HAPPY READING Y'ALL!!!
•••🖤•••
"Tapi, Bella juga lumayan cakep," tutur Kamal.
Aditya menghela napas, menghampiri Kamal lalu mengusap wajah cowok itu. Membuat Kamal kesal. "Apa anjir?"
"Buka mata lo. Bella emang cakep banget anjir!"
Aknan dan Bayu hanya menyimak obrolan itu, diam-diam Aknan juga menyetujui ucapan Aditya. Mengingat juga foto itu, terlihat cantik. Tapi cepat-cepat Aknan menyadarkan diri, tidak boleh terpesona sedikit pun.
"Masalahnya mau nggak dia sama lo?" Aditya tidak bisa langsung menjawab pertanyaan Kamal, ditertawakan lah ia oleh Kamal.
Aditya seketika merenung. "Iya, ya? Cara buat dia luluh gimana?"
"Belajar ke dukun sana," saran Bayu.
Seketika semuanya kompat beristighfar kecuali Aknan. Kamal mengelus dada, "ustadz Bayu mulai sesat."
"Ke Gereja cari ketenangan sana, siapa tahu dapat pencerahan." Kali ini Aknan yang memberikan saran, lagi-lagi Kamal dan Aditya beristighfar.
"Emang sesat semua!" kesalnya, malah membuat gelak tawa yang lainnya. "Gue chat aja ya? Tapi topiknya gimana?"
"Tanyain udah makan belum."
"Basi banget."
"Itu namanya perhatian," balas Kamal. Aditya memutar bola mata jengah.
"Langsung bawain dia makan, nggak usah ditanya," saran Aknan yang kali ini benar.
Aditya langsung tersenyum sumringah, menepuk pundak Aknan senang.
"Mashok!!" serunya, kegirangan. "Tapi bawain apa?"
Teman-teman yang lainnya hanya mampu menghela napas, jengkel mendengar Aditya yang sedari tadi tidak bisa diam. Terus saja topiknya tentang Bella.
"Bro, ikut gue yuk!" Aditya menepuk pundak Aknan lagi, tersenyum ramah meminta bantuan.
Aknan menggeleng, "jangan ganggu ketenangan gue."
"Sekali aja, bantuin gue lagi."
"Bantuin, biar nggak berisik bocahnya." Aknan menoleh ke arah Bayu, keduanya tengah asik makan kuaci sambil bermain catur. Melirik Aditya yang memasang raut memelas, menghela napas kesal.
Aknan berdiri, "pakai motor lo, jangan habisin bensin gue."
"Oke, bos!"
Senyum Aditya langsung terpancar lebar, mengambil jaket dan kunci motornya. Saat keduanya hendak pergi, tiba-tiba Raga datang.
"Mau ke mana lo pada?"
"Biasa, bos. Apel malam dulu," jawab Aditya kesenangan. Raga geleng-geleng kepala, langsung ikut duduk di depan Bayu, merenggangkan otot-ototnya.
Kamal datang membawa rokok, "mau nggak bos?"
"Sama tolong bawain sebotol," titah Raga sembari mengambil rokok itu.
"Mabok lagi?" tanya Bayu yang menata ulang catur.
"Baru ini, udah lama gue nggak minum."
Mendongak, "Fay tahu?"
Dengan gampang Raga menggeleng, menerima segelas bir yang dituangkan Kamal. Meneguknya dengan cepat, segera ia meminta gelas yang kedua.
"Ah, kangen banget gue minum ini."
Kamal menyerahkan sebotol bir pada Raga, "dimarahin Fay jangan bawa-bawa gue loh."
Raga tertawa saja, menuangkan bir itu kembali dan meneguknya sembari menghisap rokoknya. Terlihat sangat santai dan terbiasa, Bayu dan Kamal hanya memperhatikan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda: Ragatama
Roman pour Adolescents"Lo mahal, Fay. Dapetin lo mahal." "Contohnya dengan mahar helikopter dan sejenisnya. Mahal anjir, istrinya tuan muda," lanjut Raga. •••🖤••• "Badan lo nggak nyaman di peluk, Raga. Lepas." "Badan gue nyaman buat dikelonin tapi. Mau?" •••🖤••• Tentan...