Bab -48-

37.1K 4.2K 131
                                    

"Kebahagiaan itu sederhana, bukan dengan kekayaan, namun dengan kehidupan damai."
-Levronka Messya-

TARGET: 8 RIBU PENGIKUT.

Kali ini bukan vote targetnya tapi pengikut, aku lihat banyak pembaca baru di lapak ini namun belum follow akun wattpad aku, jadi follow dulu baru aku update.

Tenang kok, pengikut aku cuma kurang dua ratus untuk capai 8 ribu pengikut. Jadi, ayo follow akun aku.
............................

Di sisi lain, Levron sedang berkunjung ke rumah Faisal untuk kembali mengantar Liya namun rumah tampak sepi, biasanya Binar atau Elis ada di rumah dan menyambutnya namun kali ini ia berkali-kali memanggil tak ada sahutan.

"Binar."

"Elis."

"Faisal."

"Levron, ternyata kau sudah datang."

Levron menoleh ke arah asal suara dari lantai atas, ternyata Septhi yang menyahuti panggilannya. Septhi menuruni tangga dan berjalan ke arahnya lalu memeluknya. Ia pun balas memeluk Septhi.

"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi."

"Aku juga. Aku datang ke sini untuk megantar Liya, minggu ini jadwalnya bersama Ayahnya."

"Iya, aku tahu. Binar sudah mengatakannya tadi pagi."

"Hai, Liya cantik."

"Hai juga, Tante Septhi."

"Liya langsung masuk ke kamar saja, Nak."

"Baik, Tante. Mama, aku ke kamar dulu ya. Mama jaga kesehatan saat aku berada di rumah Ayah."

"Iya, Sayang."

Setelah mencium pipi dan kening puterinya, Levron membiarkan Liya berjalan masuk ke kamar lamanya. Septhi pun mempersilahkan Levron duduk, karena sudah lama tak bertemu akhirnya Levron memutuskan untuk duduk sekedar berbicara sebentar dengan Septhi.

"Apa pekerjaanmu saat ini, Levron?"

"Usaha kecil-kecilan."

"Aku sedih melihat kondisimu saat ini, kau jauh dari kata mewah."

"Ya, aku tak mungkin memaksakan diri untuk memenuhi keinginanku yaitu memiliki kehidupan mewah seperti dulu karena keuanganku terbatas."

Jika dulu Levron akan tersinggung dengan ucapan Septhi yang cenderung merendahkannya namun kali ini ia bisa bersikap bijaksana dengan tidak emosi dan tetap tenang. Ia anggap ucapan Septhi hanya bentuk rasa perhatian saja.

"Tapi bukankah Faisal memberikan uang bulanan untuk Liya sangat banyak? Kenapa kau tidak memakainya untuk ke salon atau sekedar membeli baju yang lebih bagus dari ini?"

Septhi merasa kasihan melihat Levron memakai pakaian tanpa merk, riasan wajah yang murah, tanpa perhiasan, tas dan sepatu yang biasa saja. Ia tak bisa membayangkan berada di posisi Levron saat ini.

"Uang bulanan hanya untuk kebutuhan Liya, aku tak akan memakainya untuk kebutuhanku."

"Kau tahu Levron, Harini batal menikah dengan Faisal. Kau memohon saja pada Faisal untuk kembali ke rumah ini sebagai Istrinya, bagaimana pun ada Liya yang merupakan ....

"Aku tidak akan melakukan itu."

"Kenapa?"

"Karena walaupun hidup sederhana tapi aku bahagia, jiwaku bebas, aku tidak perlu berpikir bagaimana caranya mempertahankan posisi yang jelas-jelas bukan milikku. Aku pamit pulang. Aku titip salam untuk Faisal dan Binar."

Istri TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang