SELAMAT BACA Y'ALL📍
•••🖤•••
Hari sudah larut malam, perjalanan di mobil dengan suasana yang terbilang awkard dan membosankan. Tapi akhirnya mereka sampai di depan pet shop. Menghentikan mesin mobilnya, melirik Raga yang masih duduk diam di sampingnya. Bahkan melepas seatbelt nya saja tidak, sibuk mengelus-elus kucingnya.
"Turun," pinta Arnav dengan nada ketus, selama perjalanan tidak ada senyum diwajahnya. Hal-hal yang ia ekspetasi kan bersama Fay di dalam mobil benar-benar dihancurkan oleh Raga.
"Ayo," ajak Raga melepaskan seatbelt nya.
"Lo ngajak siapa? Sendiri sana."
"Gue ngajak lo." Raga menoleh ke Fay dengan tersenyum, membuka pintu mobilnya. Fay melirik Arnav, terlihat sudah lelah dengan suasana yang disebabkan Raga kali ini.
"Ga, turun. Gue mau kencan sama Arnav. Tanpa lo." Perjelas Fay blak-blakan. Raga menatap Arnav dan Fay bergantian, berdecak pelan, turun dari mobilnya. Tapi seketika, membuka pintu mobil Fay. Memberikan kucing itu kepada Fay.
Fay melongo menerima kucing itu. "Bawa deh, nggak mood ke pet shop."
"Apaan banget sih? Bawa sendiri."
"Sempetin waktu bawa dia ke pet shop."
"Ini udah di depan pet shop, Raga. Masuk sana, bawa dia." Kesal Fay.
"Lupa apa ya lo ngemis-ngemis ke gue dulu?" sindir Raga membahas masa itu lagi. Fay berdesis kesal, keluar dari mobil untuk pindah ke depan. Raga membantu membukakan pintu depan.
"Nggak lama gue ambil dia balik," ucap Raga memberikan ruang agar Fay masuk ke dalam mobil. Fay melirik kucing itu, merasa tidak rela akan lepas dari nya. Kembali melirik Raga, melihat sekitar yang sudah malam.
"Pulang sendiri lo?" tanya Fay sebelum masuk ke dalam mobil.
"Peduli lo?" balas Raga ketus.
"Masuk, Fay." Fay melirik Arnav yang sudah menyalakan mesin mobilnya. Menatap Raga, yakin jika cowok itu bisa pulang sendiri, pasti juga punya uang sekedar untuk biaya pulang.
Fay masuk ke dalam mobil, melirik Raga dari kaca lalu menutupnya. Detik selanjutnya mobil itu berjalan pergi, menyisakan Raga yang menatap dengan kesal, berkacak pinggang memperhatikan laju mobil itu.
Raga menggeram, berteriak kesal, tidak peduli perhatian orang-orang sekitar tertuju pada dirinya. Menarik napas dalam-dalam, mengembuskan nya perlahan, melegakan hatinya.
"Ending nya gue bakal menang dari lo," gumam Raga tersenyum miring. Menenangkan dirinya sendiri.
•••🖤•••
"You can call me artist. You can call me idol ." Senandung Fay menikmati sore harinya, pergi ke taman samping rumah dengan musik yang menyala. Duduk di rerumputan bersama kucing-kucing nya, menikmati sore cerah dengan alunan musik.
Kucing berbulu putih lembut dan lebat mendekatinya, mengdusel-duselkan kepalanya di kakinya. Tertawa kecil, Fay mengambil kucing tersebut. Melihat kakinya yang sudah sembuh total.
Teringat sesuatu, aneh rasanya. "Raga ke mana ya? Katanya mau ambil kucing ini. Udah empat hari nggak muncul."
Helaan napas terdengar, tiba-tiba Fay menyadari ketidak hadiran cowok itu beberapa hari ini. Padahal Raga mengatakan akan mengambil kucingnya, biasanya cowok itu juga sembarangan datang.
"Marah dia? Ditinggal waktu itu?" gumam Fay bertanya-tanya, perasaannya tidak lega, merasa ganjal. Apalagi tidak ada kabar tentang Raga.
"Dia pulang selamat nggak ya? Yakali nggak selamat," monolog Fay lagi. Bertanya dan menjawabnya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/281360360-288-k15121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Fiksi Remaja"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• Tentang Tuan muda yang bernama Ragatama, yang kabur saat ditunjuk menjadi CEO oleh ayahnya. Pergi dari ayah...