46. Menunggu Kabar Raga

412 19 3
                                    

SELAMAT MEMBACA

•••🖤•••

Tubuhnya mungkin duduk manis dan anteng di dalam kelas, tapi pikirannya berlarian ke mana-mana, tidak fokus pada dosen. Meski masih pagi, Fay sudah melamun juga mengantuk. Hal itu sepertinya disadari oleh Amel, Amel menyenggol pelan meja Fay.

Dengan terkejut, menoleh. "Kenapa?"

"Lo yang kenapa?" tanya Amel balik.

"Ngantuk gue."

"Nggak tidur ya lo semalaman, ngapain sih?"

Menghela napas pelan lalu menyangga kepalanya dengan tangan kiri. "Nungguin Raga."

"Emang mau pulang?" Bella ikut nimbrung.

"Maksud gue, nungguin kabar dia. Chat gue cuma di read doang."

Amel dan Bella justru terkekeh pelan, seperti meledek Fay yang tengah galau.

"Fiks sih, lo udah mulai jatuh cinta sama Raga."

"Bukan mulai lagi, emang udah," balas Bella.

Fay berdecak mendengar ucapan teman-temannya. Memijat-mijat kepalanya yang nyut-nyutan, bukannya semakin tenang ia malah semakin kesal.

"Bukan gitu, ya gue nggak dikabarin dari pagi terus chat cuma di baca doang ya males lah."

"Males apa kangen?" goda Amel.

"Kangen apa khawatir?" tambah Bella.

Sakin geram nya Fay, ia menggebrak meja. Tentu saja suasana kelas mendadak terkejut dan mengarah padanya. Seakan Fay lupa ada dosen di depan.

Alya mengelus dada terkejut, "ada apa sih, Fay?" 

"Woy, Fay ada dosen." Bagas menyenggol kursi Fay yang ada di depannya.

Menelan ludahnya, merasa takut campur malu sekarang. Melirik Amel dan Bella yang sudah menyibukkan diri, dengan memberanikan diri Fay menatap dosennya. Kini mereka saling adu tatap, Fay nyengir.

"Maaf, Pak. Saya ngantuk, makanya gebrak meja biar nggak ngantuk."

Pak Dosen memberikan jempolnya, "lanjutkan. Biar nanti jadi kelas seni musik, gubrak gubrak dombreng dombreng."

Tanpa canggung seisi kelas tertawa dengan lawakan receh dosen itu, Fay juga ikut tertawa. Bersyukur, Pak Dosen tidak memarahi nya malah ikut bercanda.

"Sudah, mari perhatikan lagi. Kalau ada yang ngantuk, siap-siap digebrak sama Fay."

Lagi-lagi tawa itu menggema, Pak Dosen juga ikut tertawa. Sebelum suasa kembali hening dan fokus pada mapel. Fay lagi-lagi menyangga kepalanya yang masih berat, karena mengantuk.

Amel menendang kursi Fay, "heh nanti nginep rumah lo ya?"

"Nggak kalau lo mau ngerusuhin rumah gue."

"Janji gue jadi anak kalem."

Bella menoleh ke belakang, "ikut gue ikut."

"Katanya Raga, kita suruh nemenin lo loh."

Fay mengepalkan tangannya erat-erat, ingin rasanya menonjok kedua temannya itu. Apalagi melihat senyum memelas Amel, yang penuh memohon. Akhirnya Fay pasrah, mengangguk sekali.

Reflek Amel tersenyum lebar dan bertepuk tangan kegirangan. "Masook! Nanti kita party!"

Dan sekarang, Amel yang menyita perhatian seluruh kelas. Amel langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, malu. Pak Dosen terkekeh.

Tuan Muda: RagatamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang