24. Resepsi & Hari Pertama Menikah

760 32 8
                                    

SELAMAT MEMBACA^^

•••🖤•••

Suara alunan musik mengalir dengan merdu, nada-nada yang dimainkan dengan indah,  menemani para tamu yang tengah resepsi. Entah sedang memakan makanan yang tersaji, berbincang dengan yang lainnya, atau mengucapkan selama pada pengantin. Acara resepsi berjalan dengan lancar dan meriah.

Fay menghela napas, memegangi lututnya yang terasa pegal, beberapa lama sudah berdiri menyambut tamu yang memberi ucapan selamat. Fay hendak duduk saat tidak ada yang naik ke pelaminan, tapi langkah seseorang menghentikannya. Kakinya yang pegal seketika gemetar, memandang langkah Arnav yang semakin mendekat.

Fay semakin membulatkan matanya saat tangan Raga merangkul pinggangnya lagi. Menatap Raga dengan heran, sedangkan yang ditatap tersenyum ramah pada Arnav. Saling berjabat tangan dengan damai, bahkan saling melempar senyum. Fay heran, sungguh.

"Apa gue harus ucapin selamat juga?" kalimat pertanyaan itu dilontarkan oleh Arnav dengan gamblangnya.

Raga tetap tersenyum hangat. "Kedatangan lo udah mewakili kalimat itu."

"Oke. Nikmati perjalanan baru lo, btw gue boleh join hubungan kalian ga?" Raga tertawa pelan, menepuk-nepuk pundak Arnav.

Fay mengigit bibirnya, jantungnya benar-benar ketar-ketir. Dan bisa-bisanya kedua cowok itu malah bercanda, padahal situasi tak se lucu itu. Fay berdecak, menarik-narik baju Raga, gugup.

"Oh lupa, lo duluan yang join hubungannya sih," ucap Arnav dengan senyum miringnya.

Seketika itu juga tawa Raga pudar, berganti dengan garis senyum sinis. Fay menatapnya penuh tegang, hatinya benar-benar tidak siap menghadapi situasi seperti ini. Apalagi rangkulan Raga di pinggangnya, semakin erat.

"Terserah lo mau bacot apa, jelasnya gue lebih menang dari lo," balas Raga menepuk sekali lagi pundak Arnav.

Arnav mengangguk-angguk kepalanya. "Lain kali, kalau ada kesempatan gue ambil lagi bisa kan?"

"Salib lo apa kabar?" tanya Raga yang langsung membuat Arnav diam, bibirnya langsung membeku. Terlihat jelas di sini ia sudah kalah, tidak bisa menjawab atau melawan perkataan Raga.

Arnav tersenyum kecut, menepuk sekali pundak Raga beralih melirik Fay lalu kakinya menuntun turun dari pelaminan. Fay perlahan menundukkan kepalanya, rasanya masih sakit jika diingat. Tapi sekarang ia sudah melangkah dengan lembaran baru, dan Fay merasa salut dengan Arnav yang rela melepas dirinya dan berani datang ke pernikahan nya.

Fay senang, setidaknya hari ini langkah awalnya akan dimulai. Berharap semuanya akan tetap baik-baik saja. Bersama Raga.

•••🖤•••

Senyum Fay mulai terbit, kedatangan teman-temannya ke atas pelaminan seakan mencairkan suasana. Segera merentangkan tangannya dengan lebar, memeluk kedua sahabatnya. Dengan penuh haru dan erat.

"Temen gue nikah, gue dateng ke kondangan temen gue akhirnya," ucap Amel antusias semakin mempererat pelukan Fay. Lalu mencium pipi kanan dan kiri Fay. Bella berdesis, menjauhkan Amel dari Fay.

"Rusak nanti dandanan dia," protes Bella.

"Lo tau arti cantik ga sih?" tanya Amel kesal, apalagi tidak ditanggapi Bella. "Itu tuh Fay, gimanapun dia tetep cantik."

Bella memutar bola matanya malas. "Terlalu love my self." 

"Dibanding lo, terlalu insecure. Ga tau arti bersyukur ha?" Bella memilih diam tidak meladeni debatnya dengan Amel. Fokusnya kembali lagi pada Fay yang hanya tersenyum melihat ulah sahabatnya.

Tuan Muda: RagatamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang