi supir dan pemandu anda selama berada di tempat ini."
"Siang, José." ujar Sergio.
Liv dan Sergio tampak melangkah masuk ke dalam sedan itu. Wanita itu pun tidak melepaskan kacamata hitam dari wajahnya karena kedua mata Liv terlihat bengkak. Tenggorokan Liv pun terasa sangat kering, mungkin salah satu akibat dari pil yang diminum olehnya.
"Senang melihat pasangan seperti kalian, memilih tempat untuk berbulan madu ke tempat ini." ujar José.
Brassssshh!
Liv menyemburkan air mineral yang baru saja ditenggak olehnya dan terbatuk-batuk karena begitu terkejut dengan ucapan Josè. Di sisi lain, Sergio tampak meraih selembar tisu untuk membersihkan cipratan air di wajahnya. Tampaknya semburan air mineral dari mulut Liv pun mengenai wajah Sergio.
"Ngg...Kami...Hmmm...Bukan..." ujar Liv gugup.
"Kami rekan kerja, Josè." ujar Sergio.
Suasana di dalam mobil sedan itu pun berubah menjadi canggung. Liv terlihat menyibukkan diri dengan mengeringkan wajahnya sedangkan Sergio aibuk dengan telepon genggamnya.
Tak lama kemudian, keduanya pun diantarkan ke pelabuhan seaplane untuk berangkat menuju pulau yang akan dikunjungi oleh Liv dan Sergio. Josè terlihat membantu keduanya untuk memindahkan barang dari mobil sedan ke dalam seaplane.
Selang beberapa waktu, keduanya pun tiba di Baros Maldives Resort. Salah satu resor terbaik yang ada di Maldives. Resort itu memiliki beberapa vila yabg berada di pulau dan puluhan vila yang berada di atas air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly You
RomanceKehidupan seorang Olivia Miles yang dipenuhi dengan drama itu pun berubah drastis ketika wanita itu bertemu dengan Sergio Beckford, seorang milyuner muda yang memiliki kepribadian yang menakjubkan. Pertemuan yang diawali dari sebuah ketidaksengajaa...