Chapter 18 - Remember

874 110 2
                                    

Tampaknya, jalan hidup Liv memang berjalan sangat menarik. Entah mengapa lingkaran hidup wanita itu terasa semakin mengecil dan dunia terasa sangat sempit. Setelah bertemu dengan Joshua di dalam sebuah pertemuan bisnis, sekarang Liv harus bertemu dengan juga Sergio di Ibiza. Bahkan di Ibiza pun keduanya bisa berjumpa di tempat yang sama! Kegilaan macam apa ini?

"Liv?" ujar Sergio.

Liv tidak dapat percaya dengan pengelihatannya sendiri saat ini. Apa ini sebuah halusinasi belaka? Mengapa Sergio berada di tempat ini juga? Ribuan...tidak! Jutaan tempat liburan dan sepuluh ribu kota yang ada di dunia ini, mengapa Sergio memilih pergi ke Ibiza? Mengapa pula pria itu dan Liv bisa bertemu?

"Kau mengenal Liv, Serg?" ujar Nick.

Tiba-tiba saja, tubuh Liv terasa begitu lemas. Sontak saja, beberapa orang di meja itu pun menatap Liv dan Sergio secara bergantian. Jika Nick, Casey, dan seluruh orang di meja itu mengetahui kisah awal pertemuan Liv dan Sergio, mungkin mereka akan mentertawakan wanita itu. Bisa-bisa liburan Liv kali ini hancur berantakan.

Liv dan Sergio tampak saling melempar tatapan. Wanita itu tampak menyiratkan ekspresi 'tolong-jangan-katakan-yang-sesungguhnya' kepada Sergio. Wajah Liv terlihat sangat memelas.

"Hmm...Ya, kami...rekan kerja." ujar Sergio.

Fiuh! Liv dapat sedikit bernafas dengan lega. Namun, tiba-tiba, wanita itu terlihat kembali panik ketika melihat reaksi serta ekspresi dari Nick dan Casey. Kedua pria itu tampak tidak percaya dengan ucapan Sergio. Nick tampak menatap Sergio dengan intens, seperti sedang mecurigai sahabatnya itu.

"Rekan kerja?" ujar Casey.

"Apa kau bekerja di Beckford Corp., Liv?" ujar Nick.

Kedua pria itu benar-benar terlihat curiga kepada Liv. Liv berusaha untuk membalas tatapan Nick dan Casey. Wanita itu tampak kehabisan akal untuk berbohong. Liv tidak tahu apa yang harus dikatakan olehnya. Apa perlu Liv mengakui saja jika ia dan Sergio pernah bertemu di Ambrosè dan menghabiskan waktu mereka bersama?

"Uhm...Aku..." ujar Liv terbata-bata.

"Beckford Corp. bekerja sama dengan perusahaan tempat Liv bekerja untuk merancang Fort Cape Resort di Maldives." potong Sergio.

"Apa? Ayahmu ingin membangun resor di Maldives?" teriak Casey. "Arthur Beckford memang luar biasa."

"Wow! Setelah membuat sebuah hotel di Hawaii, kini ayahmu membuat sebuah resor di Maldives?" ujar Nick. "Geez, Beckford memang tidak pernah setengah-setengah dalam berbisnis."

Fiuh! Sudah dua kali Sergio menolong Liv kali ini untuk menyembunyikan kebenaran awal pertemuan mereka. Untung saja Nick dan Casey teralihkan dengan topik pembicaraan mengenai resor milik Beckford di Maldives.

Nick dan Casey pun masih terlihat bersemangat membahas bisnis yang dijalankan oleh Beckford Corp. Sedangkan Sergio terlihat begitu tenang dan santai sambil meneguk segelas minuman keras.

Dengan sigap, Liv segera mengalihkan dirinya kepada Ashley dan menyibukkan dirinya dengan apapun, asalkan tidak kembali dalam topik pembicaraan itu lagi dengan Nick dan Casey. Sedikit demi sedikit, wanita itu terlihat menghindar dan mencari tempat duduk lain yang lebih aman.

Semakin malam, tempat itu tampak semakin meriah. Liv dan Ashley terlihat membaur dengan mudah bersama Nick serta teman-temannya. Ternyata, Nick dan teman-temannya tidak seburuk yang dipikirkan oleh Liv. Mereka semua sangat menyenangkan dan juga baik, tentunya. Tidak hanya sekali, Liv dan Ashley disodori makanan yang sangat lezat dan berbagai macam minuman yang pastinya memiliki harga yang selangit.

Tak lama kemudian dari kejauhan, tampak seorang wanita datang menghampiri meja besar berwarna putih itu. Wanita itu terlihat cantik, bahkan sangat cantik. Tubuhnya yang tinggi semampai dan kaki yang jenjang membuat wanita itu terlihat bak model papan atas.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang