BISMILAH UPDATE LAGI NI YEY💗
•••💗•••
Sejak pertengkaran kecil yang terjadi tadi, akibat ulah Fay yang memberontak perceraian. Raga memutuskan untuk mengajak Fay bersantai di balkon kamar. Lagi pula, pintu kamar sudah dikunci Fay dan kuncinya hilang entah kemana. Sepertinya, memang semesta menginginkan keduanya untuk memiliki waktu berdua sedikit lebih lama. Sembari membicarakan jalan mana yang akan dipilih keduanya untuk kehidupan selanjutnya.
Manik mata keduanya memandang lurus ke luar balkon, dengan tangan bersandar di sisi pagar balkon. Raga menghela napas bersamaan angin segar di atas balkon kamar itu.
"Seharusnya gue nggak perlu mempermasalahkan hal-hal kecil, nggak perlu dengerin ego gue. Dan kalau gue nggak tahu lo pergi sama dia. Mungkin sekarang kita baik-baik aja. Seharusnya gue nggak seemosi itu. Mungkin sekarang kita nggak begini."
Raga memulai narasinya, tanpa menatap Fay. Pandangan nya menikmati pepohonan yang nampak. Sedangkan Fay, penuh fokus menatap wajah tampan Raga dari samping. Membiarkan lelaki itu melanjutkan perkataannya. Memberinya waktu.
"Tapi gue sadar, mungkin dengan begini gue bisa pergi. Lo bisa kembali ke dia." Lanjutnya lalu menoleh pada Fay, garis senyum tipis tercetak di wajahnya.
"Bahagia tanpa gue ya?"
Fay dengan cepat menggeleng, bibirnya terkerucut gemas. "Nggak! Gue mau nya lo!"
"Fay, jangan gini. Seharusnya gue nggak memaksa lo tetap nikah sama gue. Sorry."
"Seharusnya seharusnya! Seharusnya kita nggak pernah bercerai, Raga!"
Raga menyunggingkan senyum gemasnya, melihat kekesalan Fay. "Dengerin gue dulu, gue coba kasih lo pengertian."
"Gue mau nya lo. Kurang jelas apa?"
"Jelas. Tapi bisa gue lanjutin pembicaraan gue dulu?"
Fay mendengus kemudian mengangguk pasrah, "iya, bisa."
"Ok, gue yang awalnya maksa nikahin lo dengan berbagai alasan yang lo udah tahu sendiri. Tapi, tanpa gue tahu gimana perasaan lo ke gue," lanjut nya.
"Sekarang, gue nggak mau tau, karena gue takut perasaan lo masih bukan buat gue. Lebih baik gue nggak tahu apa-apa."
"Ga, lo mau tau perasaan gue?"
"Nggak perlu, Fay."
Fay berdecak kesal, kakinya sedikit terhentak. "Raga, ayo saling mencintai."
Perkataan Fay itu sedikit membuat Raga kaget, tapi setelahnya cowok itu terkekeh pelan. "Alay banget sih."
"Kata-katain aja gue terus!" kesalnya. "Gue udah gatel, centil, sekarang alay. Cuma buat lo, Raga!"
"Fay, jangan dipaksa."
"Paksa apa? Lo yang maksa cerai ya!"
"Lebih baik gitu kan? Sekarang untuk apa kita pertahankan pernikahan kita ini?"
"Untuk membuat anak sama lo!" tandasnya penuh kekesalan.
Raga diam sejenak, mencoba mencerna kembali apa yang gadis di depannya ini katakan. Ia tidak bisa lagi menahan kelucuan Fay yang sedang kesal ini. Ia kembali terkekeh.
"Emangnya lo mau punya anak sama gue?" tanya Raga bercanda.
"Mau," lirihnya menggemaskan.
Raga tertawa, "masih bocil, udah hamil."
"Ihh Raga! Dulu lo jahil ke gue minta anak ya!"
"Nanti kalo dijulidin orang? Dikatain hamil diluar nikah? Gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Genç Kurgu"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• "Badan lo nggak nyaman di peluk, Raga. Lepas." "Badan gue nyaman buat dikelonin tapi. Mau?" •••🖤••• Tentan...