"Terkadang seseorang tak sadar bahwa dirinya sangat merepotkan orang lain"
-Binar Swastika-Setelah mendapatkan sate yang diinginkannya, Faisal langsung makan dengan lahap tanpa menanyakan apakah Binar dan Elis mengalami kesulitan mencari sate tersebut atau sekedar berbasa-basi mengucap terima kasih. Bahkan sampai sate dua puluh tusuk itu habis, Faisal malah langsung tertidur. Binar hanya bisa menahan kekesalannya sedangkan Elis hanya tersenyum maklum.
"Ini sudah malam, sebaiknya Nona Binar tidur saja. Biar saya yang tetap berjaga malam ini."
"Baiklah."
Binar memutuskan untuk tidur di sofa setelah Elis membantunya berbaring di sofa. Ia pun sudah lelah mencari ke sana dan kemari penjual sate, tak ada warung atau toko yang buka, sehingga Binar dan Elis harus menemui langsung penjual sate ke rumahnya dengan alasan ada perempuan yang ngidam sate, jika Faisal tahu dirinya dipanggil perempuan maka Faisal pasti akan marah. Maka dari itu Binar dan Elis tidak mengatakan apapun, terlebih Faisal seakan tak peduli.
Tak terasa sudah berjam-jam Faisal dan Binar tertidur hingga sudah berganti hari dan sudah pagi. Binar terbangun karena mendengar suara teriakan Faisal yang membuat telinganya sakit. Ia pun bangun dan duduk di sofa sambil menatap bingung ke setiap orang yang ada di ruangan ini, ternyata ada Shinta, Septhi, Levron, dan Harini di ruangan ini. Tak lupa Elis yang berada di tengah ketegangan istri-istri Faisal.
"Biar aku saja yang menyuapi Faisal."
"Kau itu belum menjadi istri sah dari Faisal, Harini. Jadi jangan bersikap seakan kau sangat penting di sini. Masih ada aku, Septhi, dan Levron."
Harini terlihat marah dengan perkataan Shinta yang merebut mangkuk berisi bubur yang baru saja diantar oleh suster. Faisal sendiri hanya bisa mengurut keningnya dengan jarinya pertanda pusing melihat keributan ini.
"Ini hanya hal sepele, kenapa kau harus membawa status, apa bedanya nanti dan sekarang? Toh aku sudah dipastikan akan menjadi istri Faisal untuk menggantikan Levron."
"Jangan terlalu tinggi bermimpi, Harini. Kau belum tahu saja jika Binar bisa mengubah apapun saat ini."
Septhi langsung angkat suara untuk membela Levron yang memutuskan diam. Semua orang masih sibuk dengan keributan dan tak menyadari Binar sudah bangun. Binar mencoba duduk ke kursi rodanya, namun Levron melihatnya.
"Biar aku membantumu, Binar."
"Terima kasih, Levron."
Sontak semua orang menoleh pada Binar. Jika semua istri Faisal senang melihat Binar. Maka Harini kesal saat melihat Binar karena Binar telah berhasil mengandung anak laki-laki Faisal yang menjadi alasan Faisal menikahinya karena menurut mitos yang ada dan sampai ke telinga Faisal entah dari mana, jika seorang perempuan lahir di keluarga dimana saudaranya kebanyakan laki-laki maka perempuan itu pasti akan hamil anak laki-laki. Kebetulan Harini hanya anak perempuan semata wayang di keluarganya dan memiliki tiga kakak laki-laki, hal itu membuat Faisal berniat menikahinya dengan kepercayaan mitos itu, terlebih semua istri Faisal rata-rata memiliki saudara perempuan. Namun sayangnya mitos itu dihancurkan oleh kehamilan Binar yang hanya mempunyai dua saudara perempuan.
"Binar, harusnya aku yang mengucap terima kasih padamu, kau telah menyatukan aku dengan Puteriku. Kebaikan apapun yang aku lakukan padamu, rasanya akan terus kurang dengan kebaikan yang kau berikan padaku."
Tujuan Levron datang ke rumah sakit karena panggilan dari Faisal, ia pun baru diberitahu jika Binar sedang hamil anak laki-laki. Binar sudah membantunya untuk bersatu dengan puterinya dengan meminta hal itu pada Faisal, padahal ia yakin Binar bisa meminta hal lain untuk kepentingannya sendiri dibandingkan memikirkan kepentingan orang lain namun Binar bukan perempuan egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Terakhir
RomanceBinar sudah terbiasa hidup bergantung pada kursi roda semenjak umur sepuluh tahun. Sejak saat itu kepribadiannya berubah, tak ada ada lagi keceriaan dan tawa, yang ada hanya kesedihan. Mimpi menjadi seorang atlet pun kandas karena satu tragedi palin...