80. Hadiah Dari Keluarga

448 29 0
                                    

MAAFKAN AKU LAMA TIDAK UPDATE HUHU TERLALU FOKUS PADA NOVEL BARUKU😔

•••

Dekorasi mewah tertihat begitu menarik di setiap sudut ruang rumah Raga. Rumah megah ini sudah menjadi tempat ternyaman untuk berkumpul. Benar-benar menjadi defini rumah untuk Raga sendiri, ya apalagi ketika pulang disambut hangat oleh sang pujaan hati.

Kini, di ruang tengah yang cukup luas dan lebar. Terisi canda tawa bergema, saling melemparkan obrolan satu sama lain. Biasanya hanya ada suara Raga dan Fay, tetapi malam ini kedua belah pihak keluarga berkumpul. Menyempatkan waktu untuk datang malam ini. Memang sengaja, entah ada apa sebenarnya?

Raga menaruh gelas sirupnya, "omelin aja tuh Sasa, Bun. Pasti sekarang doyan main sama cowok."

"Apa sih? Kok sok kenal banget," sinisnya membalas sang Kakak. Memang tidak akan pernah ada hentinya.

"Kan udah usianya juga, wajar aja lah." Fay ikut nimbrung, tetapi dirinya justru ada di pihak adik iparnya. Bukan sang suami. Lihat sekarang, Raga mengerucutkan bibirnya setelah berdecak kesal.

Raga mendengus, "nggak asik! Dua lawan satu!"

Sasa tertawa puas, meledek sang kakak. Apalagi dukungan dari Kakak iparnya, ia semakin bersemangat saja. Tapi tak lama, ia memilih menyibukkan dirinya. Tak menanggapi Kakak laki-lakinya kembali.

Dalam kebisingan itu, Pak Raymond menepuk kedua tangannya. Mengambil alih atensi dari semua orang, mereka kompak terdiam. Menatap fokus pada Pak Raymond yang berdiri di tengah-tengah mereka.

"Malam semuanya," sapanya ramah. "Saya senang malam ini keluarga kita dapat berkumpul semua. Semoga keluarga kita selalu rukun seperti ini."

Pak Rangga terkekeh kecil, "pastinya harus lebih rukun dan ramai! Nambah anggota boleh nih?"

Pak Rangga melirik sepasang suami istri muda yang tengah tersipu malu. Sengaja digoda oleh Pak Rangga, reaksi keduanya membuat orang-orang tertawa. Lucu sekali bukan?

"Nah! Karena itu, supaya keluarga kita semakin ramai. Perlu adanya anggota baru!"

Fay mencubit pelan perut Bu Nadin, membuat beliau sedikit mengaduh. "Mama, kok ikutan Papa sih?"

"Loh? Apa salahnya, Sayang?"

"Sudah seharusnya ada little baby di tengah-tengah kita kan? Nanti semakin berisik dengan suara tangisannya," sahut Bu Tania merangkul lembut mantu kesayangannya.

Kepala Fay tertunduk, menahan malu setengah hidupnya. Sedang Raga, terkekeh saja menanggapi semua itu. Melihat sang istri yang malu-malu, membuat ia sungguh gemas dan ingin cepat-cepat menerkam perempuan itu. Lucu sekali untuknya.

Pak Raymond berdehem, "ya sudah supaya cepat dengar tangisan bayi. Kita kasih ini untuk pasutri muda kita."

Tangan besar Pak Raymond menaruh sesuatu di atas meja tengah, mengambil atensi penasaran dari Raga dan Fay. Raga dengan cepat mengambil kotak persegi kecil, kemudian membukanya. Fay ikut melihatnya, di telitinya baik-baik isi kotak itu.

Sejenak, Raga tertawa. "Honeymoon?"

"YES! MENYAMBUT LITTLE BABY KITA!" seru Sasa antusias. Semuanya ikut tertawa bahagia.

Raga pun, deretan giginya terpampang begitu nyata. Menggambarkan betapa senangnya ia dalam situasi saat ini. Tak lupa, Fay yang menjadi objek utama pun sama senangnya. Ia mengukir garis lebar di pahatan wajah mulusnya. Perasaannya menggebu-gebu, bercampur rasa deg-degan.

"Setelah melewati permasalahan dalam rumah tangga kalian, kami pikir perlu memberi hadiah. Ini hadiah yang tepat kan?"

Bu Nadin menggangguki perkataan Pak Raymond, ia menepuk lembut pundak Fay. "Kalian butuh waktu bersama dengan keadaan yang romantis, ambil waktu berdua ya?"

Tuan Muda: RagatamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang