Part 69 - Lunch Time

346 58 0
                                    

Sudah hampir tiga minggu lebih Liv tidak menginjakkan kakinya di ruang kerjanya itu. Setelah menghabiskan waktunya untuk menghabiskan waktunya di apartemen Sergio, kini sudah saatnya Liv untuk menghadapi realita yang ada. Kembali ke bekerja lagi di Beckford Corp.

Setelah beradu argumen dengan Sergio, akhirnya Liv lah yang menjadi pemenangnya. Wanita itu berhasil meyakinkan kekasihnya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Di sisi lain, Liv tidak ingin membuat orang-orang mempertanyakan keberadaannya, terutama Jonas yang selalu menghubunginya dan menanyakan keadaan Liv selama dua pekan ini.

Usut punya usut, ternyata Sergio menebar berita jika Liv mengalami kecelakaan serius dan sedang dirawat intensif di rumah sakit, sehingga wanita itu harus beristirahat total dan tidak diperkenankan untuk dijenguk oleh siapapun. Pantas saja Jonas hampir setiap waktu menghubungi Liv.

Dengan berat hati, Sergio pun akhirnya memperbolehkan Liv keluar dari apartemennya dan kembali bekerja di Beckford Corp. Namun dengan satu syarat, Liv harus tinggal di apartemen Sergio dan Simon akan menemani Liv kemanapun wanita itu pergi.

Tentu saja Liv menentang keras persyaratan itu, terutama mengenai Simon yang akan mengekorinya kemanapun ia pergi. Wanita itu merasa tidak nyaman jika dibuntuti oleh salah satu anak buah Sergio itu kemana-mana, apalagi saat berada di kantor. Liv yakin nantinya akan timbul pertanyaan lagi dari seluruh penghuni perusahaan itu dan ia tidak ingin itu terjadi.

Rasanya Liv belum siap jika seluruh pegawai Beckford Corp. mengetahui hubungannya dengan Sergio. Cukup Keluarga Beckford saja yang mengetahui hubungan keduanya. Itu pun sudah membuat Liv ingin menghilang saja dari dunia ini.

Mengingat insiden yang terjadi di apartemen Sergio dan makan malam di kediaman Keluarga Beckford itu, membuat Liv ingin menenggelamkan dirinya di dasar samudera. Wanita itu pun menepuk keningnya dengan cukup keras sehingga meninggalkan bekas kemerahan di permukaan kulitnya, ketika memori mengenai kejadian memalukan itu teringat kembali.

Rrrrrr~

Tiba-tiba saja, telepon meja itu berbunyi dengan keras  dan membuyarkan semua lamunan Liv. Wanita itu pun segera menyadarkan dirinya dan menjawab telepon yang berdering dengan kencang itu tanpa menunggu lebih lama lagi.

"Nona Miles?" ujar Brie. "Kedatangan anda ditunggu oleh Nyonya Beckford di Bellevue."

...........

Momen yang Liv khawatirkan pun akhirnya terjadi lagi. Rasanya Laura sudah mulai menginvasi Liv dan akan terus menggempurnya hingga menyerah.

Seketika, tubuh Liv membeku tatkala mendengar pesan yang disampaikan oleh Brie itu. Apa telinga Liv tidak salah dengar? Apalagi yang sekarang diinginkan oleh Laura? Bukankah sudah cukup wanita paruh baya itu mengintimidasi Liv?

Tampaknya kegundahan Liv semakin menjadi-jadi. Wanita itu pun menggigit bibirnya sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Nona Miles?" ujar Brie.

"Hah? A-apa?" ujar Liv. "M-Maafkan aku, Brie. Aku...tidak mendengarmu barusan."

Liv berbohong. Tentu saja wanita itu mendengar semua ucapan Brie. Wanita itu hanya sedang memutar otaknya, apa yang diharus dilakukan olehnya untuk menghadapi Laura kini.

Tampaknya Ibu Sergio itu tidak patah arang dan terus menerus menggempur Liv dengan serangan yang membuat batin serta mental wanita itu tertekan sedikit demi sedikit. Dengan berat hati, Liv pun mengiyakan undangan makan siang itu.

Liv segera meraih telepon genggam dan dompetnya, lalu beranjak menuju lantai lobby. Sesampainya di Bellevue, wanita itu pun langsung diarahkan menuju sebuah ruangan VIP yang diterletak di ujung ruangan kafe,seolah-olah, kedatangan Liv sudah ditunggu-tunggu.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang