HAPPY READING
•••🖤•••
Gedung-gedung menjulang tinggi di tengah ibukota, bangunan besar itu diisi dengan banyak orang yang bekerja dengan porsinya masing-masing. Menjalani aktivitas pekerjaan sesuai bidangnya dan kesibukan masing-masing. Meskipun seorang pemimpi perusahaan besar dan punya banyak karyawan, Raga juga tetap sibuk.
Helaan napas lelah sembari menutup laptopnya, melirik jam yang melingkar elok di tangannya. Sudah hampir jam 1 siang, ia segera menyudahi pekerjaannya yang sebenarnya belum selesai. Meraih ponselnya, mengirim pesan untuk seseorang.
Raga:
| pulang siang kan?
| tunggu, diem di situ!Ya, benar. Raga harus menghentikan aktifitasnya guna menjemput sang istri. Menunaikan tanggung jawabnya, meski meninggalkan banyak pekerjaan yang menumpuk.
"Kunci gue mana sih?" gumam nya sendiri, sibuk mencari kunci. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya, tanpa menoleh Raga berteriak.
"Masuk aja."
Pintu itu mulai terbuka, suara sepatu heels terdengar memasukkan ruangan. Raga melirik Vita, "ada apa?"
"Tuan muda, kita mendapatkan partner bisnis baru. Kita akan bekerjasama dengan perusahaan Z--"
"Nah ini!" pekik Raga setelah menemukan kunci mobilnya. Vita langsung terdiam.
Raga menoleh, "oke, partner baru? Itu nanti aja, ini lebih penting."
"Tapi, Tuan muda harus menyelisihinya terlebih dahulu, apa layak perusahaan itu bekerjasama dengan kita. Kita harus mengadakan meeting bersama."
"Saya tahu, kamu urus dulu. Saya harus pergi." Raga tersenyum kecil, menepuk pundak Vita sekali lalu pergi meninggalkan ruangannya. Bergegas menuju kampus Fay.
•••🖤•••
"Demi apa, yaampun Jimin!"
Jari Raga mengorek-ngorek telinganya lagi, penat rasanya telinganya sepanjang perjalanan mendenger ocehan gadis di sebelahnya. Sibuk dengan layar tab nya, yang menampilkan boygrup asal Korea tersebut.
Fay berteriak histeris. "Aaa! OMG! Min Yoongi omg omg! Jantung gue nggak aman, Yoon!"
Raga mengelus dada sabar, mencoba tetap fokus menyetir. "Gue turunin di jalan juga nih."
"Gue denger loh," sinis Fay. Raga terkekeh, telinga gadis itu tajam sekali.
"Ampun, Dek."
Tanpa menoleh Fay tertawa kecil, lucu baginya Raga memanggil seperti itu. Musik di tab Fay terdengar sudah berhenti, tapi Fay masih sibuk mencari-cari musik lainnya.
"Lakuin sesuka lo deh," ucap Raga dengan pandangan fokus ke jalan.
Fay menoleh, "kenapa tiba-tiba?"
"Asal lo diem aja, nggak nyusahin," jawabnya asal. Fay berdesis, dengan tatapan sinis.
"Mama juga suka Korea-Korea kaya lo?" tanya Raga mengalihkan pandangannya.
"Mama mudanya suka Korean drama sih, bukan kpop nya."
Raga manggut-manggut. "Emang udah turunan rupanya,"
"Apanya?"
"Suka koreaan."
Fay mengangguk sekali, lalu kembali fokus streaming lagu-lagu BTS. Terdengar lagu 'Permission To Dance' terputar. Mengikuti alunan lagu sembari bersenandung, Fay sedikit ber dance. Lain dengan Raga yang sesekali mengamati, karena ia harus fokus ke jalan.
![](https://img.wattpad.com/cover/281360360-288-k15121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Roman pour Adolescents"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• Tentang Tuan muda yang bernama Ragatama, yang kabur saat ditunjuk menjadi CEO oleh ayahnya. Pergi dari ayah...