HAPPY READING GENGG. MAAF LAMA SEKALI UPDATE NYA🥺
🕊️🕊️🕊️
"Oke, saya cek email dulu."
Sambungan pada ponsel genggam Raga masih terhubung dengan seseorang di sebrang jauh dari tempat nya berada. Raga membiarkan telponnya tetap menyala sementara ia sibuk pada layar laptop nya, matanya begitu teliti memeriksa halaman email yang masuk. Di tengah honeymoon nya ia tetap tidak dapat meninggalkan pekerjaan pentingnya.
Kemudian ia meraih kembali ponselnya, "belum ada email yang masuk. Tolong kirim ulang."
"Sebentar, Tuan Muda."
"Saya tunggu secepatnya ya."
Raga menaruh kembali ponselnya di atas meja tanpa memutuskan sambungan nya. Berkutat pada alat elektronik yang lebih besar, biasa disebut laptop. Namun atensinya harus tersita oleh kehadiran seseorang yang baru saja menutup pintu kamar. Hanya sejenak, sebelum Raga kembali fokus pada layar laptop nya.
Fay memandang heran, kehadiran nya tampak tak diindahkan oleh sang suami. Dengan alis yang bertaut ia pun mencoba memutar otak. Sedikit bergumam-gumam sembari tangannya meraih punggung nya.
"Raga, tolong kaitin tali bra aku dong," pintanya secara sengaja.
Netra Raga langsung berpusat penuh pada sumber suara yang bahkan tidak hanya tertangkap oleh telinga nya. Menyadari sambungan telepon masih menyala, segera ia memutus telepon tersebut. Tak ingin karyawan cowoknya mendengar obrolan semacam ini.
Raga menyingkirkan laptopnya dahulu sebelum bangkit, mendekati Fay. "Ya ampun! Biasanya nggak pernah minta bantuin?"
"Oh? Nggak mau?"
"Enggak, ini mau bantuin juga. Hadap belakang gih."
Sayangnya kepala Fay menggeleng sembari menjauh, "udah ah. Nggak jadi."
Dalam hitungan detik Raga dibuat membeo olehnya. Menatap bagaimana sekarang istri nya begitu santai berbaring di atas gumpalan kapas empuk, sembari menyalakan televisi. Sedikit kesal rasanya sudah meninggalkan pekerjaan pentingnya hanya untuk hal sekecil ini.
Raga menoleh ke belakang, melihat ia menggeletakkan ponsel serta laptopnya begitu saja. Helaan napasnya terdengar gusar, niat untuk lanjut bekerja sudah hilang. Kini tatapannya penuh pada sosok perempuan di atas kasur yang begitu santainya.
"Hey," panggil nya ikut naik di atas kasur. Lirikan mata Fay tampak meneliti was-was.
Raga mengukir senyum miring, "mau dibantu nggak?"
"Apa sih? Enggak jadi, Raga."
"Dibantu lepas maksudnya."
"IH RAGA!" pekiknya bersamaan dengan bantalnya yang terlempar, tepat mengenai lengan Raga. Sedang cowok itu berpuas dengan tawa renyahnya.
Fay mendengus, sedikit menyesal sudah memancing Raga di awal tadi. Padahal tahu akan berakhir seperti apa jika Raga sudah seperti ini. Sekarang cowok itu bahkan berbaring dekat sekali dengannya, kedua kepala itu saling berbenturan.
Tubuh Fay sedikit bergeser, "kasurnya lebar ya, Raga. Geseran ih!"
"Nanti jatuh, deketan aja."
"Enggak ada jatuh. Ini kasur buat bertujuh juga muat."
"Tujuh?" beo nya lalu manggut-manggut. "Oh, mau baby lima ya?"
Tangan Fay reflek mencubit lengan Raga, berdecih. "Kamu pikir aku kucing?"
Tak henti tawa Raga memenuhi isi kamar yang hanya ada pasangan suami-isteri itu. Lengan tangannya mulai terjulur, melingkar erat di pinggang Fay. Seolah tak memberi ruang sedikit pun untuk istrinya kabur darinya.
Setengah wajah Raga ia tenggelamkan pada tengkuk leher Fay, menimbulkan efek geli pada perempuan itu.
"Sengaja mancing-mancing aku? Kenapa, hm?"
"Enggak sengaja itu. Kamu aja responnya lama, jadi udah aku kaitin sendiri."
"Bohong hidungnya aku gigit nih."
Fay berdecak, "aku iseng doang ish. Habisnya kamu fokus banget ke laptop, aku masuk aja kayak nggak peduli."
Kepala Raga mendongak mendengar penuturan jujur istrinya, garis senyum di wajahnya semakin tertarik lebar. Senang karena Fay mudah terbuka padanya sekarang. Terlebih alasan yang diberikan Fay barusan, menandakan betapa rasa bucin tersebut. Raga suka mengetahui hal itu.
"Maaf ya, Sayangku. Sibuk banget ngurus kerjaan, apalagi sekarang jauh dari kantor kan."
Alis Fay naik satu, "lagi liburan gini masih ngurus kerjaan?"
"Mau nya juga cuma seneng-seneng sama kamu doang. Tapi ada tanggung jawab yang harus aku kerjakan."
"Ditinggal bentar?"
"Enggak bisa, Sayang." Raga mengusap lembut pipi istrinya, ia terkekeh kecil. "Kenapa sih? Lagi pengen sama aku banget ya?"
Kepala Fay menggeleng lirih, tangannya menghentikan elusan telapak tangan Raga ada pada pipinya. Ibu jarinya gantian memberikan sentuhan halus pada kulit tangan Raga. Dari sorot matanya tergambar keseriusan dan sedikit kekhawatiran.
"Bukan begitu, aku nggak suka lihat kamu kecapean. Ingat yang kemarin-kemarin gimana. Istirahat sebentar aja ya?"
Raga dapat menangkap rasa khawatir istrinya, ia senang. "Aku istirahat gampang, contohnya seperti ini."
"Aku serius loh. Nggak suka lihat kamu gila kerja gitu."
"Mana ada, yang bener itu aku gila karena kamu."
Fay berdecak lagi, "males ah! Lagi serius aku nya."
"Iya-iya minta maaf," katanya diiringi cengengesan. Mencoba membujuk rayu istrinya yang mulai cemberut.
"Katanya tuan muda, kenapa nggak merintah-merintah aja kerjaannya?"
Tawa Raga semakin pecah mendengar penuturan Fay yang dibarengi rasa kesal menggebu-gebu. Terlihat sangat menggemaskan dengan pertanyaan seperti itu. Sampai Raga mengecup keningnya dahulu sebelum menyahuti.
"Enggak begitu dong, Sayang. Masa semena-mena sih?"
"Kalau gitu pulang aja kita."
Raga membulatkan matanya, "loh? Kenapa harus pulang?"
"Kasihan kamu jauh dari kantor jadi susah. Kita udah lumayan lama juga liburannya."
"Udah puas emang?"
"Udah kok, gapapa pulang aja liburannya udah cukup."
"Honeymoon nya?"
Kelopak mata Fay terpejam sejenak, mengatur kesabarannya sebelum menatap manik mata yang terkesan memohon padanya sekarang. Fay mengulum senyum lebar pada Raga sembari tangannya mengelus rambut Raga.
Fay berdehem, "kita lanjut di rumah. Semakin banyak kan waktunya?"
Bola mata Raga langsung berbinar mendengar penuturan Fay tersebut, keceriaan seketika kembali di wajah tampannya. Raga menarik pelan hidung Fay kemudian mengecupnya. Tak dapat menyembunyikan kegembiraannya.
"OKE LET'S GO! YANG PENTING PULANG BAWA CIPUNG!"
Fay membulatkan matanya, "astaga!"
•••
HUHU MINTA MAAF SEKALI LAMA UPDATE NYAA😔🥺
love you more, sayangku💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Teen Fiction"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• "Badan lo nggak nyaman di peluk, Raga. Lepas." "Badan gue nyaman buat dikelonin tapi. Mau?" •••🖤••• Tentan...