HAPPY READING Y'ALL
•••🖤•••
Hari sudah berjalan seperempat nya, jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Fay sejak tadi subuh sudah sibuk dengan aktivitasnya, libur kuliah ia justru sibuk di rumah. Fay yang sudah lelah dengan kesibukannya, melihat Raga yang masih pulas di tempat tidurnya. Sengaja, Fay tidak membangunkan nya.
Membawa kemocengnya, dan bergegas membersihkannya meja riasnya. Gumaman kecil Fay dengar, matanya melirik dari kaca, melihat Raga yang pelan-pelan membuka matanya. Raga menguap, lalu memegangi keningnya yang masih terasa pusing.
Mendekat, memberikan segelas air putih. "Udah sadar?"
Raga meneguknya hingga ludas, duduk bersila dengan mata yang masih sayu-sayu. "Semalem gue aman kan?"
"Lo mabuk berat."
Raga berdecak, mengusap-usap rambutnya kesal. Penampilannya sudah acak-acakan, tapi tunggu. Seingatnya pakaiannya basah, bagaimana bisa ia sekarang memakai baju tidur? Dan siapa yang membawanya ke ranjang?
Raga menatap Fay dengan sorot was-was, cemas bila ketakutan yang ada dipikiran itu benar. Raga meneguk ludahnya, bersuara lirih.
"Fay, bukan lo kan yang gantiin baju gue?"
Kedipan mata Fay yang sedikit terkejut, mulutnya ternganga, meneguk ludahnya susah payah, merasakan pacuan jantungnya yang membara. Membisu tidak dapat menjawab. Menggaruk-garuk kepalanya, tersenyum getir.
Respon tubuh Fay semakin membuat Raga cemas akan pikirannya sendiri. Menatapnya dalam, mencoba mencari jawaban dari sorot mata itu.
Fay menghindar, "lo mandi dulu, sarapan udah siap di bawah."
Kelincahannya langsung menahan pergelangan tangan Fay. "Serius, Fay?"
Langkahnya tertahan oleh Raga, matanya tidak sanggup beradu tatap lama-lama dengan Raga. Sekian lama diam, Fay berdecak kesal sambil menepis tangan Raga. Memberikan raut sinisnya.
"Gue harus gimana lagi? Minta tolong Bi Ica makin nggak mungkin, Pak satpam juga udah tidur. Nanti mereka curiga lah, gue istrinya masa minta tolong orang lain?"
Fay menjelaskan dengan marah-marah kesal, melipat kedua tangannya dengan sinisnya. Sedangkan Raga melongo.
"Gue terpaksa, gue juga nggak mau!"
Raga menghela napas pasrah, "jadi, lo lihat keseluruhannya?"
"MULUT LO YA! DIEM!"
Fay mengarahkan kemocengnya di depan wajah Raga, emosi membara bercampur malu. Membuat Raga ingin menertawakan gadis itu, tapi ia menahannya.
"Gue pakai kacamata hitam kok, burem." Fay buang muka dengan angkuh, kali ini Raga terkekeh meski ia juga malu. Mendadak saja suasana canggung, sama-sama malu.
Fay melirik lagi sambil berkacak pinggang, "salah lo pakai acara mabuk! Nggak lagi ya, Raga!"
Raga mengerutkan keningnya, tapi melihat bagaimana raut sinis itu ditampilkan Fay kembali, Raga langsung menyatukan kedua tangannya seakan memohon ampun pada Fay. Fay mendengus, tidak menghiraukan lagi dan kembali melanjutkannya bersih-bersih.
Raga menatap Fay dari kaca rias, "iya deh. Besok-besok nggak mabuk, minum susu itu aja ya?"
Seketika itu juga Fay langsung melempar kemocengnya ke kasur, tapi tidak mengenai Raga yang sudah tertawa puas.
"Mulut lo ya!"
"Dih, kenapa mulut gue? Seksi ya?" goda Raga sambil cengengesan, Fay sudah berkacak pinggang. Raga buru-buru memohon ampun lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/281360360-288-k15121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Teen Fiction"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• Tentang Tuan muda yang bernama Ragatama, yang kabur saat ditunjuk menjadi CEO oleh ayahnya. Pergi dari ayah...