Part 55 - What a Night!

568 75 3
                                    

"Apa yang baru saja kau lakukan?" ujar Liv.

"Bukankah seharusnya kau berterimakasih kepadaku karena telah menyelamatkanmu?" ujar Sergio.

Liv tidak dapat menyangkal bahwa memang Sergio memang telah menyelamatkannya dari cengkraman Josh. Jika saja pria itu tidak menghampirinya, sudah pasti Liv akan menjadi bulan-bulanan Jane dan harus menyaksikan pemandangan yang begitu menggelikan antara dua sejoli itu.

Namun di satu sisi, Liv merasa sangat khawatir. Pesta peluncuran proyek ini begitu ramai dan dihadiri begitu banyak tamu serta jurnalis. Apa jadinya nanti jika semua mata menangkap pemandangan mesra yang terjadi di antara Liv dan anak lelaki Keluarga Beckford itu? Bisa-bisa, Liv akan menjadi tajuk utama di majalah atau koran besok pagi.

Liv terlihat semakin gelisah ketika melihat begitu banyaknya kamera yang menangkap momen-momen di pesta ini. Kemungkinan besar kamera-kamera itu akan menyoroti Sergio. Apalagi pria itu adalah pusat perhatiannya malam ini. Tentu saja akan begitu banyak lensa yang menangkap setiap gerak geriknya. Ditambah lagi, banyaknya pegawai Beckford Corp. yang hadir di pesta ini. Tentu saja, Liv tidak ingin menciptakan rumor di antara pegawai.

"Tolong lepaskan tanganmu." ujar Liv.

"Bagaimana jika aku tidak mau melepaskannya?" ujar Sergio.

Tanpa banyak bicara lagi, Liv melepaskan lengan Sergio dengan paksa dan membuat pria itu sedikit kebingungan dengan ulahnya. Menurut Liv, ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda. Wanita itu tidak ingin ada seseorang yang menangkap basah kedekatan di antara dirinya dan Sergio serta dicap sebagai wanita penggoda.

Wajah Liv terlihat begitu kesal. Sesungguhnya wanita itu merasa begitu tidak nyaman, apalagi dengan perlakuan mesra yang diberikan oleh Sergio. Tiba-tiba, dari kejauhan, tampak Chrissy berjalan menghampiri Liv dan Sergio, yang masih berdiri tepat di tengah ruangan ballroom. Wanita itu mengenakan gaun berwarna merah dengan porongan yang cukup terbuka dan menata rambut dengan sedemikian apiknya.

"Hai." ujar Chrissy. "Aku mencarimu kemana-mana sejak tadi, Sergio. Apa kabarmu, Sayang?"

Apa kabarmu, Sayang?

Liv mengernyitkan kedua alisnya. Apa katanya? Sayang? Tampaknya Chrissy terkena amnesia atau geger otak berat. Bukankah tempo hari wanita itu mengamuk hebat di dalam ruang kerja Sergio lalu melemparkan sebuah botol whiskey tepat ke wajah pria itu? Lantas, sekarang dengan santainya, Chrissy memanggil Sergio dengan begitu mesra? Astaga, ada apa dengan wanita ini?

Liv tidak sanggup lagi berkata-kata. Semua yang terjadi kepadanya malam ini terlalu absurd. Setelah bertemu dengan Josh dan Jane, lalu kini ditambah lagi dengan Chrissy? Kepala Liv rasanya mau meledak!

Di samping itu, Sergio hanya terdiam sambil menatap Chrissy dengan tajam. Raut wajah pria itu tampak berubah drastis tatkala melihat sosok Chrissy tengah berdiri di hadapannya. Sergio segera menarik Liv pergi dari tempat itu namun tiba-tiba saja Chrissy memegang lengan pria itu dan menahannya.

"Kau mau pergi kemana, Sergio?" ujar Chrissy. "Apa kau mau pergi bersama Si Jalang itu?"

Dengan cepat, Sergio memutar tubuhnya dan mengarahkan telunjuknya tepat di wajah Chrissy. Wajah pria itu terlihat sangat emosi dan begitu mengerikan. Ini kali kedua Liv melihat Sergio tampak begitu marah dan jujur saja, wanita itu terlihat sedikit gentar.

"Jaga bicaramu." ujar Sergio. "Jangan pernah sekali-sekali memanggil Liv dengan sebutan macam itu."

"Wah, sekarang kau bahkan membelanya, huh?" ujar Chrissy.

"Lepaskan tanganku." ujar Sergio. "Sebelum aku memaksamu."

Chrissy tampaknya tidak peduli dengan ancaman yang Sergio lontarkan. Wanita itu malah semakin mempererat cengkramannya dan menatap kedua mata Sergio dengan begitu lekat, seakan-akan menyatakan bahwa ia tidak takut akan ancaman itu.

Suddenly YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang