Chapter 9 - It Will Be Fun

1.2K 152 4
                                    

Liv tampak disibukkan dengan tumpukan dokumen dan ratusan lembar gambar yang tergeletak di atas meja kerjanya. Sejak hari pertamanya bekerja di Beckford Corp., wanita itu selalu dilimpahkan pekerjaan yang begitu banyak, sehingga tidak ada waktu bersantai bagi Liv.

Sesekali, Liv tampak meregangkan tubuhnya yang terasa sangat letih karena terlalu banyak duduk. Segelas kopi hitam pun sudah habis ditenggak oleh Liv. Kini, wanita itu sedang melemparkan pandangannya ke arah kaca jendela karena matanya terasa begitu lelah.

Proyek Fort Cape Resort ini begitu menyita energi Liv. Untung saja Jonah selalu ada untuk membantunya setiap saat. Liv pun segera meraih telepon genggamnya dan memanggil Jonah untuk membantunya.

"Jonah, apa kau bisa membantuku untuk mencari tahu lebih detail mengenai dokumen ini?" ujar Liv.

"Tentu, Nona Miles." ujar Jonah.

Jujur saja, keberadaan Jonah sangat meringankan pekerjaan Liv. Pria muda itu sangat cekatan dan pandai. Liv pun mengakui, jika ia bekerja seorang diri, tentu pekerjaan ini akan selesai lebih lama dari target yang diberikan oleh perusahaan.

"Nona Miles, baru saja aku mendapatkan telepon dari Nona Smith." ujar Jonah. "Tuan Beckford sedang menunggumu di ruangan kerjanya. Sekarang."

"Hah, ada apa lagi kali ini?" ujar Liv. "Bukankah kami baru melakukan pertemuan kemarin malam?"

"Hmm...kurasa bukan Beckford yang itu, yang memanggilmu saat ini." ujar Jonah.

"Apa kau bilang? Maksudmu Arthur Beckford?" ujar Liv terkejut.

Seketika, tubuh Liv mematung. Rahang wanita itu bahkan terbuka dengan lebar. Astaga, untuk apa seorang Arthur Beckford ingin bertemu dengannya? Apakah ini berkaitan dengan kedekatan Liv dengan Sergio? Atau ini tentang proyek resor prestisius yang sedang ditangani oleh Liv?

Liv memutar otak dan pikirannya. Wanita itu berusaha mengingat kesalahan apa yang pernah dibuatnya sehingga Arthur ingin bertemu dengannya. Sepengetahuan Liv, tidak sembarang orang diperkenankan untuk bertemu dengan seorang Arthur Beckford. Hanya orang-orang penting atau terpilihlah yang memiliki akses untuk bertemu langsung dengan Yang Mulia Arthur Beckford.

Arthur Beckford adalah seorang pria yang terbilang sangat sibuk. Pria itu selalu memiliki jadwal pertemuan yang padat, hingga sulit sekali mendapatkan waktu untuk bertemu dengan pria paruh baya itu.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Liv segera meraih blazernya dan merapikan pakaian, lalu membawa laptop serta beberapa dokumen bersamanya. Wanita itu pun tampak berjalan dengan cukup cepat menuju ke arah elevator agar tidak membuat Arthur menunggu lama.

Untung saja, pintu elevator itu sedang terbuka. Liv segera mengambil langkah besar dan masuk ke dalam elevator itu. Wanita itu segera menekan tombol lima puluh. Ya, ruang kerja Arthur memang terletak di puncak bangunan mewah itu.

Selang beberapa waktu, Liv pun tiba di lantai lima puluh. Wanita itu berjalan dengan sedikit gugup menuju ruang kerja Arthur. Tak lama kemudian, Brie menyambut kedatangan Liv dengan ramah dan meminta wanita itu untuk menunggu di lounge yang terletak tak jauh dari ruang kerja Arthur.

Liv tampak menyisir seluruh ruangan besar itu. Ruangan di lanrai lima puluh itu bahkan terlihat lebih mewah dari seluruh ruang-ruang yang pernah Liv lihat di dalam gedung ini. Sepengelihatan Liv, di lantai lima puluh ini, hanya terdapat ruang kerja milik Arthur dan Sergio, sebuah ruang pertemuan besar berkapasitas dua puluh orang, dan sebuah ruangan yang berisikan fasilitas pribadi milik Arthur.

Kedua kaki Liv tampak tidak dapat berhenti bergerak. Liv bahkan tanpa sadar menggigiti kuku jemari tangannya yang telah dipoles dengan cat kuku itu. Dibuat menunggu seperti ini tampaknya membuat wanita itu menjadi tidak tenang dan tidak nyaman.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang