27. Siap, Nona?

602 25 4
                                    

Happy reading y'all!

OK! INSYAALLAH AKU BAKALAN RAJIN UP DAN NULIS, TUNGGU YA🤝🏻

•••🖤•••

Mata cantiknya melihat-lihat ke sekitar, memastikan semuanya sudah beres. Tampilannya juga sudah siap. Mengangguk sekali, mengambil tas selempangnya. Langkahnya semakin siap untuk beranjak dari rumah megah ini.

"Bi, Fay pergi dulu ya. Nanti biar Fay aja yang masak sepulang kampus," ucapnya pada Bi Ica yang sedang menyapu teras.

"Wah, enak nih tuan muda pulang-pulang capek dimasakin istrinya," sahut Bi Ica sembari sibuk menyapu.

"Biar nggak jajan di luar, Bi. Makan masakan rumah, hemat. Duitnya buat jajan album aja."

"Iya tuh, Non. Tuan muda juga jarang jajan di luar, apalagi sekarang udah punya istri."

Bi Ica menyampirkan sapunya, pandangnya ia arahkan pada Fay. Fay hanya tersenyum menanggapi, dengan kesibukan memasang jam tangannya. Bi Ica mengelus-elus lengan Fay, tersenyum sumringah.

"Masih nggak nyangka tuan muda udah punya istri. Secantik ini lagi," puji Bi Ica membuat si empunya terkikik malu.

"Bi Ica bisa aja, tapi si Raga tuh nggak bisa terima fakta kalau Fay cantik," adu Fay dengan wajah kesalnya.

Bi Ica tertawa menanggapi, "nggak mungkin. Mata nya tuan muda masih normal, Non."

"Otaknya yang nggak normal." Keduanya tertawa lagi secara bersamaan. Setelah menyelesaikan pembicaraan mereka, Fay segera berjalan masuk ke dalam mobil. Menuruti apa kata Raga, ia ke kampus bersama supir.

•••🖤•••

Senyum sumringah Fay terpancar jelas, matanya berbinar senang melihat area kampusnya. Rambut panjangnya yang tergerai terbang oleh angin, lari kecilnya membawa ia menuju kelasnya. Yang sudah beberapa hari tidak ia lihat. Gelak tawa dan kebisingan di kelas itu mulai masuk ke gendang telinga Fay.

"Woy! Woy! Pengantin baru di sini!" pekik Bagas si si ketua kelas, yang berpapasan dengan Fay tepat di depan kelas saat ia hendak keluar. Sorakan semakin heboh, diiringi tepuk tangan, ucapan selamat dan beberapa ejekan kecil. Fay tertawa malu lagi, melihat sambutan ini.

"Dateng ke kampus mau cerita pengalaman atau bagi-bagi link?" tanya Alya.

Fay menoyor kepala Alya. "Link mata lo, nggak ada."

"Gitu banget, yang enak dinikmati sendiri temennya nggak dibagi-bagi," timpal Dicky.

"Mahal boss, berkelas. Makanya nggak ada link," sahut Fay dengan sombongnya, dan kekehan kecil. Sorakan terdengar membuat Fay tertawa lagi.

Kanaya ikut menoyor kepala Fay saat lewat di depannya. "Halah nggak asik, jangan ditemen."

"Nggak ada yang mau temanan sama lo," jawab Fay membuat decakan dari Kanaya dan tawa lagi dari yang lainnya.

Amel langsung berdiri dan merangkul pundak Fay, tersenyum bangga. "Temen gue nih."

Fay mengernyitkan keningnya dengan raut jahilnya, menyingkirkan tangan Amel begitu saja. Tertawa lagi melihat kekesalan Amel, Fay menghampiri Bella yang sedang bercengkrama bersama Sandy. Duduk di atas meja Bella, tersenyum sumringah.

"Apa lo?" sewot Bella menatap kedatangan Fay.

Sandy pindah tempat duduk ke samping Amel. "Gangguin orang berduaan aja."

Bella langsung menimpuk Sandy dengan bukunya, diikuti Amel yang ikut memukul pelan lengan Sandy. "Bocah nyeleneh."

Sandy terkikik mendapatkan serangan dan umpatan dari Bella. Pandangannya menatap ke arah Fay yang turut nimbrung. Berdehem-dehem pelan, membuat atensi heran dari ke 3 cewek itu.

Tuan Muda: RagatamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang