Bab -19-

47.5K 3.9K 75
                                    

Tak ada yang berhasil mempertahankan pernikahan kecuali kesetiaan dan cinta, bahkan anak pun tak bisa mempertahankan pernikahan
-Levronka Messya-

Beberapa bulan kemudian ....

Tak ada perubahan dari hubungan Binar dan Faisal, keduanya tetap bermusuhan dan tak ada niatan untuk memperbaiki hubungan tersebut. Binar sudah memulai usahanya dan banyak pengunjung yang datang ke perpustakaan dan toko bukunya, entah untuk membaca buku, meminjam buku, atau membeli buku. Semakin hari, usaha Binar semakin dikenal oleh masyarakat. Binar pun semakin sibuk karena harus mengurus usahanya bersama Elis.

Tapi Binar bersyukur dengan hal itu karena ia jadi bisa keluar rumah dengan waktu yang lama dari pagi sampai sore. Binar jadi jarang bertemu dengan ketiga istri Faisal lainnya dan tak perlu mendengar cemooh mereka walaupun kadang saat berpapasan, mereka masih suka menghinanya, kali ini hinaan tentang usahanya yang dianggap tak berguna dan tak akan membuatnya jadi orang kaya raya. Namun Binar memilih tak peduli dan terus melanjutkan usahanya.

Namun entah karena terlalu keras bekerja atau memang kondisi Binar sedang tak fit, Binar pingsan saat sedang bekerja. Elis pun menelepon pengawal rumah untuk membawa Binar ke rumah sakit dan menghubungi Faisal namun percuma Faisal tak mengangkat panggilannya. Setelah Binar dibawa ke rumah sakit dan sedang diperiksa dokter, Elis mengirim pesan pada Faisal dan lima menit kemudian dibaca namun tak dibalas. Seorang dokter keluar dari ruangan Binar dan Elis langsung berjalan menemui dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan Nona Binar, Dokter?"

"Binar baik-baik, dia hanya kelelahan karena faktor kehamilan."

"Hamil? Tapi Nona Binar tidak hamil, Dokter."

Berapa terkejutnya Elis mendengar kabar ini dari dokter, ia mengira dokter ini salah memeriksa majikannya. Sedangkan dokter tersebut terlihat bingung karena tak ada yang tahu kehamilan Binar padahal usia kehamilan Binar sudah cukup lama.

"Binar sedang mengandung dan usia kandungannya sudah empat bulan. Bagaimana bisa tak ada yang mengetahui hal sepenting ini? Untungnya kondisi janin sehat dan tak ada komplikasi, tolong dijaga dengan baik, Pasien."

"Baik, Dokter. Terima kasih."

"Sama-sama."

Lalu dokter itu pergi dan Elis masuk ke dalam ruangan. Terlihat Binar yang sedang berbaring di brankar dan terlihat lelah.

"Apa Nona sudah membaik?"

"Sedikit, Dokter itu memberikan aku vitamin dan beberapa obat. Apa kata Dokter mengenai kondisiku?"

"Nona sedang hamil."

Binar langsung terdiam mendengar ucapan Elis, ia tak tahu harus merespon apa tentang kehamilannya, ia sudah menduga hal ini pasti akan terjadi karena Faisal berusaha dengan keras membuatnya hamil dan ia tak bisa menolak. Walaupun tak diinginkan, namun bukan berarti Binar membenci kehamilannya, sebenci apapun Binar pada ayah anaknya, bukan berarti ia harus membenci anaknya sendiri. Tapi ia pun tak merasa senang juga, sehingga ia bersikap biasa saja bahkan cenderung datar.

"Nona, kenapa hanya diam?"

"Aku ingin pulang, Elis."

"Kita akan pulang tapi tunggu Tuan Faisal dulu, tadi saya sudah memberi pesan pada Tuan Faisal bahwa Nona berada di rumah sakit. Mungkin Tuan Faisal sedang dalam ....

"Dia tak peduli padaku, Elis. Percuma menunggunya, ambil kartu kreditku dan selesaikan pembayaran."

Binar langsung memotong ucapan Elis untuk mengingatkan pelayannya tentang hubungannya dan Faisal. Elis pun langsung terdiam dan mengangguk mengerti lalu mengambil kartu tersebut.

"Baik, Nona."

Setelahnya Elis keluar dari ruangan dan Binar terduduk di pinggir brankar sambil menyentuh perutnya. Entah bagaimana respon Faisal saat tahu hal ini, namun Binar bisa menduga jika pria itu akan senang, bukan karena akan memiliki anak darinya, tapi karena berhasil menyiksanya.

"Di Dunia ini, kau hanya memiliki Mama, jangan berharap lebih pada Ayahmu, Nak. Ayah punya anak lain dan Istri lain, hanya ada kita berdua. Mama akan berusaha menjadi Mama terbaik untukmu."

[][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Benar saja ucapan Binar saat di rumah sakit bahwa Faisal tak akan datang ke rumah sakit karena pria itu baru pulang ke rumah saat hari sudah malam. Bahkan Faisal tak membahas soal pesan yang dikirim oleh Elis.

Binar yang tak berharap apapun pada Faisal pun merasa biasa saja dan masih bisa bersikap tenang. Malam ini Faisal ada di kamar Levron, jadi Binar sendirian di dalam kamar dan sedang sibuk dengan laptopnya. Ia mencari tahu apa saja yang dibutuhkan ibu hamil untuk calon bayinya agar sehat selama di kandungan. Ia mencatat semua yang perlu dibeli dan tersenyum saat melihat gambar bayi mungil di internet.

"Kau akan terlihat seperti bayi itu, malaikat kecil nan polos serta lucu."

"Sehat ya, Nak. Mama ingin yang terbaik untukmu."

Menurut internet, janin dalam kandungan bisa mendengar suara dari usia tiga bulan. Berarti calon anaknya sudah bisa mendengar suara sehingga Binar mulai berbicara pada anaknya, Binar pun tak merasa kesepian lagi karena ada anaknya yang bisa ia ajak bicara walaupun tak bisa membalas ucapannya.

"Mama menyesal karena telat mengetahui keberadaanmu, Nak. Maafkan Mama."

Binar merasa sedih karena baru tahu ia sedang hamil saat usia kandungannya sudah empat bulan. Mungkin selama empat bulan itu, ia melakukan pekerjaan keras yang melelahkan sehingga janinnya merasa lelah juga, ia juga kadang mengkonsumsi makanan atau minuman yang tak sehat sehingga hal itu berpengaruh pada pertumbuhan janinnya. Tapi ia berjanji pada dirinya sendiri untuk memperbaiki pola hidupnya dan mengurangi pekerjaannya demi kesehatan calon anaknya.

"Mama engga sabar mau tahu jenis kelamin kamu, katanya usia empat bulan sudah bisa melihat jenis kelamin bayi. Nanti kita ke rumah sakit lagi ya, Nak."

Binar terus mengajak janinnya berbicara sampai ia mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Kali ini ia lebih berhati-hati dalam memilih posisi tidur karena takut menyakiti janinnya.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Hari ini Binar memutuskan untuk di rumah saja dan tak pergi ke tempat usahanya karena ia ingin beristirahat dan belanja kebutuhan ibu hamil sehingga hanya Elis yang ke tempat kerja. Awalnya Elis tak mau meninggalkannya sendirian tanpa pengawasan karena Binar sedang hamil namun Binar berhasil membujuk Elis dan akhirnya Elis bersedia untuk pergi.

Namun saat pulang dari belanja kebutuhan untuk ibu hamil, Binar dikejutkan dengan suara teriakan dari ruang tamu, ia pun meletakkan dulu belanjaannya di kamar lalu menggerakkan kursi rodanya menuju ke ruang tamu untuk melihat apa yang terjadi.

Terlihat Levron sedang menangis dan bersujud di kaki Faisal sambil memohon, sedangkan Faisal terlihat tak peduli dan ada perempuan cantik berpakaian modis di samping suaminya, ia tak kenal perempuan itu dan belum mengerti apa yang terjadi. Septhi dan Shinta terlihat ikut sedih saat melihat kondisi Levron, begitu pun Binar. Hingga semua kebingungan Binar terjawab saat mendengar Faisal berbicara.

"Aku tak akan mengubah keputusanku, aku akan menceraikanmu, Levron!"

[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Tangerang, 18 September 2021

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang