HAI📍
ENJOY FOR READING GIRLS AND BOY📍•••🖤•••
Terpaan angin sepoi-sepoi, menerbangkan gorden-gorden panjang yang terpasang di jendela kamar Fay. Suasana sore yang menyejukkan, menghirup udara segar yang mulai tidak sehat karena banyaknya polusi udara. Tapi setidaknya, pepohonan di sekitar rumah bisa membuat semuanya membaik.
Menghabiskan waktu untuk diri sendiri atau bersama teman itu di perlukan. Menjalani hari yang berat, diperlukan untuk menenangkan diri dan menyembuhkan diri dari kepenatan aktivitas. Berkumpul bersama teman bisa menjadi solusinya. Seperti yang dilakukan Fay bersama 2 temannya. Duduk di balkon kamarnya. Dengan lagu Life Goes On BTS yang mengalun merdu.
"Itu lucu banget burungnya," celetuk Amel sembari memakan cemilan yang di suguhkan Fay. Mata mereka memandang ke arah yang ditunjuk Amel. Tersenyum melihat burung cantik tengah hinggap di pohon. Fay mengambil ponselnya dan memotret, mengabadikan momen. Hal sederhana, tapi kelak pasti foto-foto sederhana itu akan menjadi kenangan.
"Lo jadi ke rumah Sandi?" tanya Bella yang ditujukan pada Amel. Gadis itu mengangguk sembari memberikan jempolnya, masih sibuk menghabiskan makanan yang ada di mulutnya.
"Ngapain ke sana?" tanya Fay.
"Ketemu calon mertua lah. Sandi mah ada pacar ya dikenalin, nggak kayak Arnav," cibir Amel terkekeh jahil mengejek Fay. Di dukung pula oleh Bella, bertos ria menyudutkan Fay. Yang disindir hanya bisa pasrah.
"Emang aneh pacar lo, Fay. Ada pacar bertahun-tahun, nggak pernah diajak ke rumahnya," imbuh Bella.
"Perlu dipertanyakan keseriusan nya," sambung Amel. Fay menggeleng kecil, memijat-mijat kepalanya pusing, terlihat tidak minat membahas hal ini.
"Bahas ini lagi, yang ada gue ribut lagi sama dia," jawab Fay lesu, dari suaranya terlihat lelah. Bella menepuk-nepuk pundak Fay, memberikan semangat.
"Ya lagian, dikenalin ke orang tua lo nggak mau, lo minta dikenalin ke orang tuanya juga nggak mau. Apa sih gitu loh?" sewot Amel yang mulai emosi, heran dan kesal dengan Arnav. Itu bukan hanya Amel, Fay yang menjalani hubungan pun sama kesalnya.
"Gue paksa juga malah ribut kan? Gue bisa apa? Pasrah," lirih Fay menggeram, menyenderkan kepalanya di pundak Bella, dengan tepukan-tepukan kecil dipundaknya.
"Alasannya apa coba? Finansial? Dia kaya. Dia pintar. Takut? Apaan coba?" Fay tertawa kecil melihat Amel yang emosi, dengan mulut terus memakan gorengan yang tersedia. Fay mengelus-elus Amel agar tenang.
"Kalian pacaran dari kelas sebelas, udah kuliah. Itu lama loh. Gue cuma heran, kenapa nggak mau?" lanjut Amel.
"Lo diam deh. Fay aja nggak sewot," balas Bella.
"Bellanjing. Temen kita tuh sebenernya udah muak, cuma masih cinta aja. Lihat aja tuh tingkah Arnav, muak juga gue," lanjut Amel masih menggebu-gebu. Fay menghela napas pelan, rautnya mulai meredup. Ia membenarkan apa perkataan Amel.
"Iya, Mel. Gue muak, tapi gimana? Gue cinta Arnav," lirih Fay parau. Bibir bawahnya maju, matanya sendu, kalut dalam pikirannya. Amel meredakan emosinya, ikut menepuk-nepuk Fay agar tenang.
"Dia kaya tapi pelit. Dia sayang ke gue, tapi nggak ngerti apa yang buat gue bahagia. Banyak dari dia yang nggak bisa gue pahami. Dia aneh, banyak pertanyaan tentang dia," ungkap Fay. Bella dan Amel diam mendengarkan.
"Gue nggak pernah tau tiap Minggu dia sibuk apa. Gue nggak tahu keluarga dia, padahal gue sering cerita keluarga gue meski dia nggak pernah ketemu. Dia selalu larang gue jajan, bilang gak seteril. Dia, dia banyak ngatur."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Teen Fiction"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• Tentang Tuan muda yang bernama Ragatama, yang kabur saat ditunjuk menjadi CEO oleh ayahnya. Pergi dari ayah...