SELAMAT MEMBACA
•••🖤•••
Seperti apa yang sudah direncanakan oleh ketiga gadis cantik tadi di mobil. Mereka mulai melakukan aktivitasnya, benar-benar membuat waktu yang bahagia untuk ketiganya. Melupakan banyak hal yang membebani pikiran. Aktivitas seharian ini, cukup menguras tenaga tapi membuat senyum mereka terus merekah.
Sekarang, hari sudah larut. Mereka sudah selesai menonton di bioskop dan di mobil mereka juga penuh barang-barang yang mereka beli. Tiba lah mereka di Kafe Aotis, dimana akhir agenda mereka malam ini yaitu privat party bersama teman-teman kampus.
"Nggak terlalu ramai, gue suka." Fay mengamati sekitar, hanya beberapa orang yang hadir dan kebanyakan ia mengenalnya.
Amel berdecak, "ternyata dia di sini. Nggak ngajak lagi!"
Dengan tatapan kesal, Amel berjalan menghampiri Sandy yang tengah asik duduk bersama teman-teman cowoknya. Termasuk Arnav di situ. Fay dan Bella juga mengikuti ke mana perginya Amel.
"Oh bagus! Party sendiri, happy ya?" katanya sambil berkacak pinggang.
Menoleh dengan kening berkerut, Sandy tentu saja heran dengan keberadaan Amel di sini. Bukan hanya Sandy, Arnav juga terkejut melihat Fay berdiri di situ.
"Lo ngapain di sini?"
Amel mengangkat satu alisnya, "kenapa? Nggak suka?"
"Bukan gitu."
"Terus kenapa? Lo mau have fun sama cewek lain?"
Sandy menghela napas sabar, "enggak. Sini duduk dulu."
Saat Sandy hendak menarik tangannya, Amel menepisnya. "Bilangnya sibuk, tapi untuk acara begini malah ada waktu."
"Iya, maaf. Sini duduk dulu."
"Nggak mau."
Sandy mengusap rambutnya ke belakang, menatap Amel penuh kesabaran. Menampilkan senyum kecil, lalu merangkul pundak Amel, membawanya menjauh dari tempat itu. Menyelesaikan pertingkaian kecil itu.
Arnav menoleh ke Fay, lalu bergeser. Memberi ruang untuk Fay dan Bella duduk. Kedua gadis itu duduk sambil tersenyum kecil.
"Lo ke sini Raga tau kan?"
Menggeleng kecil, "gue nggak bilang."
"Lo pergi tanpa seizin dia?" Fay mengangguk santai, membuat Arnav menatapnya dengan alis berkerut.
"Emang ngeyel dia," kata Bella.
"Lo jangan gitu, Fay. Dicariin Raga nanti."
Fay mendengus, "gue cuma mau have fun aja."
Arnav hanya menatap Fay, sejenak ia mengangguk mengiyakan. Tidak mau mendebat ucapan gadis itu. Mengambil dua gelas jus jambu, ia berikan pada Fay dan Bella.
"Kalian minum ini aja, jangan bir."
Fay terkekeh, "mana mungkin gue minum bir."
"Ya siapa tau, lo udah nggak waras."
Arnav tertawa mendengar perbincangan itu, ia sendiri dengan santai meneguk segelas bir nya. Fay hanya diam menatap saja, ia sendiri menikmati minumannya. Tidak melarang Arnav, ia membiarkan Arnav melakukan sesuatu sesuka hatinya. Toh, sekarang ia tidak ada hak melarang Arnav.
"Aduh, hp gue dibawa Amel," ucap Bella dengan kebingungan mencari-cari ponselnya.
"Sana cari Amel nya."
"Gue tinggal lo di sini gapapa ya?"
Fay mengangguk, "gapapa. Nanti lo balik juga."
"Ada gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Teen Fiction"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• "Badan lo nggak nyaman di peluk, Raga. Lepas." "Badan gue nyaman buat dikelonin tapi. Mau?" •••🖤••• Tentan...