Chapter 53 - Announcement

523 79 3
                                    

Liv tampak berjalan dengan begitu gontainya. Langkah wanita itu terasa begitu berat. Setelah bermalam di kantor untuk menyusun data-data yang dibutuhkan, kini Liv harus kembali ke kantornya.

Liv menjatuhkan tubuhnya di atas kursi kerjanya. Lantas, wanita itu pun memijat keningnya dengan perlahan karena kepalanya terasa sedikit sakit. Padahal, Liv sudah menghabiskan waktu untuk beristirahat namun rasanya masih tidak cukup.

Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh pagi. Seharusnya Sergio sudah berada di Maldives saat ini untuk mengantarkan data-data itu sekaligus melakukan presentasi kepada pihak otoritas Maldives.

Entah bagaimana kondisi Sergio saat ini, Liv dapat membayangkan betapa lelahnya pria itu setelah bekerja semalam suntuk lalu harus melakukan perjalanan dinas ke Maldives dan melakukan sebuah presentasi serta diskusi. Ditambah lagi dengan insiden merepotkan yang dilakukan oleh Chrissy sehingga membuat gaduh Beckford Corp. di malam hari, yang pastinya menyita tenaga dan pikiran Sergio.

Tiba-tiba, pintu ruang kerja Liv terbuka. Tampak Richard berdiri di ambang pintu sambil menatap wanita itu dengan intens. Tumben sekali pria itu mengunjungi langsung ruang kerja Liv. Biasanya, hanya memanggil Liv melalui pesan singkat atau panggilan telepon.

"Liv, Tuan Beckford sudah mendarat di bandara JFK dan sedang dalam perjalanan menuju ke kantor." ujar Richard. "Dan kita semua diminta untuk berkumpul di ruang pertemuan besar sekarang juga."

"Apa? Benarkah?" ujar Liv.

Liv segera beranjak dari kursinya. Wanita itu melangkah keluar dari dalam ruang kerjanya dan menyusul Richard yang sudah beranjak dari ambang pintu itu. Keduanya tampak berjalan menyusuri koridor yang diapit oleh deretan meja-meja yang berjejer dengan rapi.

"Cepat sekali Sergio kembali dari Maldives." ujar Liv. "Apa keputusan akhir sudah ditentukan?"

"Sergio?" ujar Richard. "Wah, kau terdengar begitu akrab dengan pemilik perusahaan besar ini. Apa kalian berteman baik, huh?"

Deg!

Kedua mata Liv tampak terbelalak. Seketika bibir wanita itu terkunci dengan begitu rapat. Entah mengapa mulut Liv begitu lancang mengucapkan nama depan Sergio. Dengan perlahan, wanita itu pun menepuk mulutnya yang sudah begitu lancang di depan Richard.

"Ha-ha-ha. Aku hanya sedang berusaha untuk mencairkan suasana yang begitu tegang ini, kau tahu?" ujar Liv gugup.

Fiuh! Untung saja Richard tidak lagi membahas hal itu dan segera beralih ke topik lainnya. Liv menghela nafasnya dengan sedikit kasar. Jika saja Richard membahasnya lebih lanjut, Liv tidak tahu harus mengarang cerita apa.

"Jika sampai data-data itu ditolak oleh pihak otoritas Maldives, semua bisa celaka." ujar Richard. "Apa kau tahu berapa juta dolar yang sudah dihabiskan oleh Beckford Corp. untuk merealisasikan proyek ini?"

Liv tidak dapat membayangkan berapa banyaknya biaya dan tenaga yang sudah dikeluarkan untuk melancarkan proyek ini. Wanita itu pernah melihat data keuangan proyek Fort Cape Resort ini. Nilai proyek ini memang sangat fantastis namun setara dengan apa yang nantinya akan dihasilkan.

"Aku akan sangat kesal jika pihak otoritas Maldives menolak data-data yang sudah kita susun dengan susah payah." ujar Richard. "Aku berjanji bahwa jika mereka menolak data-data itu, maka aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di Maldives seumur hidupku."

"Aku hanya berharap semoga Tuan Beckford dapat menyampaikan dan menjelaskan data-data itu dengan baik." ujar Liv.

"Aku sangat yakin Tuan Beckford akan menjelaskannya dengan sangat baik." ujar Richard.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang